Bagaimana tanggapan Evan Spiegel saat eksistensi Snapchat turun karena Instagram dan Facebook meniru fitur yang dimiliki Snapchat ?

instagram dan snapchat

Instagram dan Facebook memiliki 300 juta pengguna, sementara Snapchat hanya memiliki 178 juta pengguna. Bagaimana sang CEO menanggapi perusahaannya yang harus bersaing dengan perusahaan raksasa?

1 Like

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Facebook dan anak perusahaannya mencontek fitur Snapchat. Setelah gagal mengakuisisi Snapchat, Facebook meluncurkan fitur-fitur yang mirip dengan Snapchat. Karyawan Snapchat pun khawatir bahwa langkah para rivalnya dapat menghambat pertumbuhan Snapchat.

Tak tinggal diam, Evan Spiegel (CEO Snap Inc) menenangkan hati para karyawannya dan menekankan bahwa mereka tidak perlu khawatir dengan Instagram dan Facebook. Spiegel pun meminta karyawannya untuk melupakan rivalitas perusahaan dengan Facebook dan memperingatkan karyawan agar tidak memperhatikan harga saham. Waktunya akan lebih baik difokuskan untuk menciptakan produk inovatif.

Inilah tanggapan Spiegel terhadap pertanyaan Facebook tentang kreativitas:

Jika Anda ingin menjadi perusahaan kreatif, Anda harus merasa nyaman, dan pada dasarnya menikmati kenyataan bahwa orang-orang akan menyalin produk Anda jika Anda menghasilkan banyak produk. Kami telah melihat ini banyak hal terjadi dalam teknologi. Saat Google diluncurkan, semua orang benar-benar merasa membutuhkan strategi pencarian. Saat Facebook diluncurkan, semua orang merasa butuh strategi sosial. Dan sekarang dengan Snap, bersama perusahaan kami, kami percaya bahwa setiap orang akan mengembangkan strategi kamera karena menurut saya, kami sangat membantu orang memahami betapa berharganya kamera. Ini benar-benar pusat segala sesuatu yang kita lakukan. Pada akhir hari, hanya karena Yahoo, misalnya, memiliki kotak pencarian, itu tidak berarti mereka Google.

Sumber:

Fitur Stories milik Snapchat diketahui berhasil menarik minat dari banyak pengguna media sosial, maka banyak dari para kompetitornya yang berusaha untuk mengikuti fitur milik snapchat tersebut. Facebook diketahui sebagai “peniru” nomor satu dari layanan Stories yang dimiliki oleh Snapchat.

Evan Spiegel sebagai CEO dari Snapchat sempat mengomentari aksi meniru yang dilakukan oleh para kompetitornya. Pada saat itu, Evan mencoba untuk mengibaratkan kasus yang dialaminya seperti kasus yang sebelumnya juga pernah dialami oleh Yahoo! Dan Google.

Jika Anda ingin menjadi perusahaan yang kreatif, Anda harus percaya diri dan senang jika seseorang meniru produk Anda saat Anda membuat sesuatu yang bagus. Hanya karena Yahoo! memiliki kololm pencarian bukan berarti mereka Google.

Akibat penjiplakan yang dilakukan oleh Facebook tersebut, Snap Inc harus menerima kerugian. Saham yang dimiliki oleh perusahaan Snapchat tersebut di perkirakan sudah kehilangan untung sebesar USD2,2 miliar.

Sumber :
https://jurnalapps.co.id/upaya-snapchat-lindungi-inovasinya-dari-kompetitor-12055

RENCANA FLIP FLOP SNAPCHAT

Snap Inc. membuat karyawannya khawatir setelah Facebook memperkenalkan Instagram Stories yang fiturnya mirip dengan Snapchat tahun 2016 lalu. Pertumbuhan Snap Inc. melamban 86% sejak diluncurkannya Instagram Stories. Penurunan pertumbuhan ini merupakan penurunan paling rendah sejak Snap Inc. dibuka ke publik pada tahun 2014. Snap Inc. hanya tumbuh sekitar 7 persen dalam Q3 tahun 2016 dengan pengguna harian 153 juta pengguna. Dan Q4 tahun 2016 makin menurun, sedangkan Instagram Stories mencapai 150 juta pengguna harian, hampir melampaui pengguna harian Snapchat. Padahal Snapchat hanya bisa menarik rata-rata 158 juta pengguna harian dengan pertumbuhan 3,2 persen di Q4.

