Bagaimana Penyakit Psittacosi ini ditularkan?

Pada burung gejalanya tidak tentu dari mulai tidak ada tanda-tanda khusus hingga menunjukkan gejala sakit yang mematikan. Pada burung bisa terlihat gejala seperti mencret, lemah, bulu kusut, tidak mau makan dan mata atau hidungnya berair. Sementara itu burung tersebut juga harus dipisahkan lalu diobati dengan antibiotika dan kuman di sangkarnya dibasmi agar tidak terkena penyakit psittacosis yang dapat menular ke manusia.

Kita tahu bahwa penyakit ini dapat menular, apalagi dapat menular ke manusia. Bagaimana untuk penularannya :

  • Pada umumnya infeksi terjadi kalau orang menghirup kumannya – biasanya dari kotoran kering burung yang terkena. Orang juga dapat terkena karena berciuman ‘mulut dan paruh’ dengan burung atau menangani bulu dan sel badan burung yang terkena.
  • Tidak ada bukti bahwa Psittacosis menular di antara sesama manusia.
    Siapa saja yang menghadapi resiko penyakit Psittacosis?
  • Semua jenis burung rentan terhadap infeksi, khususnya burung yang dipelihara (misalnya beo, betet dan kakaktua), dan juga unggas (kalkun dan bebek) adalah yang paling sering terlibat menyampaikannya kepada kita.
  • Orang yang paling menghadapi bahaya infeksi Psittacosis adalah yang sering menyentuh-nyentuh burung karena pekerjaan atau kegemarannya, misalnya pemilik burung, karyawan toko burung, dokter hewan atau penjagal unggas.