Bagaimana pentingnya transmisi moneter bagi teori dan kebijakan moneter ?

3

Bagaimana pentingnya transmisi moneter bagi teori dan kebijakan moneter ?

Kompleksitas mekanisme transmisi kebijakan moneter seperti diuraikan
di atas menuntut perlunya analisis dan riset untuk memetakan bekerjanya
berbagai saluran transmisi yang ada, apakah saluran uang beredar, kredit,
suku bunga, nilai tukar, harga aset ataupun ekspektasi, sesuai dengan
perkembangan ekonomi dan keuangan yang terjadi. Dalam kaitannya
dengan teori dan kebijakan moneter, studi mengenai transmisi moneter
seperti ini biasanya bertujuan untuk mengkaji dua aspek penting. Yang
pertama adalah untuk mengetahui saluran transmisi mana yang paling
dominan dalam ekonomi untuk dipergunakan sebagai dasar bagi
perumusan strategi kebijakan moneter. Apabila saluran uang beredar masih
paling dominan, misalnya, maka strategi kebijakan moneter dengan
penargetan uang beredar masih relevan dipergunakan. Namun demikian,
apabila saluran suku bunga atau saluran nilai tukar menjadi yang paling
dominan, maka perlu dipertimbangkan penargetan suku bunga atau
penargetan nilai tukar sebagai strategi kebijakan moneter.

Yang kedua adalah untuk mengetahui seberapa kuat dan lamanya
tenggat waktu masing-masing saluran transmisi tersebut bekerja, baik dari
sejak tindakan moneter dilakukan bank sentral ke perubahan masingmasing
saluran maupun dari saluran transmisi ke perubahan inflasi dan
pertumbuhan ekonomi. Analisis seperti itu penting untuk menentukan
variabel ekonomi dan keuangan mana yang paling kuat dijadikan leading
indicators terhadap pergerakan inflasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan
serta variabel mana sebagai indikator untuk penentuan sasaran operasional
kebijakan moneter. Dengan demikian, apabila uang beredar, kredit, suku
bunga dan nilai tukar relatif kuat dalam mempengaruhi pergerakan
ekonomi dan inflasi ke depan, maka variabel-variabel ini perlu
dipergunakan dalam membangun leading indicators. Dari variabelvariabel
ini pula dapat dipilih mana yang paling tepat dipergunakan sebagai
sasaran operasional, misalnya apa uang primer atau suku bunga. Sementara
itu, analisis mengenai profil tenggat waktu dari saluran-saluran transmisi
tersebut sangat diperlukan untuk menyusun strategi kebijakan moneter
secara forward looking. Dengan memahami lamanya tenggat waktu dari
sejak kebijakan moneter ditempuh hingga pengaruhnya terhadap inflasi
dan pertumbuhan ekonomi, bank sentral dapat lebih mampu mengarahkan
kebijakan moneter yang ditempuhnya saat ini pada sasaran akhir yang
ditetapkan ke depan.

Dengan pemikiran demikian, pemahaman yang utuh dan mendalam
mengenai mekanisme transmisi kebijakan moneter penting baik ditinjau
dari sisi praktek perumusan kebijakan moneter oleh bank sentral maupun
dari sisi pemahaman dan pengembangan teori ekonomi moneter dalam
dunia akademis. Bank sentral jelas akan sulit untuk dapat merumuskan
kebijakan moneter tanpa memahami transmisi moneter secara baik.
Pemahaman mekanisme transmisi kebijakan moneter akan sangat
menentukan efektivitas kebijakan moneter dalam mencapai sasaran akhir
yang telah ditetapkan. Sebagian besar otoritas moneter dan para ekonom
sepakat bahwa kebijakan moneter dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi
riil dalam jangka pendek, meskipun dalam jangka panjang kebijakan
moneter hanya berpengaruh terhadap inflasi. Namun demikian, masih
terjadi perdebatan mengenai bagaimana persisnya kebijakan moneter
mempengaruhi ekonomi riil (Friedman, 1995). Dalam kaitan ini,
pemahaman mengenai transmisi moneter dapat memberikan gambaran
bagaimana, seberapa kuat, dan berapa lama kebijakan moneter dapat
berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi riil dan pencapaian sasaran akhir
yang ditetapkan. Demikian sebaliknya, kelemahan dalam memahami
mekanisme transmisi moneter akan menyebabkan kurang efektifnya
kebijakan moneter tidak saja dalam mempengaruhi aktivitas ekonomi riil
tetapi juga dalam mencapai sasaran akhir yang ditetapkan.

Bagi dunia akademis, studi mengenai mekanisme transmisi kebijakan
moneter akan semakin memperkaya pemahaman mengenai bagaimana
kebijakan moneter berpengaruh terhadap perekonomian dan
pengembangan teori maupun asumsi-asumsi yang melandasinya. Dalam
tataran teoritis, studi mengenai transmisi moneter pada mulanya mengacu
pada peranan uang dalam perekonomian, seperti pertama kali dijelaskan
oleh Quantity Theory of Money (Fisher, 1911) yang mengandung makna
adanya hubungan langsung dan sistematis antara pertumbuhan uang
beredar dengan inflasi dan output riil. Debat mengenai bagaimana
pengaruh kebijakan moneter terhadap perekonomian dalam konteks
pandangan para ekonom Klasik dengan para ekonom Keynessian juga
mendasarkan pada fungsi uang sebagai media transaksi dalam mekanisme
transmisi kebijakan moneter.