Bagaimana Uni Soviet Pada Masa Pemerintahan Mikhail Gorbachev?

Uni Soviet Pada Masa Pemerintahan Mikhail Gorbachev

Diawali pada Maret 1985, Majelis Tinggi Uni Soviet memilih seorang tokoh muda yang membawa pengaruh bagi warga Soviet dan bagi seluruh dunia yaitu Mikhail Gorbachev.

Bagaimana Uni Soviet Pada Masa Pemerintahan Mikhail Gorbachev ?

Uni Soviet Pada Masa Pemerintahan Mikhail Gorbachev


Diawali pada Maret 1985, Majelis Tinggi Uni Soviet memilih seorang tokoh muda yang membawa pengaruh bagi warga Soviet dan bagi seluruh dunia yaitu Mikhail Gorbachev. Gorbachev merupakan tokoh paling muda yang pernah memimpin Partai Komunis dalam sejarah Uni Soviet. Namun pada awal masa kepemimpinan Gorbachev, Uni Soviet sedang mengalami stagnasi dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, dan sosial. Stagnasi yang terjadi membawa Uni Soviet dalam keterpurukan.

Dalam bidang ekonomi, pertumbuhan ekonomi berjalan sangat lambat. Bahkan dalam lima belas tahun belakangan ini perrtumbuhan ekonomi Soviet telah menurun hampir setengahnya dan pada awal tahun 1980-an mencapai tingkat yang hampir menyamai stagnasi ekonomi.

Keadaan Rusia yang semakin terpuruk membutuhkan perbaikan secepatnya. Oleh karena itu, Gorbachev berupaya untuk mencari solusi dan alternatif dari permasalahan yang sedang melanda Uni Soviet. Gorbachev telah melakukan diskusi dengan beberapa tokoh penting Uni Soviet dan hal tersebut dilakukan jauh sebelum ia terpilih menjadi pemimpin Partai Komunis. Dalam rapat paripurna pertama dalam kepemimpinannya, ia mengumumkan untuk menetapkan perestroika (atau restrukturisasi) dalam pemerintahan Soviet. Perestroika merupakan sebuah program yang sangat mendesak yang harus dilakukan. Perestroika adalah sebuah restrukturisasi untuk mengantisipasi proses stagnasi dan kelumpuhan total dengan menciptakan mekanisme percepatan yang efektif bertumpu pada kinerja dan karya nyata masyarakat, pada perkembangan demokrasi dan keterbukaan.

Penerapan perestroika tidak dapat dipisahkan dari penerapan demokratisasi dalam masyarakat dan pemerintahan Uni Soviet. Menurut Lenin, sesungguhnya sosialisme dan demokrasi tidak dapat dipisahkan. Dalam prinsip sosialisme ditekankan bahwa dari masing-masing sesuai kemampuannya, kepada masing-masing sesuai pekerjaannya dan berupaya untuk menegaskan keadilan sosial bagi semua, hak yang sama bagi semua, hukum yang sama bagi semua, jenis disiplin yang sama bagi semua, dan tanggung jawab bagi masing-masing. Selain itu, Gorbachev mengeluarkan kebijakan glasnost (keterbukaan) dalam program perestroika -nya. Glasnost dianggap penting untuk dilakukan karena pada pemerintahan Uni Soviet, negara memiliki kontrol yang sangat kuat terhadap masyarakat dan pemerintahan.

Selain itu, masyarakat tidak diperkenankan untuk melakukan kritik terhadap pemerintahan. Keadaan negara yang sangat tertutup terhadap kritik dan tekanan dari masyarakat menjadikan negara menjadi lemah. Glasnost telah mendorong pemerintahan untuk lebih transparan dalam informasi kepada masyarakat, terkait kebijakan yang diambil, dan tindakan yang dilakukan. Kebijakan glasnost telah mendorong masyarakat untuk mengkritik dan memberikan suara atas ketidakpuasan di berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, dan politik. Dengan demikian, kritik dan saran dari masyarakat akan memberikan masukan dan akan semakin memperbaiki keadaan Uni Soviet.

