Bagaimana Sejarah Perkembangan Feminis yang Mendasari Karya Sastra di Indonesia?


Jika kita membaca novel-novel beraliran feminis, kita terasa akan di bawa ke masa lampau. Sebenarnya bagaimana sejarah perkembangan feminisme di Indonesia sehingga menjadi dasar dalam penulisan karya sastra beraliran feminis?

Gerakan feminisme di Indonesia dimulai sejak masa prakemerdekaan.Gerakan
feminisme di Indonesia ditandai dengan munculnya beberapa tokoh perempuan yang
rata-rata dari kalangan atas, seperti Kartini, Dewi Sartika, Cut Nya’ Dien, dan lain-lain.Mereka berjuang mereaksi kondisi perempuan di lingkungannya. Perlu dipahami bila model gerakan Dewi Sartika dan Kartini lebih mengarah pada pendidikan dan itu
pun baru upaya melek huruf dan mempersiapkan perempuan sebagai calon ibu yang
terampil karena baru sebatas itulah yang memungkinkan untuk dilakukan pada masa
itu. Sementara itu, Cut Nya’ Dien yang hidup di lingkungan yang tidak sepatriarki
Jawa, telah menunjukkan kesetaraan dalam perjuangan fisik tanpa batasan
gender.Apapun mereka adalah peletak dasar perjuangan perempuan masa kini di
Indonesia.
image
Pada masa kemerdekaan dan masa Orde Lama, gerakan feminisme terbilang cukup
dinamis danmemiliki bargaining cukup tinggi.Akan tetapi, kondisi semacam ini
mulai “tumbang” sejak Orde Baru (orba) berkuasa.Bahkan, mungkin perlu dipertanyakan adalah gerakan perempuan di masa rejim orde baru. Bila menggunakan
definisi tradisional yang menghendaki gerakan feminisme diharuskan berbasis massa,
sulit dikatakan ada gerakan feminisme ketika itu. Apalagi bila definisi tradisional ini
dikaitkan dengan batasan ala Alvarez yang memandang gerakan feminisme sebagai
sebuah gerakan sosial dan politik dengan anggota sebagian besar perempuan yang
memperjuangkan keadilan gender. Alvarez tidak mengikutkan organisasi perempuan
milik pemerintah atau organisasi perempuan milik parpol serta organisasi perempuan
di bawah payung organisasi lain dalam definisinya tersebut.