Bagaimana siklus hidup plasmodium?

Plasmodiosis atau Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
protozoa dari spesies Plasmodium sp. Penyakit tersebut dapat menyerang
berbagai jenis hewan baik mamalia maupun unggas. Plasmodiosis merupakan
arthropod born disease atau penyakit yang ditularkan oleh arthropoda. Dalam
hal ini, nyamuk yang berperan sebagai vektor biologis penyebaran penyakit
Plasmosdiosis baik pada manusia, mamalia, maupun unggas adalah Culex sp.,
Culiseta sp., dan Aedes sp. Plasmodium sp. tidak memiliki inang yang spesifik
sehingga dapat menyerang berbagai jenis unggas domestik maupun unggas liar.
Infeksi pada unggas komersial dapat menyebabkan mortality rate yang tinggi
mencapai 80-90 , bahkan pada kalkun mortalitasnya dapat mencapai 100 .
Kejadian Plasmodiosis pada unggas terjadi di berbagai dunia seperti Amerika,
Afrika, dan Asia termasuk Indonesia.

Siklus hidup Plasmodium melibatkan nyamuk sebagai vektor biologisnya. Plasmodium berkembang biak melalui tahap asexual dan tahap sexual. Tahap asexual terjadi di tubuh inang, sedangkan tahap sexual terjadi didalam tubuh nyamuk. Nyamuk yang terinfeksi memiliki sporozoit di kelenjar ludahnya. Ketika nyamuk tersebut menghisap darah inang, sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk dipindahkan ke dalam tubuh inang. Sporozoit tersebut akan menginfiltrasi sel-sel makrofag di sekitar kulit dan membentuk skizon pre-eritrositik atau yang disebut cryptozoit. Cryptozoit tersebut mengalami perkembangan membentuk merozoit yang akan keluar ketika makrofag lisis. Merozoit yang lepas akan menginfiltrasi kembali makrofag pada kulit atau yang disebut metacryptozoit. Sama seperti cryptozoit, metacryptozoit juga akan mengalami perkembangan membentuk merozoit yang akan keluar ketika makrofag lisis. Merozoit yang keluar dari metacryptozoit akan keluar menuju sel darah merah (skizon eritrositik) dan sel-sel tubuh yang lain (skizonekso-eritrositik).

Untuk kasus Plasmodiosis akibat infeksi P.galinaceum, P.relictum, dan P.cathemerium, merozoit dari metacryptozoit selain menginfiltrasi eritrosit juga akan menginfeksi sel-sel endotel, sedangkan pada Plasmodiosis akibat infeksi P.elongatum dan P.vaughani merozoit dari metacryptozoit akan menginfiltrasi sel-sel haemopoietik. Pada kasus plasmodiosis akibat P.galinaceum dan P.elongatum, merozoit yang keluar dari skizon eritrositik dapat menginfiltrasi sel-sel endotel lagi membentuk phanerozoit. Merozoitmerozoit dari skizon eritrositik dan ekso-eritrositik dapat kembali berulang
menginfiltrasi eritrosit dan sel tubuh yang lain lagi atau dapat berkembang menjadi mikrogamet dan makrogamet. Di dalam usus nyamuk, mikrogamet dan makrogamet akan mengalami pendewasaan. Mikrogamet akan mengalami eksflagelasi untuk dapat memfertilisasi makrogamet (synggami).
Zigot (ookinet) yang terbentuk dari synggami tersebut akan melakukan penetrasi pada dinding sel usus nyamuk. Di dinding sel usus nyamuk, ookinet membentuk sporozoit yang akan keluar dan menuju kelenjar ludah ketika dinding sel ruptur.