Bagaimana proses pemberian Obat yang baik?

Pemberian obat adalah salah satu elemen vital dalam penggunaan obat rasional. Masalah pemberian obat sering terlupakan dalam program penggunaan obat oleh pasien.

Masyarakat sering menganggap bahwa pemberian obat merupakan kegiatan yang sederhana, hal yang sehari-hari dikerjakan, sehingga tidak mungkin akan salah.

Bagaimana proses pemberian Obat yang baik ?

apoteker

Pemberian obat kepada pasien harus melalui prosedur yang baik dan konsisten. Setiap langkah dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab untuk menjamin tidak terjadi kesalahan. Sasaran dari pemberian obat adalah menjamin agar pasien yang tepat menerima obat yang sesuai dengan dosis dan bentuk sediaan obat yang benar.

1) Penerimaan dan Validasi Resep

Pada saat petugas menerima resep dia harus meneliti resep untuk melihat keabsahan resep, meliputi :

  • Nama, nomor izin, alamat dokter.
  • Tempat dan tanggal resep dibuat.
  • Nama, umur pasien.
  • Nama, kekuatan, jumlah obat.
  • Instruksi pemberian obat.
  • Tanda tangan/paraf dokter.

Petugas meneliti resep sehingga tidak ada kekeliruan yang terjadi, pasien yang benar menerima obat yang tepat.

2) Analisis dan Interpretasi Resep

Petugas menganalisis dan mengartikan resep sebagai berikut :

  • Membaca dan mengartikan nama obat, baik nama generik maupun nama dagang.
  • Membaca dan mengartikan singkatan-singkatan dalam resep.
  • Melakukan perhitungan-perhitungan terhadap obat yang diresepkan.
  • Memastikan bahwa dosis yang ditulis sesuai dengan keadaaan/kondisi pasien (jenis kelamin, umur, berat badan).
  • Meneliti kemungkinan interaksi diantara obat yang diresepkan.
  • Menghubungi dokter bila ada instruksi dalam resep yang tidak jelas.

Resep biasanya berbentuk permintaan tertulis. Dalam keadaan tertentu atau darurat dokter bisa mengajukan permintaan secara lisan, tapi permintaan ini harus diulangi lagi oleh dispenser didepan dokter untuk memastikan kesesuaian. Resep tertulis harus secepatnya dibuat oleh dokter.

Perhitungan-perhitungan terhadap obat yang diresepkan harus dicek ulang oleh dispenser atau dicek oleh petugas yang lain. Kesalahan dalam perhitungan dapat berakibat fatal bagi pasien.

Apabila Petugas kurang jelas membaca resep dokter, dia harus menghubungi dokter yang menulis resep tersebut untuk memperoleh klarifikasi. Petugas tidak boleh menduga-duga resep tersebut karena akan membahayakan nyawa pasien akibat salah memberikan obat.

3) Penyiapan Obat

Penyiapan obat merupakan kegiatan pokok dalam pemberian obat kepada pasien. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah resep diteliti dan perhitungan obat (jumlah, dan lain-lain) dilakukan.
Penulisan etiket dan label sebaiknya dikerjakan pada saat ini, hal ini sekaligus untuk melakukan cek ulang dari penyiapan resep

Pada waktu pengambilan obat dari tempat penyimpanan/ rak obat, Petugas memilih obat dengan membaca label/ nama obat pada wadah dicocokkan dengan yang tercantum pada resep. Pembacaan ini diulangi sekurang-kurangnya 2 (dua) kali. Petugas sebaiknya setiap kali mengambil obat hanya 1 (satu) jenis, untuk menghindari kekeliruan.

Didahulukan pengeluaran obat yang diterima lebih dahulu (stok lama) atau yang masa kadaluarsanya lebih cepat (sistem FIFO/ FEFO).

Hindari membuka beberapa wadah obat sekaligus serta membiarkan wadah terbuka untuk waktu lama, karena udara akan menyebabkan obat cepat rusak.

Buka wadah obat dan segera tutup setelah pengambilan obat.

Pada saat pengambilan dan penghitungan obat (jumlah, dan lain-lain) dari wadah pada saat mengambil obat, baik cairan maupun padat (tablet/kapsul), etiket obat harus menghadap ke Petugas. Dengan cara ini nama dan kekuatan obat secara otomatis dibaca lagi.

Obat cair harus dituang kedalam wadah bersih, dengan etiket disebelah atas, sehingga etiket tidak terkena cairan.

