Bagaimanakah Perbedaan Leksikografi dan Terminograf?

image
Pada umumnya leksikografer memahami leksikografi sebagai bagian linguistik yang berkaitan dengan penelitian tentang kamus (metalexicographers) dan pembuatan
kamus (practical lexicographer). Kemudian ada istilah juga terminografi dalam pembuatan kamu.

Bagaimanakah perbedaan leksikografi dan terminografi?

Perbedaan Sekaligus Persamaan

Apabila kita melakukan pembedaan antara leksikografi dan terminografi sebenarnya kita mencoba mengaitkannya dengan perbedaan antara leksikologi dan terminologi. Secara sederhana, leksikologi mengkaji dan mendeskripsikan kosakata, sedangkan leksikografi, yang menerapkan hasil leksikologi, berkaitan dengan pembuatan kamus. Terminologi mendeskripsikan bahasa yang berkaitan dengan tujuan tertentu secara teoretis dan metodologi (Bergenholtz dan Tarp, 2002).

Hasil kerja terminologi menjadi bahan dalam terminografi untuk membuat kamus istilah atau kamus khusus. Dengan demikian, leksikografi memanfaatkan hasil leksikologi untuk menyusun kamus umum, sedangkan terminografi memanfaatkan hasil kerja terminologi untuk menyusun kamus khusus. Dengan kata lain, penempatan leksikografi yang beroposisi dengan terminografi pada dasarnya telah menempatkan kerja leksikografer hanya memproduksi kamus umum, sedangkan kamus khusus atau kamus istilah merupakan hasil kerja terminografer.

Terminografer setuju dengan kebanyakan leksikografer bahwa terminografi berbeda dengan leksikografi dengan beberapa alasan sebagai berikut. Pertama, leksikografi berkaitan dengan deskripsi kosakata umum, sedangkan terminografi berkaitan dengan deskripsi istilah untuk tujuan khusus. Namun, dalam beberapa kasus terdapat pula kosakata istilah menjadi bagian dari data kamus umum. Hal itu dimungkinkan apabila kosakata tersebut sudah menjadi pengetahuan umum. Sebaliknya, kosakata umum tidak akan menjadi lema dalam kamus istilah.

Kedua, makrostruktur pada leksikografi bersifat alfabetis, sedangkan teminografi bersifat sistematis. Perbedaan makrostruktur tersebut menuntut kecermatan pengguna, khususnya yang menggunakan pola sistematik. Bagi kebanyakan orang makrostruktur yang disusun secara alfabetis merupakan pola yang paling dikenal dan cukup mudah dipahami. Pengguna tinggal mengurutkan alfabetis kata yang dicarinya. Sebaliknya, urutan secara sistematik menuntut pengetahuan bidang ilmu tertentu karena harus menghubungkan antarkonsep yang berkaitan.

Ketiga, leksikografi bersifat deskriptif, sedangkan terminografi bersifat preskripsif. Hal itu dapat diketahui dari data yang diperlukan dalam leksikografi dan terminografi. Data dalam leksikografi mencakup semua penggunakan kosakata dalam suatu bahasa, misalnya bahasa Indonesia. Sebagai contoh, selain ditemukan kata hamil, ditemukan juga kata bunting. Demikian juga kata mati yang bervariasi dengan kata tewas dan gugur. Bahkan, dicantumkan juga data kata yang digunakan secara tidak benar, misalnya kata almari yang disandingkan dengan kata lemari sebagai bentuk yang benar. Hal itu berbeda dengan sifat preskriptif yang ada dalam terminografi. Dengan sifat itu, data yang dimuat hanya merupakan istilah yang sudah diakui dan digunakan secara tetap dalam suatu bidang ilmu tertentu dengan konsep tertentu pula.