Dalam menerapkan reformasi ekonomi, Gorbachev menekankan kepada dua poin penting, yaitu uskronie (percepatan atau akselerasi) dan khozaeschet (otonomi kepada perusahaan). Uskronie merupakan percepatan dalam bidang ekonomi, masyarakat diharapkan untuk bekerja keras agar produksi ekonomi semakin meningkat. Sedangkan pemberian otonomi kepada perusahaan untuk mengatur dan mengoperasikan kegiatan ekonomi sendiri, seperti menentukan harga, upah, dan target produksi yang dihasilkan. Sehingga tidak lagi sepenuhnya diatur oleh negara. Dengan kata lain, negara memberikan kuasa kepada perusahaan untuk mengatur perusahaan sendiri.

Sedangkan reformasi politik yang dilakukan Gorbachev, ia melakukan perubahan dalam beberapa bidang, antara lain membangun masyarakat sipil dari bawah terkait dengan konsep keterbukaan yang dilakukan oleh Gorbachev. Masyarakat diberikan kebebasan dalam bidang media dan organisasi untuk memberikan saran, kritik, dan pendapatnya mengenai negara. Sehingga dapat menjadi masukan kepada negara untuk menjadi lebih baik lagi. Selain itu, Gorbachev melakukan pemisahan Partai dan Negara. Gorbachev menginginkan agar negara menjadi merdeka tanpa dikontrol kekuatan dari partai. Kebijakan lain yang dibuat Gorbachev adalah memisahkan kekuasaan ekskutif dan legislatif. Hal ini dilakukan agar presiden lebih memiliki kekuasaan dan kebebasan untuk menentukan pemerintahannya. Selama ini presiden berada dalam posisi yang lemah, sebagai pihak yang diberi mandat oleh rakyat, presiden sebenarnya memiliki legitimasi untuk dapat memerintah dengan kekuasaan yang lebih besar.

Mikhail Gorbachev dan kelompoknya berhasil mentransformasi sistem negara sosialis yang tidak demokratis, tersentral ke sistem sosialisme demokratik. Dengan melakukan hal tersebut mereka berharap akan memunculkan potensi yang terpendam dari sistem sosialis. Namun untuk mendemokrasikan suatu sistem yang tidak demokratis harus menghadapi suatu pertarungan politik. Perubahan sistem ini harus mendapat dukungan dari publik yang selama beberapa generasi telah dikontrol oleh negara. Proses politik yang dihasilkan dapat berbeda arah dari yang diinginkan oleh pemimpin kelompok reformis.

Semenjak tahun 1985 hingga 1991 terjadi pertarungan politik di Uni Soviet. Hal ini diakhiri dengan kekalahan dan kehancuran Partai Komunis, runtuhnya sistem negara sosialis, dan runtuhnya negara Uni Soviet itu sendiri. Pertarungan ini semakin kompleks dengan sistem satu partai Soviet. Pertarungan terjadi di dalam Partai Komunis. Pertarungan ini terjadi juga di media massa untuk mempengaruhi opini publik. Fenomena ini juga menjadi perdebatan pada jurnal akademik dan konferensi, para intelektual mendebatkan arah reformasi politik dan ekonomi. Juga terjadi pada kampanye pemilihan umum dimana sejumlah kandidat adalah anggota Partai Komunis dan sedikit kandidat memiliki program yang jelas. Pertarungan juga terjadi di jalanan saat demonstrasi massa dan boikot menjadi hal yang biasa pada masa Gorbachev.

Saat tahun-tahun Perestroika , gerakan oposisi secara gradual berkembang di Uni Soviet, dan Boris Yeltsin muncul sebagai pemimpin yang tidak sulit ditandingi. Gerakan oposisi ini muncul tahun 1989 ketika pemilihan umum pertama dilaksanakan. Gerakan ini melahirkan sejumlah organisasi penting, seperti Interregional Group of Deputies dan Democratic Russia , tetapi tidak ada satupun organisasi besar yang muncul saat Uni Soviet.