Tablet atau kapsul dapat dihitung tanpa alat bantu hitung, tapi tidak boleh langsung dengan tangan telanjang, karena secara higienik tidak baik dan dapat merusak kualitas obat.
Penghitungan obat dilakukan dengan mempergunakan secarik kertas atau piring kecil dan spatula bersih.

4) Pengemasan dan pemberian etiket

Tablet atau kapsul dikemas dalam wadah bersih dan kering, berupa kantong plastik atau kertas, botol atau pot plastik.

Cairan dikemas dalam botol bersih dengan tutup yang baik, untuk mencegah bocor.

Pada etiket obat tercantum :

  • Nama pasien,
  • Nama dan alamat institusi (Rumah Sakit, Apotik, dan lain-lain)
  • Tanggal obat diserahkan/ dibuat,
  • Nama obat (generik atau dagang),
  • Kekuatan obat dan
  • Dosis serta jumlah obat.
  • Cara pemakaian.

Pada wadah dapat disertai label antara lain :

  • Kocok dahulu
  • Obat Keras.
  • Tidak dapat diulang tanpa resep baru dokter, dsb.

Keterangan pada etiket sebaiknya berupa tulisan, bukan angka.

Contoh :
“ Sehari diminum dua kali, pagi dan malam dengan segelas air “
Obat yang sudah selesai disiapkan, diperiksa sekali lagi sebelum diserahkan kepada pasien.

5) Penyerahan Obat dan Pemberian Penjelasan

Obat yang telah siap, diperiksa lagi secara menyeluruh, dicocokkan dengan resep dokter. Langkah-langkah penyiapan obat ini sebaiknya direkam dalam bentuk catatan dibalik resep, dimana setiap tindakan diparaf oleh Petugas yang mengerjakan. Pada waktu menyerahkan obat, Petugas memanggil pasien dan mengklarifikasi sekali lagi identitas pasien sesuai resep. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang obat dan cara penggunaannya serta keterangan lainnya bila ada.

Pemberian informasi diutamakan pada beberapa hal, antara lain

a) Kapan obat digunakan

  • sebelum makan : ½ - 1 jam sebelum makan
  • sesudah makan : ½ - 1 jam sesudah makan
  • penggunaan bersama obat lain
  • dsb

b) Bagaimana obat digunakan

  • Cara penggunaan obat tetes mata
  • Cara penggunaan obat tetes telinga
  • Cara penggunaan suppositoria
  • Tablet kunyah
  • dsb

c) Bagaimana penyimpanan dan penanganan obat

  • Harus disimpan jauh dari jangkauan anak-anak
  • Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
  • dsb

Pasien diminta untuk mengulangi sekali lagi penjelasan tersebut, untuk mengetahui apakah dia telah mengerti.

Bila perlu, disiapkan informasi tertulis untuk kasus-kasus tertentu. Perhatian khusus diberikan untuk kasus-kasus seperti wanita hamil, usia lanjut, anak balita, dan pasien yang mendapat beberapa macam obat.

Dispenser adalah petugas yang menyerahkan obat kepada pasien, dan oleh karena itu dia harus menyerahkannya langsung kepada pasien dan menjamin bahwa pasien mengerti sepenuhnya bagaimana memperoleh manfaat dari pengobatan. Semua itu adalah tanggung jawab utama secara professional dari seorang dispenser.

Peranan yang sangat penting dari seorang dispenser adalah mengkomunikasikan kepada pasien tentang informasi yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat, serta untuk mendapatkan manfaat yang sebaik- baiknya. Hal ini akan memperbaiki efektivitas dari obat serta mengurangi perasaan yang kurang menyenangkan karena adanya efek samping atau interaksi obat yang tidak dapat dihindarkan. Banyak ditemukan bahwa ketidakpatuhan pasien akan menyebabkan gagalnya pengobatan.

6) Pencatatan

Pencatatan dilakukan terhadap setiap langkah dalam proses pemberian obat kepada pasien. Tindakan ini penting dalam efisiensi pelayanan resep. Catatan dari obat yang diberikan kepada pasien dapat dipergunakan untuk beberapa hal, antara lain membuktikan obat yang dikeluarkan dan menelusuri bila ada masalah dalam pemberian obat bila dibutuhkan.

Setiap pengeluaran obat dari persediaan dicatat pada kartu stok obat. Obat yang diberikan kepada pasien dicatat pada Kartu/Formulir Pemakaian Obat pasien