Bagaimana sejarah penyebaran Islam ke Afrika oleh ulama Indonesia ?

penyebaran Islam oleh ulama Indonesia

Indonesia sangat kaya oleh ulama-ulama yang mahsyur. Ulama-ulama Indonesia mampu menyampaikan dakhwahnya secara baik dan mudah dipahami, sehingga bisa mencapai Afrika. Bagaimana sejarah penyebaran Islam ke Afrika Selatan oleh ulama Indonesia ?


Indonesia merupakan negara yang religius. Banyak pemuka agama yang mampu untuk menyebarkan berbagai ilmu agama baik di dalam negeri maupun mancanegara. Hal tersebut merupakan bukti dari kemahsyuran ulama Indonesia, sehingga dapat dikenal dimanapun.

Indonesia memiliki salah satu ulama yang mampu untuk memberikan ceramah terhadap berbagai komponen masyarakat. Namun, ada pula ulama yang mampu menyebarkan ilmu tentang Agama Islam sampai negara Afrika Selatan yaitu Yusuf Al-Makassari.

Yusuf Al-Makassari merupakan ulama yang lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, pada tanggal 3 Juli 1626. Beliau merupakan salah satu pahlawan Indonesia di bidang keagamaan.

Di salah satu sudut di Afrika Selatan, terdapat sebuah perkampungan yang bernama Macassar. Kampung tersebut dibangun oleh Syekh Yusuf Al-Makassari dan para pengikutnya yang dibuang oleh Belanda ke Afrika Selatan.

Syekh Yusuf awalnya merupakan seorang ulama asal Makassar yang menyebarkan ajaran Islam di berbagai titik di Nusantara dan Asia, termasuk Makassar, Aceh, Banten, dan juga ke Gujarat, India. Lahir dengan nama Muhammad Yusuf, beliau meninmba ajaran Islam di Cikoang, Yaman, Damaskus, Turki, juga di Timur Tengah saat ia berhaji di usia 18 tahun.

Kekalahan Gowa melawan penjajah Belanda kemudian membangkitkan semangat di hati Syekh Yusuf untuk turut berperan dalam memerdekakan negerinya. Karena pengaruhnya yang sangat besar dalam perjuangan dan penyebaran Islam, akhirnya Belanda memutuskan untuk membuang Syekh Yusuf dan para pengikutnya ke Sri Lanka.

Di Sri Lanka, pengaruh Syekh Yusuf justru semakin besar karena ia sering bertemu dengan jemaah haji Indonesia yang transit. Iapun terus menjalin komunikasi dengan para pengikutnya yang lain di Indonesia.

Menyadari pengaruh Syekh Yusuf yang tidak ada hentinya, Belandapun memutuskan untuk membuang Syekh Yusuf ke tempat yang lebih jauh lagi untuk menghilangkan pengaruhnya di Asia, ia dan para pengikutnya dibuang ke Afrika Selatan.

Tapi, Syekh Yusuf tidak pernah berhenti bergerak bagaimanapun pemerintah Belanda menghentikan langkahnya. Ia terus menyebarkan agama Islam, bahkan ia juga mengislamkan kapten kapal yang ditugaskan Belanda untuk membuangnya. Ialah Van Beuren yang akhirnya memilih untuk ikut menetap bersama Syeikh Yusuf di Afrika selatan bersama para keturunannya yang muslim.

Di Afrika, ajaran Islam yang dibawa Syeikh Yusuf diterima dengan baik oleh masyarakatnya. Masyarakat Afrika Selatan yang seringkali mendapatkan perlakuakn rasis dan dijadikan budak oleh orang kulit putih mendapatkan kedamaian di dalam Islam yang tidak membedakan manusia berdasarkan kasta, hanya keimanan dan ketaqwaan di mata Allah yang dapat membedakan derajat manusia.

Bahkan Syeikh Yusuf juga menjadi salah satu tokoh yang dihormati di Afrika Selatan. Di sana ada sebuah tempat yang bernama The Kramat The Holy Resting Place of Sheikh Yusuf Al Makassari, yang merupakan perkampungan yang dibangun orang Makassar di Afrika Selatan, juga tempat peristirahatan Syeikh Yusuf Al Makassari sebelum jenazahnya diboyong ke Gowa untuk dimakamkan di tanah kelahirannya.

Sumber: