Metastasis adalah kemampuan sel tumor untuk berpindah ke tempat yang jauh dari tumor primer yang bilamana tiba pada organ lain akan bertumbuh. Proses terjadinya metastasis terutama disebabkan oleh perubahan sifat sel ganas. Sifat sel ganas itu antara lain adalah perubahan biokimia permukaan sel, pertambahan motilitas, kemampuan mengeluarkan zat litik, dapat membentuk pembuluh darah baru (angiogenesis), berkurangnya adesi sel tumor satu dengan lainnya dan hilangnya daya pertumbuhan bersama antara sesama sel tumor dan sel normal.[1,2]
Metastasis biasanya merupakan manifestasi akhir perkembangan tumor, dan prosesnya terdiri atas beberapa tahap, dimulai dari invasi ke dalam jaringan sekitarnya, sel-sel melepaskan diri dari induknya dan menginvasi pembuluh darah atau pembuluh limfe terdekat (intravasasi).
Pembuluh darah atau limfe membawa sel tumor ke tempat yang jauh dari asalnya, kemudian selsel tumor keluar dari pembuluh (ekstravasasi) dan membentuk koloni untuk kemudian membentuk tumor sekunder. Pada setiap proses, terjadi interaksi biokimiawi yang sangat kompleks antara sel tumor dengan lingkungannya. Berbagai onkogen berperan dalam proses ini, demikian pula berbagai proses biologik yang terkait, misalnya sekresi enzim protease yang merusak matriks molekul protein pengikat di sekitar sel tumor dan kolagenase yang melarutkan kolagen pada membrane basal di sekitar sel sehingga dapat ditembus oleh sel tumor.
Banyak faktor yang berperan dalam proses biokimiawi di atas, di antaranya berbagai reseptor yang membentuk jembatan antara satu sel dengan sel yang lain, misalnya cadherin, integrin dan lainnya. [3-5]
Konsep dasar terjadinya metastasis terdiri atas 6 langkah, yaitu :
- terlepasnya sel-sel tumor dari kelompoknya (detachment),
- menempelnya sel tumor pada membran basalis pembuluh darah,
- keluarnya enzim dari sel tumor yang menyebabkan membran basalis pembuluh darah lisis,
- masuknya sel kanker ke dalam pembuluh darah melalui defek yang terjadi,
- Sel kanker hidup dalam sirkulasi memilih suatu tempat untuk pertumbuhannya,
- melekatnya sel kanker pada sel endotel.
Terlepasnya sel-sel tumor dari kelompoknya.
Sel normal melekatkan diri dengan sel lainnya melalui suatu molekul, yaitu cadherin yang merupakan glikoprotein. Dengan adanya epithelial cadherin (E-cadherin), maka sel epitel menjadi satu jaringan. Diduga dengan menurunnya epithelial cadherin, maka terjadi peregangan antar sel tumor primer, yang pada gilirannya sel tumor dapat melepaskan diri dan menyebar ke jaringan sekitarnya. [2,6]
Sel tumor menempel pada membrane basalis pembuluh darah. Agar sel tumor dapat menembus extra cellular matrix (ECM) yang berada di sekitar sel tumor, maka sel tumor harus melekat pada ECM. Hal ini dimungkinkan karena sel tumor mempunyai reseptor terhadap laminin dan fibronektin yang merupakan komponen dari ECM. Sel epitel normal mengekspresikan reseptor dengan affinitas tinggi terhadap laminin pada membrane basalis, tetapi sel tumor mempunyai reseptor yang lebih banyak terdistribusi pada membrane selnya.
Selain reseptor laminin, sel tumor juga mengekspresikan integrin yang berfungsi sebagai reseptor untuk komponen lain pada ECM yaitu fibronektin, kolagen, dan vitronektin.
Sel tumor mengeluarkan enzim yang menyebabkan membran basalis pembuluh darah lisis.
Setelah sel tumor melekat pada ECM, maka sel tumor harus menciptakan jalan untuk migrasi. Sel tumor harus menghancurkan ECM dengan mengeluarkan enzim proteolitik dan merangsang fibroblas dan sel-sel makrofag untuk memproduksi enzim protease, yang sampai saat ini dikenal tiga enzim protease, yaitu serine, cysteine, dan metalloprotease.
