Bagaimana proses penyembuhan tulang yang patah terjadi?

Proses pemulihan akibat patah tulang memang membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Kadang bisa hanya dalam hitungan minggu atau bahkan sampai berbulan-bulan tergantung pada jenis, lokasi, dan parahnya tulang yang patah.

Bagaimana proses penyembuhan tulang yang patah terjadi ?

Pada tulang berbentuk tubulus atau tabung, dan juga fiksasi yang tidak mutlak stabil , maka pada umumnya, proses penyembuhan patah tulang akan terjadi melalui 5 tahapan, yaitu :

1. Kerusakan Jaringan dan Pembentukan Hematoma

Pembuluh darah terputus dan terbentuk hematoma disekeliling sisi patah tulang . Tulang pada permukaan patah tulang kehilangan suplai aliran darah dan menjadi jaringan yang mati kurang lebih mencapai 1 – 2 milimeter

2. Inflamasi dan Proliferasi Seluler

Dalam waktu 8 jam setelah patah tulang, terjadi reaksi inflamasi akut dengan terjadi proliferasi sel di bawah periosteum dan di dalam kanal intamedullar. Ujung – ujung fragmen dikelilingi oleh jaringan seluler, yang menjembatani ujung - ujung tepi patah tulang. Hematoma yang menggumpal perlahan lahan diserap dan muncul pertumbuhan kapiler baru menuju area tersebut.

3. Pembentukan Callus

Sel – sel berkembang biak dan berpotensi secara chodrogenic maupun osteogenic, dalam suasana dan kondisi yang tepat maka sel – sel tersebut akan mulai terbentuk dan dalam beberapa kasus juga mulai terbentuk sel tulang rawan. Populasi sel pada fase ini juga mencakup osteoclast ( yang mungkin berasal dari pembuluh darah baru ) yang mulai melapisi permukaan tulang yang mati.

Massa selular yang tebal dengan gambaran adanya sekumpulan sel tulang dan kartilago, membentuk kalus atau splinting pada permukaan periosteal dan endosteal. Sebagai serat tulang yang immatur ( anyaman tulang baru ) menjadi lebih padat dan termineralisasi, dan gerakan pada tepi - tepi patah tulang akan mengalami pengurangan yang progresif dan akan berhenti pada saat patah tulang telah bersatu.

4. Konsolidasi

Dengan berlanjutnya aktivitas dari osteoclastic dan osteoblastic, maka tulang woven akan bertranformasi menjadi tulang lamellar. Sistem ini cukup kuat untuk memungkinkan osteoclast untuk membuang semua debris pada garis patah tulang dan tepat dibelakang dari osteoclast tersebut , maka osteoblast akan mengisi jarak yang tersisa antara fragmen patah tulang dengan tulang yang baru. Hal ini adalah proses yang lambat dan memerlukan waktu beberapa bulan sebelum tulang menjadi benar – benar kuat untuk menahan beban secara normal.

5. Remodelling

Pada fase ini , garis patah tulang telah terisi atau dijembatani oleh tulang yang utuh. Selama perjalanan waktu , beberapa bulan atau mungkin beberapa tahun, maka bentuk tulang akan berubah perlahan – lahan menyerupai tulang seperti aslinya seiring dengan proses resorpsi dan formasi tulang.

image
Gambar 5 tahapan dalam proses penyembuhan patah tulang , (a) Fase kerusakan jaringan dan pembentukan hematoma, (b) Fase Inflamasi dan proliferasi seluler, © Fase pembentukan kalus, (d) Fase konsolidasi, (e) Fase Remodelling. ( Sumber : Solomon L. Warwick DJ. Nayagam S. Principles of Fracture. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 8th ed. Oxford University Press Inc. New York. 2001)

Untuk menentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk proses penyembuhan patah tulang , mungkin tidak ada jawaban yang tepat yang mungkin banyak dipengaruhi oleh usia, suplai darah, jenis patah tulang, dan faktor faktor lain yang mempengaruhi selama masa penyembuhan patah tulang tersebut. Perkiraan atau prediksi yang memungkinkan adalah berdasarkan Timetable Perkin’s dimana perkiraan ini sanagt sederhana.

Patah tulang spiral pada ekstremitas atas akan menyatu dalam waktu 3 minggu, untuk mencapai proses konsolidasi harus dikalikan 2, sedangkan untuk ekstremitas bawah dikalikan 2 lagi, dan untuk patah tulang transversal dikalikan 2 lagi. Untuk formula penghitungan yang lebih sederhana lagi adalah sebagai berikut, patah tulang spiral pada ekstremitas atas memerlukan waktu 6 – 8 minggu untuk mencapai proses konsolidasi, untuk ekstremitas bawah diperlukan waktu 2 kali

lebih lama. Hal ini perlu ditambahkan sebanyak 25% lagi bila patah tulangnya adalah bukan patah tulang spiral atau melibatkan tulang femur. Sedangkan patah tulang pada anak-anak tentu saja proses ini akan berlangsung lebih cepat, dengan perkiraan 2 kali lebih cepat. Angka-angka ini dibuat hanya dengan perkiraan dan panduan secara kasar, dan tetap harus ada bukti-bukti pemeriksaan secara klinis dan radiologis hingga pasti tercapainya proses konsolidasi sebelum beban normal diperbolehkan pada tulang yang patah tulang tanpa splinting

Sumber :

Jarot Subandono, Warsito, Ida Nurwati, Mutmainah, E. Listyaningsih, Isna Qadrijati, Dian Ariningrum, Rieva Ermawan, Tito Sumarwoto, Desy Kurniawati Tandiyo, Anak Agung Alit Kirti, Pembebatan dan pembidaian, Fakultas Kedokteran UNS dan RSU dr Moewardi