Bagaimana peristiwa yang dialami Maryam sebelum kelahiran Nabi Isa as ?

Siti Maryam

Bagaimana peristiwa yang dialami Maryam sebelum kelahiran Nabi Isa as ?

Kisah kelahiran Nabi Isa as. ini digambarkan Allah swt. dengan indah di dalam Alquran, yakni QS Maryam/19:16 sampai dengan QS Maryam/19:40. Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan bagaimana situasi kelahiran Nabi Isa as, dan ketika Ibunya Maryam dengan tabah dan sabar menghadapi kaumnya yang menuduh serta menghina dengan kehadiran bayinya itu.

Adapun ayat tersebut adalah sebelum lahir Nabi Isa as terjadi peristiwa-peristiwa ganjil yang dialami oleh ibunya yakni Maryam. Di antara peristiwa itu adalah ketika Maryam menyendiri, tiba-tiba datang malaikat Jibril menyerupai manusia, kisah ini diceritakan. Allah swt. berfirman dalam QS Maryam/19: 16.

Terjemahnya: Dan Ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Alquran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, Maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

Ayat di atas menceritakan ketika Allah swt. menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw. ketika diperintahkan untuk menceritakan tentang kisah Maryam, agar memperingatkan manusia dan mengambil pelajaran terhadap kisah ini. Quraish Shihab mengatakan bahwa:

Ayat ini berbeda dengan ayat lainnya yaitu dengan menggunakan kata اذ atau اذﻛﺮ yaitu perintah nabi agar mengingat atau menceritakan suatu peristiwa, sedangkan pada ayat di atas dengan menambahkan kata اﻟﻜﺘﺎب yaitu Alquran sehingga makna ayat ini adalah nabi yang di perintahkan agar membacakan tentang kisah serta keutamaan Maryam.

Di antara keutamaan Maryam tersebut adalah Ia tumbuh dikalangan bani Israil dengan terhormat, salah seorang ahli ibadah, yang sangat tekun beribadah dan beliau seorang gadis yang tidak bersuami, dan berada dalam asuhan Nabi Zakariya. Nabi Zakariya yang menjadi imam dan pemelihara Baitul Maqdis. Hal ini diungkapkan Ibnu Katsir di dalam tafsirnya.

Selain itu, ayat di atas menjelaskan ketika Maryam menjauhkan diri dari keluarganya untuk lebih berkosentrasi dalam beribadah kepada Allah swt., Ada juga yang mengatakan bahwa Maryam menjauh dari keramaian disebabkan ketika pada hari itu ia sedang haid.

Quraish Shihab mengatakan bahwa tempat sebelah timur itu sengaja dipilih sebagai isyarat cahaya ilahi, karena timur merupakan tempat terbit matahari. Penjelmaan Jibril ini bertujuan agar ia dapat berbicara dengan Maryam secara tenang, agar ia dapat menerima perkataan tersebut kepadanya. Karena jika seandainya Jibril menampakkan diri kepadanya dalam rupa yang sebenarnya, pasti ia akan ketakutan, sehingga tidak dapat berbicara dengannya. Kemudian timbul rasa takut di hati gadis suci itu, kemudian ia berkata kepada laki-laki tersebut, yaitu yang terdapat dalam QS Maryam/19:18, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa".

Ketika Jibril menampakkan diri kepada Maryam, sedangkan ia pada waktu itu berada di tempat terpencil, maka timbul rasa takut dan menyangka bahwa Jibril ingin melakukan perbuatan yang tidak baik terhadapnya. Kemudian Jibril Melihat Maryam merasa ketakutan sehingga malaikat Jibril menenangkan hati Maryam dengan mengatakan bahwa ia bukanlah laki-laki yang akan menodainya, melainkan utusan yang diperintahkan Allah swt.

Menurut Ibnu Arabi,menjelaskan tentang kehadiran malaikat Jibril dihadapan Maryam, sebagai berikut:

Ketika sang malaikat terpercaya, Jibril menghadirkan dirinya di hadapan Maryam dalam wujud manusia sempurna, Maryam membayangkan bahwa ia salah seorang manusia biasa yang ingin bersetubuh dengannya. Sehingga ia berusaha dengan segala pribadinya mencari perlindungan dari Allah. Karena ia yakin bahwa hal tersebut adalah hal yang terlarang. Oleh karena itu, Maryam mencapai kehadiran sempurna dengan Allah. Seandainya Jibril meniupkan rohnya pada saat itu, maka Nabi Isa as akan menjadi sifat yang pemarah, dan memiliki karakter yang buruk. Akan tetapi ketika Jibril mengatakan bahwa dia hanyalah utusan Allah barulah Maryam tenang kembali dan Jibril meniupkan roh Nabi Isa as ke dalam tubuh Maryam.