Tepatnya, gerakan oposisi yang dipimpin oleh Yeltsin tidak dapat ditentukan sebagai babak awal pertarungan politik. Tema yang dimunculkan antara lain adalah demokrasi, kebebasan individu, dan reformasi ekonomi. Gerakan ini dikenal sebagai gerakan pro-demokrasi. Namun, mereka gagal dalam memisahkan diri dari arah kebijakan yang dibuat oleh Gorbachev. Dibawah kepemimpinan Gorbachev, suatu demokratisasi yang signifikan terjadi di Soviet. Seperti yang terjadi pada Oktober 1990, Uni Soviet telah menciptakan institusi keterwakilan legislatif, menghilangkan hak konstitusi Partai Komunis untuk berkuasa, mengadopsi aturan yang memberikan status yang sama bagi semua partai politik, dan mengakhiri monopoli Partai Komunis pada media berita. Gerakan oposisi memainkan peran dalam menekan reformasi tersebut, tetapi mereka melanjutkan untuk tetap beroposisi terhadap Gorbachev.

Hal yang menjadi ketidaksetujuan Yeltsin dan pendukungnya beroposisi terhadap Gorbahev hingga terakhir adalah komitmen Gorbachev untuk mereformasi dan demokratisasi sosialisme, daripada menggantinya dengan kapitalisme. Setelah Yeltsin dan pendukungnya mengambil alih kekuasaan di Federasi Rusia pada akhir 1991, tidak terdapat perubahan dramatis dalam pembangunan institusi demokrasi atau menjamin kebebasan individu, karena hal tersebut sudah dilakukan pada akhir periode Soviet. Perubahan signifikan yang terjadi setelah Desember 1991 adalah pemerintahan, dibawah kepemimpinan Yeltsin dan gerakannya ia membuat program yang bertujuan untuk mentransformasi sistem sosial-ekonomi Rusia secara cepat dan radikal.

Pemerintahan Yeltsin berusaha untuk secepatnya mengeliminasi elemen tersisa dari sistem sosialis dan menciptakan basis bagi sistem kapitalis. Sementara Yeltsin dan pendukungnya mendukung demokrasi dan kebebasan individu, pada akhirnya hal yang mereka perjuangkan adalah keinginan untuk mengganti sistem Soviet dengan sistem kapitalis yang sama dengan negara barat. Tujuan ini yang membedakan mereka dengan keinginan Gorbachev untuk membangun demokrasi sosialisme dan sistem sosialis yang dapat dibangun dengan sejumlah perubahan kecil. Dalam pandangan ini, tampak bahwa gerakan Yeltsin menuju pada koalisi pro-kapitalis karena keinginan kuat untuk membawa kapitalisme sebagai ideologi yang menentukan, dan koalisi karena gerakan sangat dinamis dan tidak mendapat dukungan dari masyarakat Soviet. Tidak semua suporter aktif dari gerakan ini memahami tujuan dari kapitalisme. Namun pada akhir 1980an gerakan ini lebih menekankan pada program privatisasi bisnis dan pasar bebas, dan ketika Yeltsin berkuasa ia segera membangun sistem sosial ekonomi yang dipandang orang sebagai sistem kapitalis.

Program reformasi Mikhail Gorbachev perestroika menciptakan kondisi yang menumbuhkan koalisi pro-kapitalis, yang akhirnya dianggap sebagai pemenang dari pertarungan bagi arah masa depan bagi masyarakat Soviet. Mereka memenangkan pertarungan karena ia dapat menyatukan, terutama dalam perubahan realitas institusi pada sistem Soviet, mendapat dukungan dari masyarakat yang aktif dalam perjuangan bagi perubahan sosial.