Keempat, sasaran pengguna terminografi adalah pengguna ahli, sedangkan pengguna leksikografi adalah kelompok orang kebanyakan atau orang umum (layman). Orang umum atau masyarakat awam (laypeople) mengacu potensi pengguna kamus yang tidak memiliki pengetahuan dasar teori tentang bidang tertentu, misalnya biologi atau kimia. Istilah itu juga mengacu pengguna kamus yang berkerja di pendidikan tinggi yang hanya memiliki pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan yang berkaitan dengan pemahaman umum. Kelompok ini hendaknya dibedakan dengan kelompok semi-ahli (semi-expert) yang juga merupakan kelompok heterogen, tetapi memiliki pengetahuan yang lebih tinggi. Mereka adalah pekerja yang bersinggungan dengan informasi biologi atau kimia. Pada umumnya mereka adalah penasihat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang setiap hari pekerjaannya memberi nasihat pada potikus pada level provinsi atau negara. Mereka mungkin juga seorang jurnalis surat kabar lokal atau nasional yang berhadapan dengan kontroversi masalah pada tingkat regulasi. Tentu saja jurnalis dan politikus itu adalah orang yang cukup familiar dengan kedua bidang tersebut sehingga mereka dapat digolongkan dalam kelompok semi-ahli. Umumnya mereka memiliki pendidikan yang memadai. Kelompok ahli (expert) dalam terminologi bidang bioteknologi adalah mereka yang memiliki pengetahuan yang cukup memadai dalam bidang bioteknologi. Ahli bioteknologi dapat juga disebut sebagai semi-ahli. Kata ahli dimaknai orang yang tidak memiliki masalah konsep dengan pengetahuan di bidang bioteknologi.

Perbedaan lainnya adalah hal pengumpulan data. Pengumpulan data dalam terminografi hanya menggunakan pengguna akademik yang ahli, sedangkan leksikografi hanya menggunakan penutur asli. Perbedaan ini membawa akibat pada penggunanya. Hasil kerja terminografi digunakan oleh masyarakat yang mengerti dan memahami suatu bidang tertentu, sedangkan hasil leksikografi digunakan oleh orang kebanyakan tanpa membedakan bidang keahliannya.

Selain itu, pada umunya terminografi digunakan sebagai petunjuk memproduksi teks, sedangkan leksikografi digunakan untuk memahami teks dan menerjemahkan teks. Dalam terminografi tidak ditemukan bentuk polisemi meskipun terkadang ada lebih dari istilah yang digunakan untuk megacu satu konsep, sebaliknya dalam leksikografi ditemukan polisemi. Dalam teminografi digunakan pengurutan model sistemik sebagai titik awal kerja terminografi, sedangkan leksikografi penataan kata tidak menggunakan metode sistemik, tetapi alfabetis. Dalam terminografi pengelompokkan istilah berdasarkan hubungan konseptual, sedangkan leksikografi menggunakan metode linguistik. Selain itu, dalam terminologi mereka berkerja dengan konsep dan istilah, bukan dengan tanda bahasa sebagaimana dalam leksikologi.

Namun, alasan-alasan di atas tidak dapat menjadi dasar yang kuat untuk membedakan antara terminografi dan leksikografi. Perbedaan keduanya masih belum jelas. Setidaknya dari dua alasan. Pertama, leksikografi membuat konsep untuk kamus yang multifungsi, bukan berangkat dari kebutuhan pengguna. Alasan itu untuk mematahkan alasan bahwa terminografer hanya membuat buku pentunjuk yang diperuntukkan bagi pengguna ahli untuk memproduksi teks, sedangkan leksikografer membuat buku petunjuk bagi layman untuk memahami teks. Kedua, alasan yang menyatakan bahwa leksikografer membuat kamus dengan susunan makrostruktur secara alfabetis, sedangkan terminografer membuat kamus dengan makrostruktur secara sistemik, hanya dinyatakan benar jika mayoritas kamus dibuat tercetak, tetapi tidak semua dibuat tercetak. Bahkan, mayoritas terminografer bekerja tidak hanya menghasilkan petujuk yang menggunakan pola makrostrutur secara sistematis. Pada kenyataannya terminografer dan leksikografer menghasilkan kamus dengan susunan makrostruktur secara alfabetis dan sistemis, bergantung pada pengguna. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa terminografi dapat dilihat sebagai sinonim leksikografi yang khusus karena keduanya memiliki kesamaan objek dan kesamaan tujuan (Bergenholtz dan Tarp, 2002:38).

Hal itu menjadi berbeda bagi mereka yang membedakan secara ketat antara leksikografi dan terminografi, mereka juga akan membedakan antara konsep leksikologi dan terminologi. Mereka beranggapan bahwa keduanya merupakan istilah yang memiliki konsep yang berbeda. Leksikologi berkaitan dengan leksikografi, sedangkan terminologi berkaitan dengan terminografi.

Referensi

http://pbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku%20Leksikografi.pdf