Maka, untuk memperbaiki keterpurukan tersebut, CEO Evan Spiegel mengatakan bahwa Snapchat akan membuat perubahan yang berani yang tidak pernah dibayangkan orang sebelumnya. Spiegel menuliskan tentang perubahan-perubahan yang akan dilakukan pada tahun 2017 lalu.

Influencer
Sebelumnya: Snapchat menghindari para influencer selama bertahun-tahun meskipun pengaruhnya sangat besar. Snap Inc. menolak influencer seperti Mplatco (creator), menyediakan analisis lemah pada pengguna, mengabaikan permintaan pengguna, menolak bantuan dengan akun lock-out dan hanya memverifikasi akun selebritis. Akhirnya banyak Snapchatters yang pindah ke Youtube dan aplikasi lainnya yang bisa memberikan mereka uang secara langsung. Snapchat berpendapat bahwa aplikasinya berupa jaringan teman dekat, yang membuat semua hubungan lebih berarti dan berpengaruh.

Sekarang: Spiegel mengatakan bahwa menghindari pada influencer adalah sebuah kesalahan dan Snapchat butuh penggunanya kembali. “Kita telah menelantarkan komunitas creator. Di tahun 2018, kami akan membangun aplikasi yang lebih terdistribusi dan kesempatan monetisasi bagi para creator”. Pertanyaannya adalah bagaimana jika sudah terlalu terlambat untuk menarik creator kembali ke aplikasi dengan pertumbuhan yang lamban.

Dunia berkembang/android
Sebelumnya: Snapchat bergantung pada video high-bandwidth yang tidak load dengan baik di dunia berkembang atau android, yang mana iklan juga dibayar lebih murah. Tapi bukannya meningkatkan waktu load, Snapchat terang-terangan mengabaikan pasar Rest of World. Itu mengabaikan efek jaringan Snapchat yang butuh bertahan dan menyerahkan kepada Instagram yang fiturnya lebih dulu populer.

snapchat-arpu

Rata-rata pendapatan Snapchat per pengguna hanya meningkat satu sen dari $0,29 ke $0,30 di Rest of World pada Q1 tahun 2017. Walau pun perusahaan berdebat tentang hal ini, Snapchat digugat oleh mantan karyawannya yang membuat kontroversi dengan menuduh Spiegel berkata, “Aplikasi ini hanya untuk orang kaya. Saya tidak ingin memperluas jaringan ke negara miskin seperti India dan Spanyol.”

Sekarang: Snapchat akhirnya menyadari bahwa mereka perlu menambah efek jaringannya dan meletakkan dasar untuk masa depan dengan menarik pengguna dari mana saja dalam setiap perangkat tidak peduli tantangannya. Pada Q3 Spiegel berkata, “Untuk memperluas pengguna kami, kami butuh mempercepat adopsi produk kami di antara pengguna Android dan pengguna di pasar Rest of World. Kami mengambil langkah secara internal dan eksternal. Secara internal, kami fokus pada pengembangan produk seperti arsitektur streaming baru kami untuk memutar ulang Story. Secara eksternal kami mencari rekan kerja dengan operator nirkabel yang bisa membantu kami mengembangkan layanan dengan biaya rendah.”

Orang dewasa
Sebelumnya: Snapchat melihat aplikasinya sendiri sebagai aplikasi keren untuk remaja yang bisa dimatikan ketika orang dewasa mendaftar, walau pun hal ini telah mengabaikan pengguna potensial yang besar. Spiegel berkata, “Kami memang memasarkan produk kami ke anak muda karena jujur saja, mereka lebih tertarik belajar bagaimana menggunakan produk dengan teknologi baru. Dan itu terinspirasi ketika saya mengajari nenek saya menggunakan email dan dia lebih suka untuk berbicara di telepon. Dan saya pikir lamban laun strategi tersebut berhasil untuk kami.”

Sekarang: Pada Q3 tahun 2017 Spiegel berkata, ”Untuk memperluas pengguna kami, kami butuh mempercepat adopsi produk kami di antara pengguna berusia di atas 34 tahun. Itu artinya kami akan melakukan beberapa perubahan pada produk dan bisnis kami.”

Usability
Sebelumnya: Snapchat berpikir bahwa memiliki antar muka yang membingungkan merupakan nilai tambah karena itu membuat produknya viral di anak sekolah yang saling memperlihatkan trik menggunakan aplikasi. Orang dewasa khususnya kesusahan dalam mengerti aplikasi, yang kemudian meninggalkan mereka ke pesaing Instagram yang dibangun dengan antar muka Stories yang lebih mudah dan sudah memiliki fitur yang mudah digunakan.

Sekarang: Snapchat yang putus asa karena pertumbuhannya yang lamban, akan berisiko menelantarkan pengguna yang ada jika melakukan perombakan desain besar-besaran. Spiegel berkata, “Satu hal yang sering kami dengar selama bertahun-tahun adalah Snapchat sulit dimengerti dan digunakan. Akhirnya, kami sedang mendesain ulang aplikasi kami untuk mempermudah pengguna. Kami berani mengambil risiko itu untuk apa yang kami yakini sebagai keuntungan jangka panjang yang substansial bagi bisnis kami.” Sayangnya, Januari lalu Snapchat meluncurkan desain antar muka terbarunya tetapi penggunanya tidak begitu menyukainya sampai muncul petisi untuk Snapchat mengembalikan versi Snapchat yang lama.

Algoritma Feed
Sebelumnya: Spiegel yang anti-Facebook tidak mau mengikuti langkah News Feed yang secara algoritma mengurutkan feed bahkan setelah Twitter dan Instagram menerapkannya mereka mendapatkan perkembangan yang menjanjikan. Instagram Stories menampilkan orang-orang yang ingin kita lihat dan itu membawa 300 juta pengguna hariannya. Snapchat selalu mengurutkan Stories murni dari teman Anda yang memposting terakhir kali.

Sekarang: Menurut Business Insider, Snapchat hendak meluncurkan desain barunya yaitu menggunakan algoritma dalam menampilkan feed setelah mereka sadar bahwa menyortir kontennya dengan menunjukkan hal yang paling menarik di awal adalah kesempatan terbaiknya untuk menaikkan pertumbuhan penggunanya. Spiegel berkata, “ Kami harap dengan menampilkan Stories yang tepat kepada pengguna yang tepat akan membantu pertumbuhan dan monetisasi kepada rekan kerja dan kepada Snapchat.”

Filosofi
Sebelumnya: Strategi Spiegel selalu berjalan dengan nalurinya sendiri bukan berdasarkan data, dan lebih mengejutkan orang daripada memberikan tanda pergerakan Snapchat atau menguji produk beta secara publik. Spiegel mulanya menolak untuk menerima bahwa masalah pertumbuhan disebabkan karena kompetisi dengan Intagram meski ada bukti sekali pun. Ia menghilangkan fitur Auto-Advance yang membuat Stories lebih mudah tanpa ada data muncul yang mungkin bisa membantu pertumbuhan. Ia dengan percaya diri sempat bercanda mengatakan “Kami lumayan terkenal dengan tidak memberikan arahan dalam pipeline produk.”

Sekarang: Spiegel menghabiskan kebanyakan waktunya di Q3 untuk memberikan arahan tentang pipeline produk. Ia menjelaskan, “2018 menjanjikan lebih produktif dan tahun yang baik bagi Snapchat, dengan banyak perubahan pada produk kami dan platform-nya.”

Sumber:

Instagram Ingin Memancing pengiklan dengan Promosi Baru
Karena menyadari bahwa fitur History pada Snapchat ditiru oleh instagram. Snapchat tidak diam ditempat. Snapchat pun mencari celah untuk mendapatkan penggunanya kembali. Salah satu cara yang dilakukan oleh Snapchat yaitu dengan menarik pengiklan baru. Khususnya pengiklan yang menghabiskan uang dengan pesaing terbesarnya yaitu Instagram. Untuk menarik para pengiklan tersebut, Snapchat menghubungi para pengiklan yang membeli jasa iklan video di Instagram dan pesaing lainnya,lalu Snapchat menawarkan kredit iklan gratis untuk memberi Snapchat sebuah langkah percobaan untuk menarik pengguna kembali.

