Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi (karbohidrat dan lemak). Keunggulan antropometri : Alat mudah, dapat dilakukan berulangulang & objektif, siapa saja bisa dilatih mengukur, relatif murah, hasilnya mudah disimpulkan, secara ilmiah diakui kebenarannya, sederhana, aman, bisa sampel besar, tepat, akurat, dapat menggambarkan riwayat gizi masa lalu, bisa untuk skrining & mengevaluasi status gizi. Kelemahan antropometri meliputi : tidak sensitif & spesifik mengukur suatu zat gizi, bisa dipengaruhi faktor diluar gizi misalnya penyakit, bisa terjadi kesalahan pengukuran. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter . Parameter ini terdiri dari :
- Umur, yaitu bulan penuh untuk anak 0-2 tahun dan tahun penuh >2tahun dihitung dari hari lahir, misalnya bayi usia 6 bulan 10 hari dihitung usia 6 bulan atau anak umur 8 tahun 4 bulan dihitung 8 tahun.
- Berat Badan menggunakan timbangan yang sesuai dan cara yang tepat ,
- Tinggi Badan diukur pada posisi lurus dengan cara yang tepat,
- Lingkar Lengan Atas dapat menggunakan pita LILA atau meteran,
- Lingkar Kepala,
- Lingkar dada, dan
- Jaringan lunak (lemak sub cutan) diukur menggunakan alat khusus. Parameter sebagai ukuran tunggal belum bisa digunakan untuk menilai status gizi harus dikombinasikan.
Kombinasi beberapa parameter disebut Indeks Antropometri yang terdiri dari :
- Berat badan menurut umur (BB/U),
- Tinggi badan menurut umur (TB/U),
- Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB),
- Lingkar lengan atas menurut umur(LLA/U), Indeks Massa Tubuh (IMT),dll. Banyak sekali sumber yang dapat digunakan untuk menggolongkan status gizi dengan menggunakan indeks antropometri tetapi tetap diperlukan tabel bantu untuk mengetahui parameter normal kemudian baru digolongkan misalnya menggunakan tabel 1.3 dan tabel 1.4 berikut.
Penilaian status gizi pada orang dewasa dapat menggunakan indeks massa tubuh seperti pada tabel berikut.
Setiap indeks antropometri memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing misalnya BB/U kelebihannya : mudah, cepat dimengerti, bisa mengukur status akut dan kronis, sensitive terhadap perubahan, dapat mendeteksi overweight, sedangkan kelemahannya : dipengaruhi ascites/udema, harus tahu jelas tanggal lahir, sering salah dalam pengukuran. TB/U keuntungannya : alat mudah murah, fleksibel, bisa mengukur gizi masa lampau, sedangkan kelemahannya : tinggi badan lambat berubah, posisi harus tepat, umur harus pasti, BB/TB Keuntungan : tidak perlu data umur, dapat membedakan proporsi badan gemuk, normal, kurus, Kelemahannya adalah : tidak memberikan gambaran tinggi anak menurut seumuran, sulit dilakukan pada balita, alat ukur 2 maacam, lebih lama, sering terjadi kesalahan pengukuran. LLA/U keuntungannya : baik untuk menilai Kekurangan Energi Protein (KEP) berat, murah, mudah, kelemahannya : sulit menentukan ambang batas, sulit menilai pertumbuhan anak usia 2-5 tahun.
Klasifikasi lain untuk menentukan status gizi bisa menggunakan klasifikasi WHO berikut :
- Gizi lebih bila BB saat ini : >120% median BB/U baku WHO-NCHS
- Gizi baik bila BB saat ini : 80-120% median BB/U baku WHO-NCHS
- Gizi sedang bila BB saat ini : 70-79,9% median BB/U baku WHO-NCHS
- Gizi kurang bila BB saat ini : 60-69,9% median BB/U baku WHO-NCHS
- Gizi buruk bila BB saat ini : <60% median BB/U baku WHO-NCHS
Referensi
Mardalena, I dan Suryani, E. 2016. Ilmu Gizi. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan dan kementerian Kesehatan Republik Indonesia.