Sifat-sifat kebudayaan yang dapat kita lihat dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Kebudayaan Diperoleh dari Belajar
Kebudayaan manusia tidak diturunkan secara biologis atau genetis, tetapi melalui sosialisasi dan internalisasi yang diperoleh akibat bergaul dan berinteraksi dengan manusia lain dalam suatu kelompok. Artinya, perilaku manusia lebih banyak digerakan oleh kebudayaan dibandingkan perilaku makhluk lain yang tingkah lakunya digerakkan oleh naluri (insting).
Kepuasan seksual adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebagaimana semua makhluk memiliki kebutuhan ini. Hewan akan melampiaskan kebutuhan ini begitu kebutuhan seksnya sudah matang, dilakukan begitu saja ketika menemukan pasangan. Sedangkan, dalam makhluk yang berbudaya, seperti manusia, untuk memenuhi kebutuhan seks, harus dilakukan pendekatan-pendekatan, tidak bisa dilakukan di sembarang tempat, juga kebanyakan harus dilakukan menurut kebudayaan dan adat, misalnya hanya boleh dilakukan setelah menikah.
2. Kebudayaan Milik Bersama
Dikatakan kebudayaan milik bersama karena hal itu adalah milik bersama para anggotanya. Semua anggota harus mematuhinya dan mengikutinya karena diikat oleh konvensi, nilai-nilai, dan norma atau bahkan aturan. Suatu kelompok mempunyai kebudayaan jika para warganya memiliki secara bersama sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan yang sama yang didapat melalui proses belajar.
Sebagaimana contoh di atas, pernikahan disebut sebagai bagian dari budaya manusia karena dia dijalani oleh umat manusia. Memang ada orang yang melakukan hubungan seks tanpa pernikahan, tetapi umumnya masih dianggap menyimpang. Mengapa demikian? Seks pra-marital (sebelum nikah) atau ekstra-marital (di luar nikah) masih dianggap “haram”, apalagi dalam budaya yang masih tradisional dan menjunjung agama secara kuat.
3. Kebudayaan Sebagai Pola
Pola-pola seperti pola tingkah laku dan lain sebagainya terjadi karena dalam kebudayaan ada nilai atau batasan-batasan yang mengatur cara hidup dan tingkah laku masyarakat. Pola yang ideal adalah apa yang secara nilai diakui bersama oleh para anggotanya. Pola-pola inilah yang sering disebut dengan norma-norma.
Tidak diikutinya pola-pola ini berarti dikatakan bahwa budaya sedang dilanggar atau tidak dipatuhi. Siapa yang mengganggu pola ini biasanya akan dianggap menyimpang. Akan tetapi, bukan berarti budaya membatasi anggotanya secara kaku. Bentuk hukuman akan tergantung pada tingkat pola bagaimana dan jenis kebudayaan apa yang dilanggar. Namun yang jelas, terganggunya pola yang ada berarti akan terjadi gangguan dalam interaksi sosial.
Misalnya, ketika kita berbelanja di pasar tradisional di sebuah wilayah Indonesia, tetapi kita gunakan bahasa Jepang, jelas ini tak akan membuat proses transaksi berjalan karena bahasa yang kita gunakan tidak akan dipahami.
4. Kebudayaan Bersifat Dinamis dan Adaptif
Kebudayaan bersifat dapat berubah, baik secara pelan maupun cepat, tergantung pada perubahan material yang dihadapi dan menjadi penyangga hubungan di antara sesama manusia. Misalnya, contoh di atas tadi: budaya pernikahan (melakukan hubungan seks sebelum menikah) ternyata kian hari kian banyak yang tidak mengikutinya.
Ini karena seks adalah kebutuhan pokok, sedangkan nilai-nilai yang mengatur bahwa seks harus dilakukan setelah menikah (dalam agama) mulai tergerus oleh majunya pengetahuan dan teknologi. Jadi, dalam hal ini teknologi dan fasilitas yang membuat orang meningkatkan pengetahuan dan cara berpikir merupakan basis material.
Seks bebas merupakan fenomena yang kian menggejala di tengah-tengah zaman ketika teknologi informasi dan komunikasi kian tak terbendung. Jadi, itulah yang dimaksud kebudayaan bersifat adaptif, yaitu bahwa kebudayaan akan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, terutama perkembangan pada wilayah material (IPTEK).
Adaptasi terhadap wilayah material memang merupakan watak kebudayaan paling utama. Cara pandang masyarakat yang paling besar diubah secara besar-besaran oleh munculnya pengetahuan dan teknologi ini. Mengapa budaya Barat mengekspansi budaya Timur, dan budaya Timur harus menyesuaikan diri dengan Barat, tentunya karena budaya Barat datang dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.