Bagaimana sistem reproduksi pada hewan bulu babi?

Hewan laut ini memiliki duri-duri yang tajam dan panjang. Warna hitam menjadi ciri khasnya. Keberadaannya banyak ditemukan diseluruh pantai di Indonesia. Wisatawan pun harus berhati-hati apabila sedang bermain di area dekat terumbu karang atau padang lamun karena hewan ini memang sering mucul di wilayah tersebut.

Reproduksi dan siklus hidup bulu babi perlu diketahui terutama untuk tujuan budidaya. Bulu babi mempunyai kelamin yang terpisah dalam artian bahwa induk jantan mempunyai kelamin jantan (testis) yang menghasilkan sperma dan induk betina mempunyai kelamin betina (ovum) yang menghasilkan telur (gonochorik/dioecious). Spesies gonochorik secara khusus memiliki rasio seks sendiri dan jarang bersifat hemafrodit. Munculnya hemafrodoitisme pada Tripneustes gratilla adalah 1 dari 550 individu.

Pembelahan bulu babi terjadi secara eksternal, dimana sel telur dan sel sperma di lepas ke dalam air laut di sekitarnya (Sugiarto dan Supardi 1995 dalam Ratna 2002). Gonad jantan dan betina pada bulu babi juga sulit dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Secara kasar hanya warna yang digunakan untuk membedakan gonad. Misalnya pada bulu babi Paracentrotus livindus, gonad jantan berwarna kuning sedangkan betina berwarna orange. Induk jantan biasanya terlebih dulu mengeluakan sperma kemudian diikuti oleh pengeluaran telur oleh betina. Pembelahan sel pada umumnya berkelipatan 2. Pada saat fase embrio, bentuknya menyerupai segitiga sama kaki dan apabila telah mencapai fase anakan akan mulai tampak tentakel-tentakel dan duri-duri dan selanjutnya dapat tumbuh hingga organ tubuhnya menjadi lengkap pada saat mencapai tahap dewasa.