Bagaimana sejarah pembantaian etnis Thionghoa oleh VOC ?

VOC, perusahaan dagang asal Belanda, yang pernah menjajah Indonesia, pernah melakukan pembunuhan masal kepada etnis Tionghoa yang ada di Indonesia. Bagaimana sejarah pembantaian etnis Thionghoa oleh VOC tersebut ?

Di awal abad 18, Hindia Belanda benar-benar mengalami masa keterpurukan finansial. Hal ini lebih disebabkan karena perekonomian dunia yang lemah dan mengakibatkan Belanda terkena pengaruhnya. Harga-harga barang pokok yang dijual ke luar berupa gula dan hasil pertanian lainnya, nilainya benar-benar merosot. Alhasil, situasi ini membuat pemasukan Belanda berkurang drastis.

Kondisi ini bertahan dalam waktu yang lama sampai akhirnya Belanda dibuat makin gusar dengan kedatangan orang-orang Tiongkok dalam jumlah besar. Mereka menempati sisi luar Batavia dengan jumlah kurang lebih 10 ribu orang, serta di bagian dalam tak kurang dari 4 ribu orang. Kedatangan orang-orang Tiongkok jadi hal yang tidak diinginkan oleh VOC. Mereka takut ini akan memengaruhi perekonomian Hindia Belanda saat itu.

Pembantaian etnis Tionghoa yang terjadi di tahun 1740 memang tak banyak diketahui orang. Bisa jadi di sekolah pun tak akan diajarkan. Namun di masa lalu, kasus pembantaian ini cukup membuat suasana tanah air jadi geger. Pembantaian ini didasari oleh isu politik yang membuat Belanda, dalam hal ini atas kemauan VOC, mulai kalah bersaing dalam urusan perdagangan dengan Inggris. Saat itu EIC sebuah perusahaan perdagangan Inggris berbasis di India mulai mengambil perdagangan Asia.

Nasib sial justru menimpa etnis Tionghoa. Mereka yang mulai datang dan berkembang di Indonesia jadi bulan-bulanan VOC. Akhirnya pedagang Tionghoa ini dikenakan banyak pungli dan pajak yang sangat merugikan. Menanggapi hal ini beberapa kelompok pemuda Tionghoa memprotes.Tapi protes mereka tak berjalan lama karena Belanda lebih mengamuk dan mulai melakukan pembantaian mengerikan.Belanda memprovokasi warga lokal untuk membantai orang Tionghoa. Siapa saja yang mampu memenggal kepalanya akan dapat hadiah. Selain itu tentara Belanda juga mulai menyisir area tempat orang Tionghoa tinggal. Mereka mendobrak pintu dan menembaki siapa saja yang ada di dalamnya. Dalam peristiwa ini lebih dari 7.500 jiwa melayang dengan cepat. Setelah kasus ini Belanda mengharuskan orang China membangun daerahnya sendiri. Mereka dilarang keluar kota untuk berdagang. Itulah mengapa di setiap kota besar selalu ada pojok-pojok pecinan.

Adriaan Valckenier Hanya Diberi Hukuman Ringan
Dalam tragedi itu sekitar 10 ribu orang Tionghoa meninggal, maka tak heran kalau kemudian beritanya bikin gaduh pemerintah Belanda pusat. Lalu sebagai bentuk keadilan, akhirnya diputuskan jika Adriaan Vackenier harus dihukum karena sedikit banyak kejadian ini terjadi adalah karena dirinya. Hukuman memang benar dijatuhkan, tapi benar-benar sangat ringan.Adriaan Valckenier, dalang di balik tewasnya 10 ribu orang Tionghoa hanya dijatuhi 9,5 tahun kurungan penjara.

Sumber :