Salah satu metalloprotease
adalah kollagenase tipe IV yang mampu memotong kolagen tipe IV pada membran basalis pembuluh darah dan sel epitel. [7]
Sel kanker masuk ke dalam pembuluh darah melalui defek yang terjadi. Setelah sel tumor menghancurkan ECM dan membaran basalis pembuluh darah, maka tahap selanjutnya adalah bagaimana sel tumor masuk ke dalam pembuluh darah. Untuk maksud ini diperlukan adanya proses gerakan (motilitas). Diduga sel tumor ini mengeluarkan suatu zat yang disebut autocrine motility factor, karena memberi dampak balik pada sel yang mengeluarkannya untuk mengadakan pergerakan.
Walaupun sel tumor telah masuk pembuluh darah dan beredar dalam aliran darah, hal ini belum menjamin terjadinya metastasis, karena tidak jarang dijumpai banyak sel kanker dalam sirkulasi namun tidak terjadi metastasis.[8,9]
Setelah sel tumor memasuki alirah darah, sel tumor akan dihadapi oleh natural killer cell dan sistem kekebalan humoral serta seluler yang akan berusaha menghancurkan sel tersebut.[8]
Untuk menghadapi serangan ini dalam sirkulasi, sel-sel tumor berusaha untuk saling berikatan, dengan mengadakan adesi antara sesama sel tumor atau dengan platelet. Platelet yang melekat pada sel tumor akan berfungsi sebagai pelindung dari serangan sel imunokompeten. Disamping menghadapi serangan sel-sel imunokompeten, sel tumor juga bisa hancur karena tekanan mekanik sel-sel darah merah yang mengalir di dalam sirkulasi.[2,10]
Meskipun rute metastasi telah diketahui, tetapi proses yang terjadi di dalam rute itu masih banyak yang belum dipahami. [3]
Sel kanker yang masih dapat bertahan hidup dalam sirkulasi akhirnya memilih suatu tempat untuk pertumbuhannya. Hal ini dimungkinkan karena adanya interaksi antara molekul endotel pembuluh darah dari jaringan yang akan menjadi tempat metastasis. Sel tumor akan mengeluarkan molekul adesi, yang mempunyai reseptor pada endotel pembuluh darah.
Salah satu molekul adesi yang banyak dikenal adalah molekul CD44. Dalam keadaan normal molekul ini diekspresikan oleh sel limfosit T yang berguna untuk migrasi limfosit T menuju tempat selektif dalam jaringan limfoid. Sel kanker melekat pada sel endotel, diikuti proses yang sama seperti pada waktu sel kanker memasuki aliran darah.
[1,11,12]
Sumber :
Ika Ratna Maulani, Aspek molekuler pada metastasis sel kanker, Lab. Bedah Mulut Universitas Prof.Dr.Moestopo
Referensi
- Fearon E. Human cancer syndromes: clues to the origin and nature of cancer. Science 1997; 278: 1043-50.
- Liotta LA, Khon EC. Invasion and metastasis. New York; 2004.
- Glukhova M, Deugnier MA, Thiery JP. Tumour progression: the role of cadherins and integrins. Mol Med Today 1997: 84-9.
- Jones JL, Royal JE, Walker RA. E-Cadherin relates to EGFR expression and lymph node metastasis in primary breast carcinoma. Br J Cancer 1995; 74: 1237-41.
- Varmus H, Weinberg RA. Multistep carcinogenesis. in: genes and the biology of cancer. New York: Scientific American; 1993: 155-83.
- Liotta LA, Stetler-Stevenson W. Tumour invasion and metastasis: an imbalance of positive and negative regulation. Cancer Research 1991; 51: 5054-9.
- Hart I, Saini A. Biology of Tumour Metastasis. Lancet 1992; 339: 1453-7.
- Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Neoplasia. 6th ed. Philadelphia: Elsevier; 2003.
- Robbin P. Clinical oncology for medical student and physician: a multidiciplinary approach. 7th ed. Philadelphia: W.B. Saunders; 1993.
- Underwood J. Carcinogenesis and neoplasia. In: Underwood J. ed. General and systemic pathology. London: Churchill Livingstone; 2000.p. 223-62.
- Bicknell R, Lewis C, Ferrara N. Tumor angiogenesis. Oxford: Oxford University Press; 1997.