Bagaimana sejarah pembentukan East Asian Vision Group?

image

Hasil penting lain dari KTT ASEAN Plus Three kedua adalah keputusan
untuk membentuk East Asian Vision Group (EAVG). Lebih lengkapnya, bagaimana sejarah pembentukan East Asian Vision Group ?

East Asian Vision Group lahir setelah diadakannya KTT ASEAN Plus Three kedua. EAVG terdiri dari para intelektual unggul yang bertugas menyusun visi jangka menengah hingga jangka panjang kerja sama di Asia Timur. Baik kerja sama di sektor politik, lingkungan, dan sosial-budaya, termasuk hubungan ekonomi untuk mempermudah perkembangan lebih lanjut kerja sama kawasan. Berdasarkan Terms of Reference EAVG, EAVG sudah harus menyerahkan rekomendasi secara tertulis pada KTT ASEAN Plus Three di tahun 2001. Sebelum memberikan laporan rekomendasi pada KTT ASEAN Plus Three kelima di Bandar Seri Begawan, EAVG sudah mengadakan pertemuan lima kali.

Semenjak itu, kerja sama Asia Timur tidak lagi hanya ditinjau oleh pertemuan setingkat menteri keuangan, namun juga melibatkan pertemuan setingkat menteri luar negeri, ekonomi/ perdagangan, tenaga kerja, pertanian, kehutanan, dan pariwisata. Sebagai upaya dalam mewujudkan kerja sama Asia Timur di berbagai bidang, ditugaskanlah menteri-menteri yang terkait guna mengatur sesuai dengan mekanisme yang ada. Diawali dengan adanya kesepakatan untuk mengadakan pertemuan rutin perwakilan Menteri Keuangan dan Deputi Gubernur Bank Sentral tiap-tiap negara untuk membahas lebih lanjut masalah keuangan dan ekonomi makro kawasan.

28 November 1999 , KTT ASEAN Plus Three ketiga di Manila, para pemimpin negara-negara yang terlibat menguraikan pandangan kedepan mengenai kerja sama di Asia Timur menghadapi abad baru. Pandangan kedepan kerja sama di Asia Timur diuraikan melalui Joint Statement on East Asia Cooperation. Dalam joint statement tersebut, disebutkan bahwa para pemimpin negara ASEAN Plus Three melihat akan adanya sebuah prospek kedepan yang cerah untuk meningkatkan interaksi dan hubungan yang lebih dekat di Asia Timur. Hal tersebut juga mengakui kebenaran bahwa dengan adanya peningkatan interaksi telah membantu meningkatkan peluang kerjasama satu dengan yang lain, sehingga mampu memperkuat unsur-unsur penting dalam memajukan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan.

Melalui joint statement ini, mempertegas komitmen mereka untuk meningkatkan hubungan atas proses yang konsultatif dan kooperatif yang sudah ada, serta upaya bersama dalam berbagai tingkatan dan di berbagai bidang, khususnya bidang sosial-ekonomi dan bidang politik dan lainnya. Seperti: kerja sama ekonomi, kerja sama keuangan dan finansial, pengembangan sumberdaya sosial dan manusia, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya dan informasi, pengembangan kerja sama, keamanan dan politik, dan permasalahan-permasalahan transnasional.19 Semenjak KTT ketiga tersebut, negara-negara anggota ASEAN Plus Three menyepakati untuk mengadakan pertemuan setingkat Menteri Ekonomi negara-negara ASEAN Plus Three. Tercatat besarnya arus perdagangan antara negara-negara ASEAN dengan negara-negara Asia Timur Laut di tahun 1998 mencapai angka 122 milyar dolar Amerika. Melalui pemulihan ekonomi berkelanjutan di kawasan, dianggap mampu membawa pada arus perdagangan dan investasi yang lebih besar kedepannya di kawasan.

Disela-sela berlangsungnya KTT di tahun 1999, untuk pertama kalinya kepala pemerintahan ketiga negara Asia Timur Laut mengadakan pertemuan bertiga. Perdana Menteri Zhu Rongji, Perdana Menteri Keizo Obuchi, dan Presiden Kim Dae Jung secara informal mengadakan pertemuan dalam acara sarapan pagi. Hal tersebut menandai awal dari proses kerjasama trilateral ketiga Negara tersebut. Para pemimpin ketiga negara Asia Timur Laut kemudian memutuskan untuk menjadikan pertemuan trilateral tersebut menjadi acara rutin di tahun-tahun selanjutnya untuk meningkatkan koordinasi dalam bekerja sama dengan ASEAN dalam kerangka ASEAN Plus Three.

Pada KTT ASEAN Plus Three keempat di Singapura , 24 November 2000, terdapat usulan untuk membentuk East Asia Study Group (EASG). EASG bertugas dalam memberikan penilaian rekomendasi dari EAVG dan menentukan langkah dalam pembentukan dan apa implikasinya dari sebuah East Asia Summit (KTT Asia Timur). EASG terdiri dari 13 pemimpin Senior Officials Meeting (SOM) negara-negara anggota ASEAN, Cina, Jepang, dan Korea Selatan, dan Sekretaris Jenderal ASEAN. EASG bertugas dalam mencari langkah dan sarana yang mudah ditempuh guna memperdalam dan memperluas kerja sama yang ada antara ASEAN, Cina, Jepang dan Korea Selatan, dan mempersiapkan langkah-langkah dan perencanaan nyata untuk mempererat kerjasama di berbagai bidang. EASG ditugaskan melaporkan perkembangannya pada KTT ASEAN Plus Three di tahun 2001 dan menyerahkan laporan akhirnya pada KTT ASEAN Plus Three di tahun berikutnya.22 EASG secara resmi diluncurkan pada 17 Maret 2001, di Ho Chi Minh, Vietnam .