Sumber:

Snapchat adalah aplikasi pesan gambar yang diciptakan oleh Evan Spiegel, Bobby Murphy, dan Reggie Brown ketika mereka masih mahasiswa di Universitas Stanford dan dirilis pada September 2011. Fitur utama dari Snapchat adalah berbagi foto atau video langsung melalui kamera dan hanya bertahan 24 jam, snapchat juga dilengkapi filter dan dapat memberikan lokasi dengan design yang unik.

Evan Spiegel tidak membangun Facebook atau Twitter berikutnya. Bagi beberapa orang yang mungkin sudah jelas, tapi penting untuk dimengerti. Itu karena Spiegel didorong oleh gagasan bahwa orang mencari alternatif untuk personel Facebook dan Instagram yang dikurasi. Ini bukan situs sosial, ini adalah aplikasi komunikasi dengan hiburan dengan ukuran besar di sampingnya.

Spiegel menjelaskan dalam sebuah pidato yang dia berikan di sebuah konferensi pada awal tahun 2014.

“Kami tidak lagi harus menangkap ‘dunia nyata’ dan menciptakannya secara online, Kami hanya tinggal dan berkomunikasi pada saat bersamaan. Ini tentang membangun sesuatu dengan perasaan”

Fokus itu adalah salah satu dari banyak alasan Snapchat adalah menggambar perbandingan dengan Facebook, yang juga terfokus pada video dan, khususnya, video berkualitas tinggi dari penerbit dan merek. Spiegel sedang membangun Snapchat ke dalam pengalaman komunikasi baru - dan untuk saat ini, dunia nampaknya lebih dari senang untuk menyesuaikan diri.

“Not to be searched, sorted and viewed — but experienced.”

Namun belakangan ini facebook dan instagram telah menggunakan fitur yang serupa, fitur “stories” yang fungsinya hampir sama dengan fitur Snapchat.

Menanggapi hal tersebut, CEO dari Snapchat Evan Spiegel berpendapat bahwa

“Anda harus merasa nyaman dan menikmati kenyataan bahwa seseorang akan menyalin Anda, jika Anda membuat banyak hal”

Evan Spiegel percaya bahwa:

“Setiap orang akan mengembangkan strategi kamera, hal tersebut akan membantu semua orang untuk mengerti betapa berharganya kamera tersebut”.

Spiegel melangkah lebih jauh untuk membandingkan persaingan perusahaannya dengan Facebook hingga hari-hari awal Yahoo dan Google.
Ketika Evan Spiegel ditanya mengenai facebook, dia menanggapi

“Hanya karena Yahoo memiliki kotal pencarian, bukan berarti mereka google”.

Jadi meskipun instagram dan facebook mempunyai fitur yang sama dengan Snapchat, bukan berarti mereka adalah Snapchat. Dan pasti ada beberapa alasan mengapa pesaing tidak bisa hanya menyalinnya saat berhasil dan Snapchat telah mengupgrade tampilannya namun tetap fokus pada fitur utamanya.

Namun Google tidak mendapatkan tempat itu hanya dengan membangun produk hebat. Google menghasilkan produk hebat dan kemudian menangkis pesaing dengan mengakuisisi mereka atau dengan menggunakan basis pengguna yang sangat besar dan data yang masif untuk meningkatkan produknya dengan cara yang tidak dapat dilakukan pesaing. Google punya strategi.

Agar sukses, perusahaan perlu menyediakan sesuatu yang diinginkan pelanggan. Dalam hal manajemen, dibutuhkan proposisi nilai, model bisnis dan strategi.

Dalam Snap’s S-1, perusahaan tersebut mengatakan:

“Strategi kami adalah berinvestasi dalam inovasi produk dan mengambil risiko untuk memperbaiki platform kamera kami. Di dunia di mana setiap orang dapat mendistribusikan produk secara instan dan memberikannya secara gratis, cara terbaik untuk bersaing adalah dengan berinovasi untuk menciptakan produk yang paling menarik”. Evan Spiegel

Salah satu alasan mengapa begitu sulit bagi Snapchat untuk mengartikulasikan strategi tradisional adalah, boleh dibilang, yang terbaik sudah diambil oleh Facebook. Cara Anda menghasilkan uang dengan jaringan sosial adalah melalui efek jaringan. Semakin banyak pengguna yang Anda miliki, semakin berharga platform menjadi untuk semua pengguna Anda; maka skala menjadi keunggulan kompetitif yang kuat.

Sumber:

https://www.recode.net/2016/5/9/11594144/evan-spiegel-snapchat