Bagaimana spotify dapat memimpin pasar aplikasi streaming musik global ?

spotify

Bagaimana Spotify menjadi yang terdepan dalam aplikasi berjenis music-streaming ?

Dalam ruang lingkup global spotify memang merajai pasar aplikasi berjenis music-streaming. Dibandingkan dengan saingan terdekatnya yaitu apple music yang hanya menawarkan layanan gratis selama 3 bulan saja spotify mengizinkan penggunanya untuk dapat terus memainkan semua musik yang berada di library musik spotify dengan batasan fitur serta penambahan iklan diantara musik yang dimainkan. Dalam hal harga untuk berlangganan secara individu harga apple music dan spotify memang tidak berbeda jauh namun spotify memiliki paket berlangganan untuk keluarga dimana terdapat potongan harga yang cukup besar. Spotify juga terus menerus menarik pengguna baru melalui promo gratis atau potongan harga di saat event tertentu.

Pada awalnya Daniel, CEO Spotify, memerlukan waktu selama sekitar 2 tahun untuk mencapai kesepakatan dengan para sponsor untuk dapat menjalin kerjasama investor. Daniel berusaha meyakinkan bahwa model bisnis Spotify akan menghasilkan lebih banyak penjualan musik ketimbang pesaing yang sudah ada. Ia dan Martin juga banyak menghabiskan uang pribadi mereka untuk mengembangkan Spotify. Sampai-sampai Sean Parker, mantan presiden Facebook yang sekarang menjadi anggota direksi Spotify sangat mengagumi Daniel. Menurutnya, Daniel adalah satu-satunya entrepreneur teknologi yang memiliki kesabaran penuh dalam mencapai sesuatu dan tidak mengalami frustasi saat dalam tekanan.

Kesuksesan Spotifypun semakin berlanjut, model bisnis yang dipakai Spotify adalah Freemium, yaitu memberikan layanan gratis namun dengan batasan tertentu dan layanan berbayar dengan fasilitas yang lebih. Penggunanya pada pertengahan tahun lalu mencapai 75 juta di seluruh dunia, sekitar 20 juta diantaranya adalah pengguna berbayar. Itulah sebabnya aplikasi ini dapat menjadi pemimpin pasar aplikasi streaming musik global. Dengan tekad dan kesabaran penuh serta kemauan yang kuat diimbangi dengan strategi yang matang, Spotify dengan layanan Freemiumnya dapat menjadi raksasa aplikasi streaming musik di dunia

Dilihat dari sisi total pengguna per Januari 2017 yang sudah mencapai sekitar 70 juta pengguna berbayar (subscriber). Spotifiy memang bisa dibilang sebagai market-leader dibanding dengan aplikasi sejenis (Apple Music Store) yang masih sekitar 30 juta-an pengguna per September 2017. Besarnya jumlah user (sekaligus sebagai income) pada Spotify, beberapa penyebabnya adalah :

  1. Free-mium
    Bekerja sebagai promosi yang sangat masif dimana user diberikan free-premium selama beberapa bulan pertama sebagai trial dari fitur fitur premium user yang kedepannya diharapkan akan memperpanjang fitur tersebut. Hal ini didukung dengan cerdiknya gap yang dibuat oleh Spotify antara free user dan premium (tidak ada iklan, kualitas suara lebih bagus, downloadable content, dll)

  2. Multiplatform
    Bisa beroperasi di desktop, mobile, dan bahkan bisa dioperasikan via web-browser. Membuat pertumbuhan subscriber count Spotify, lebih cepat daripada Apple Music Store yang hanya bisa diakses melalui IPhone dan Mac

sumber :

Spotify saat ini memiliki beberapa strategi untuk kegiatan marketing yang mereka tawarkan yakni audio dan display ads (Bostrom R,2013). Lagu yang diputar bisa berisi iklan berdurasi 15 detik sampai 1 menit (untuk pelanggan gratis) yang mana iklan tersebut tidak dapat di skip atau pause. Dari iklan itulah, musisi terkait akan mendapatkan royalti setiap kali musik mereka didengarkan. Spotify berkonsentrasi pada sisi pelanggan dimana saat ini sedikit orang yang mau untuk membeli lagu dikarenakan format digital yang memudahkan orang-orang untuk mengunduh secara gratis. Sehingga Spotify mendorong pengguna untuk menjadi pelanggan berbayar agar terbebas dari iklan yang notabene bagi sebagian pengguna, munculnya iklan membuat mereka tidak nyaman.

Perbedaan mendasar Spotify apabila dibandingkan dengan kompetitor mereka yakni terletak pada online music streaming-nya yang menawarkan kepraktisan kepada pelanggannya dengan jumlah lagu berasal dari cloud music library yang cukup banyak. Hal tersebut juga didukung dengan integrasi melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter. Sehingga apa yang kita dengarkan bisa diketahui publik melalui integrasi tersebut.

Spotify juga menerapkan strategi Buzz Marketing dengan menggunakan media sosial Klout untuk segmentasi user yang cocok. Strategi tersebut dibilang berhasil karena mereka mendapatkan peningkatan saham yang besar dalam setahun. Pada tahun 2010, perusahaan memiliki market share sebesar 9,1%. Dan setahun kemudian, market share Spotify berkembang pesat menjadi 18,7% yang menunjukkan bahwa perusahaan berkembang dengan cepat (Claudia,2012).