Bagaimana Proses Diagnosis Sepsis?

Sepsis

Sepsis dapat diderita oleh siapa saja, namun anak-anak, lansia, pasien di rumah sakit yang mengidap penyakit serius, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami sepsis. Bagaimana Proses Diagnosis Sepsis?

Sepsis termasuk kondisi yang sulit dideteksi karena gejala-gejalanya cenderung mirip dengan penyakit lain. Namun, diagnosa sepsis biasanya bisa ditegakkan apabila pasien mengalami setidaknya 2 dari 3 gejala utama sepsis.

Untuk mencari infeksi penyebab sepsis dan memonitor organ tubuh, serangkaian pemeriksaan perlu dilakukan. Jenis-jenis pemeriksaan tersebut meliputi:

  • Tes darah, misalnya untuk mengonfirmasi infeksi dalam darah, mengevaluasi fungsi hati
  • Pemeriksaan tekanan darah.
  • Pemeriksaan sampel urin dan tinja.
  • Pemeriksaan cairan dari sistem pernapasan, misalnya dahak atau air liur.
  • Biopsi luka jika ada, yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dari luka.
  • Rontgen, USG, CT scan, atau MRI scan.

Setelah terbukti mengidap sepsis, pengobatan akan dimulai secepatnya. Langkah pengobatan sepsis tergantung pada:

  • Lokasi dan penyebab infeksi.
  • Organ yang mengalami infeksi.
  • Tingkat kerusakan yang terjadi.

Makin cepat ditangani, kemungkinan pengidap untuk selamat dan sembuh juga makin tinggi. Kasus sepsis yang parah dan syok septik harus menjalani penanganan darurat di rumah sakit. Perawatan ini dibutuhkan guna mendukung organ-organ vital pasien selama infeksi berlangsung, misalnya untuk menstabilkan pernapasan dan fungsi jantung pengidap.

Langkah utama dalam menangani sepsis adalah antibiotik. Durasi penggunaan antibiotik yang dibutuhkan pun berbeda-beda dan tergantung pada kondisi pengidap dan tingkat keparahan sepsis.

Sumber : www.alodokter.com