Malaikat Jibril datang untuk mengabarkan kepada Maryam bahwa ia akan dianugerahkan kepadanya seorang anak laki-laki yang suci, hal ini termaktub dalam QS Maryam/19:19, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".

Ayat di atas menjelaskan bahwa Jibril menjawab ketakutan Maryam dengan jawaban yang bisa menentramkan dan meredakan ketakutannya. Quraish Shihab mengatakan ucapan Jibril tersebut memberi ketenangan kepada Maryam bahwa ia adalah utusan Allah swt., bukan hanya ucapan tersebut, tetapi juga ia akan diberikan seorang anak laki-laki yang suci lagi sempurna, kesucian dan kesempurnaan tersebut mengisyaratkan bahwa cara perolehannya pun pasti dengan cara yang suci pula.

Menurut al-Maraghi penyandaran pemberian kepada diri Jibril, karena pemberian tersebut datang melalui tangannya, yakni ia yang meniupkan ruh ke dalam rahimnya dengan perintah Allah swt. Ayat ini diperkuat di dalam QS Ali-Imran/3:45, Allah swt berfirman:

Terjemahnya: (ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat54(yang datang) daripada-Nya, namanya Al masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan Termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).

Ayat di atas menjelaskan bahwa anak yang dikandung oleh Maryam itu akan diberi nama al-Masih ibn Maryam, Nabi Isa as dinisbahkan kepada ibunya Maryam, karena ia lahir tanpa bapak. Maryam merasa heran atas apa yang diberitakan Jibril kepadanya, yakni dia akan melahirkan seorang anak yang suci sedangkan ia tidak menikah dan tidak juga berhubungan seks dengan laki-laki mana pun. Hal tersebut termaktub dalam QS Maryam/19:20, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!".

Quraish Shihab menambahkan bahwa kejadian ini adalah sebagai anugrah dari Allah swt. dan menciptakan seorang anak tanpa ada hubungan dengan laki-laki agar menjadi suatu tanda yang sangat nyata tentang kesempurnaan kekuasaan-Nya sehingga menjadi bukti bagi manusia, dan menjadi petunjuk bagi mereka bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah swt. yakni dengan melahirkan seorang anak tanpa bapak, dan kejadian ini telah Allah swt. putuskan dan pasti akan terjadi. Maryam diperintahkan untuk menerima dengan hati yang tentram. Begitu juga yang diungkapkan al- Maraghi dalam menafsirkan ayat ini, bahwa Allah tidak membutuhkan materi serta alat-alat untuk menciptakan manusia, apa yang Ia kehendaki maka sangat mudah terjadi.

Ayat ini diperkuat dalam QS Ali-Imran/3:47, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, Padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, Maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah Dia.

Setelah beberapa kejadian aneh yang dialami oleh Maryam, kemudian ia menerima ketetapan Allah swt. tersebut dengan ikhlas, maka Jibril meniupkan ruh ke tubuh Maryam. Dalam hal ini ulama berbeda pendapat dimanakah Jibril meniup?. Quraish Shihab mengatakan bahwa Jibril meniup di tubuh Maryam.

Sedangkan al-Maraghi mengatakan bahwa Jibril meniup kantong baju besinya (bagian depan baju yang terbuka) lalu tiupan itu masuk ke dalam rahimnya, maka Maryam pun hamil. Lain pula yang diungkapkan Ibnu Katsir, Jibril meniup ruh di lengan bajunya, yang kemudian ruh itu turun hingga mengalir ke farji. Sehingga ia mengandung atas izin Allah swt.

Hal ini terdapat di dalam QS Maryam/19:22, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.

Kemudian Maryam mengasingkan diri ke tempat yang jauh membawa kandungannya itu, agar manusia tidak mengetahui keadaannya tersebut. Karena ia malu melihat keadaannya hamil tanpa didampingi oleh seorang suami. Karena ia adalah keturunan dari nabi-nabi, dan merasa akan mendapat tuduhan dari kaumnya, maka ia pun menjauhkan diri dari manusia.

Referensi :

  • M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran), (Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2002)
  • Hamka, Tafsir al -Azhar, (Singapura: Pustaka Nasional)
  • Ismail bin Umar bin Katsir ad-Dimasyqy Abu al-Fida’, Tafsir Ibnu Katsir, (Beirut: Dar al -Fikr, 1401 H.)
  • Al-Maraghi, Terjemah Tafsir al -Maraghi (Semarang: CV Toha Putra, 1980)
  • Olaf Schumann, 10 Ulama Bicara Al-Masih dan Ajarannya (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013).