Bagaimana proses untuk menghentikan kebiasaan merokok?

rokok

Seseorang yang memiliki kebiasaan merokok membutuhkan proses agar dapat berhenti merokok sebab berhenti merokok bukan hal mudah yang dapat dilakukan. Sebagian perokok yang memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok berusaha untuk berhenti merokok. Akan tetapi keingininan saja tidak cukup karena butuh perjuangan yang kuat agar dapat benar-benar berhenti merokok. Lalu bagaimana cara menghentikan kebiasaan ini?

Proses Berhenti Merokok

Seseorang yang memiliki kebiasaan merokok membutuhkan proses agar dapat berhenti merokok sebab berhenti merokok bukan hal mudah yang dapat dilakukan. Sebagian perokok yang memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok berusaha untuk berhenti merokok. Akan tetapi keingininan saja tidak cukup karena butuh perjuangan yang kuat agar dapat benar-benar berhenti merokok.

Aditama (1997) menggambarkan proses berhenti merokok seperti berikut ini: perokok memutuskan untuk berhenti merokok kemudian perokok mencoba untuk berhenti merokok. Akan tetapi perokok yang mencoba berhenti merokok tersebut kembali merokok lagi kemudian mencoba berhenti lagi dan akhirnya benar-benar berhenti merokok. Usaha berhenti merokok bukanlah hal yang mudah sehingga seringkali perokok mengalami kegagalan dalam berhenti merokok.

Ada dua faktor yang berperan dalam menyebabkan sulitnya perokok berhenti merokok (Aditama, 1997). Faktor pertama adalah akibat ketergantungan terhadap rokok yang disebabkan oleh nikotin yang terdapat pada rokok. Perokok yang telah merokok selama bertahun-tahun akan memiliki kadar nikotin yang tinggi dalam darahnya. Ketika perokok tersebut mulai berhenti merokok maka kadar nikotin dalam darahnya akan menurun.

Hal ini akan menyebabkan perokok tersebut mengalami withdrawal symptoms (gejala putus zat). Adapun gejala yang timbul yaitu sakit kepala, lesu, kurang konsentrasi, insomnia, gangguan pencernaan, dan lain-lain. Faktor kedua adalah psikologis. Perokok yang telah merokok selama bertahun-tahun akan mengalami rasa kehilangan sesuatu ketika dirinya berhenti merokok. Oleh sebab itu, jika perokok tidak mampu berkomitmen untuk tidak merokok lagi maka kemungkinan besar usahanya akan gagal.

Aditama (1997) mengemukakan bahwa terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan perokok untuk mengatasi ketergantungan terhadap rokok. Salah satu caranya adalah menurunkan kadar nikotin secara tiba-tiba dengan menggunakan nikotin dalam bentuk plester. Cara lain adalah dengan memasukkan nikotin ke dalam tubuh dengan cara menyuntikkannya di bawah kulit, mengoleskannya di permukaan kulit, melalui semprotan mulut, dan dengan menghisap permen karet nikotin. Ada juga cara yang lain yaitu dengan mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi secara perlahan. Selain itu, perokok juga dapat menggunakan obat-obatan.

Pengetahuan

Pengetahuan adalah kepandaian, segala sesuatu yang diketahui (Tim penyusun Kamus Pusat bahasa, 2005). Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan adalah informasi penting, tepat atau tidak tepat yang didapatkan dari berbagai cara dan menjadi refleksi dalam realitas, dukungan suatu pernyataan, serta merupakan dasar dalam melakukan suatu tindakan (Tischikota, 1993 dalam Kozier, 1995). Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui seseorang yang diperoleh dari hasil penginderaannya sehingga seseorang dapat melakukan suatu tindakan.

Bloom (1956) yang dikutip dari Potter & Perry (2005) mengkategorikan pengetahuan menjadi tiga domain pembelajaran yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif dicirikan dengan pengetahuan, domain afektif dilihat dari segi sikap, dan domain psikomotor dapat dilihat melalui keterampilan. Ketiga domain tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.

Domain kognitif mengubah sesuatu yang tidak diketahui menjadi diketahui sehingga memunculkan pengetahuan baru. Domain afektif menunujukkan proses emosional yang dilalui saat penerimaan informasi dengan menangkap dan menerima pengetahuan tersebut. Domain psikomotor merupakan proses pembentukan kognitif dan afektif menjadi motorik (perilaku). Hasil akhir yang diinginkan dari proses belajar adalah domain psikomotor dimana diharapkan terjadinya perubahan perilaku subjek.

Notoadmodjo (2003) mengungkapkan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

  • Tahu ( know )
    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan ini terdiri dari mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

  • Memahami ( comprehension )
    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

  • Aplikasi ( application )
    Aplikasi diartikan sebagai kemmapuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

  • Analisis ( analysis )
    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu organisasi dan masih berkaitan satu sama lainnya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti mampu menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan lain sebagainya.

  • Sintesis ( synthesis )
    Sintesis merujuk kepada suatu kemapuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

  • Evaluasi ( evaluation )
    Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Notoatmodjo (2003) juga mengungkapkan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pengalaman, keyakinan, sarana fisik, dan sosial-budaya. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk ke dalam faktor internal adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor eksternal adalah sarana fisik, media informasi, sosial-budaya, dan lain-lain.

  • Pendidikan
    Pendidikan merupakan suatu usaha dalam mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam maupun diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi kemampuannya menerima informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana seseorang yang berpendidikan tinggi diharapkan memiliki pengetahuan yang semakin luas. Namun, perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak memiliki pengetahuan yang rendah.

  • Media informasi
    Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek ( immediate impact ) yang akan menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Dengan informasi yang baru mengenai suatu hal maka akan memberikan landasan kognitif baru untuk terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

  • Ekonomi
    Status ekonomi seseorang akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Jika seseorang mampu menyediakan fasilitas untuk melakukan kegiatan tertentu maka ia memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuannya.

  • Lingkungan
    Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan terhadap individu yang berada disekitar lingkungan tersebut.

  • Pengalaman
    Pengalaman merupakan sumber pengetahuan dalam memperoleh kebenaran dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

  • Usia
    Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia seseorang maka kemampuan daya tangkap dan pola pikirnya akan semakin berkembang sehingga pengetahuannya akan semakin meningkat.

2 Likes