Bagaimanakah review film Gringo?

Tidak ada yang lebih mengesalkan ketika dicampakkan. Begitulah kisah Harold Soyinka (David Oyelowo) dalam ulasan film Gringo yang tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 20 April 2018.

Harold Soyinka memiliki kehidupan yang hampir sempurna. Menjabat sebagai salah satu orang penting di perusahaan milik temannya Richard Rusk (Joel Edgerton) dan rekan kerjanya Elaine Markinson (Charlize Theron).

Sayangnya pada suatu momen kehidupan Harold berbalik 180 derajat ketika sedang melakukan pekerjaannya di Meksiko. Teman-temannya berkhianat, istrinya berselingkuh, dan yang paling parah Harold harus bertemu dengan bos pengedar narkoba dari Meksiko.

Harold seperti tidak tahu harus melakukan apa lagi. Apalagi ketika dirinya harus terlibat menjadi bagian dari operasi penyelamatan seorang tentara bayaran dan menjadi incaran petugas DEA di waktu yang bersamaan.

Harold terlantar di sebuah motel kumuh di Meksiko. Bertemu dengan seorang cantik bernama Sunny (Amanda Seyfried) hingga diincar banyak orang, dan mampukah Harold berhasil mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi atau sebaliknya, bisa keluar dari aksi kejar-kejaran yang terjadi di Meksiko.

Gringo merupakan film komedi-aksi terbaru yang bisa kamu tonton di minggu ini sebelum Avengers: Infinity Wars tayang di Indonesia minggu depan.

Film ini diarahkan oleh sutradara Nash Edgerton yang lebih banyak berkutat di film-film pendek. Gaya komedi yang pas coba ditampilkan melalui sosok Harold Soyinka (David Oyelowo). Misalnya ketika Harold yang tampil dialek Afrika yang seakan-akan mengingatkan kita kembali pada sosok T’Challa (Black Panther).

Masih ada juga karakter Richard Rusk yang diperankan Joel Edgerton. Menjadi teman Harold cukup sukses memerankan karakter seorang bos yang nakal dan jahat. Meskipun begitu peran yang dimainkan Joel masih terasa belum maksimal seperti halnya ketika dirinya menjadi agen CIA di film Red Sparrow.

Masih ada artis besar lainnya yaitu Elaine Markinson yang diperankan Charlize Theron sebagai sosok seksi yang nakal dan selalu menggoda Richard namun tidak peduli dengan nasib Harold.

Semuanya berkutat dalam permasalahan yang sama, yaitu terlibat dalam penculikan Harold. Gaya komedi ini yang coba diceritakan oleh Nash Edgerton ketika bercerita tentang filmnya. Alur ceritanya cukup rapi, namun gaya komedi David Oyelowo saja yang belum tampil total.

Mungkin saja ini terjadi karena film Gringo tidak hanya sekedar menampilkan lawakan-lawakan dan gestur yang dibangun David Oyelowo. Namun menceritakan tentang aksi-aksi yang dilakukannya ketika berhadapan dengan penggedar narkoba dari meksiko.

Selain itu di bagian pertengahan film, alur sedikit berjalan lambat, meskipun begitu suasana menjadi lebih cepat ketika tingkah konyol Harold kembali membuat penonton menjadi tertawa terpingkal-terpingkal.

sumber : https://id.bookmyshow.com