Bagaimana penjelasan tentang teori Konsep Asuhan Kebidanan?

Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatiannya.

Bagaimana teori Model Konsep Asuhan Kebidanan ?

Fungsi Konsep dan teori adalah sebagai alat untuk mengidentifikasi fenomena yang diobservasinya, sedangkan teori adalah jalur logika atau penalaran yang digunakan oleh peneliti untuk menerangkan hubungan pengaruh antar fenomena yang dikaji.

TEORI MODEL KEBIDANAN


Model of care the midwifery patnership didasarkan pada prinsip midwifery care berikut ini:

  1. Mengakui dan mendukung adanya keterkaitan antara badan, pikiran, jiwa, fisik,dan lingkungan kultur sosial.
  2. Berasumsi bahwa mayoritas kasus wanita yg bersalin dapat ditolong tanpa adanya intevensi.
  3. Mendukung dan meningkatkan proses persalinan alami.
  4. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan seni dan ilmu pengetahuan.
  5. Relationship-based dan kesinambungan dalam motherhood.
  6. Woman centered dan bertukar pikiran antara wanita.
  7. Kekuasaan wanita yaitu berdasarkan tanggung jawab untuk suatu pengambilan suatu keputusan.
  8. Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik individu

Model Konseptual kebidanan adalah tolak ukur bagi bidan dalam memberi asuhan kebidanan. Konseptual model adalah gambaran abstrak dari suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin.

Model asuhan kebidanan yaitu kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses kehidupan normal. Model Kebidanan mempunyai 5 komponen :

  1. Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologi maupun sosial dalam siklus kehamilan dan persalinan.
  2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan prenatal, dalam proses persalinan dan bantuan masa post partum
  3. Intervensi teknologi seminimal mungkin
  4. Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetrik yang dibutuhkan
  5. Melakukan rujukan

Ruang lingkup praktik kebidanan :

  1. Menolong Persalinan
  2. Konseling
  3. Penyuluhan
  4. Asuhan pada saat hamil, melahirkan, nifas dan BBL (bayi baru lahir)
  5. Deteksi dini penyakit
  6. Pengobatan terbatas ginekologi
  7. Pertolongan gawat darurat
  8. Pengawasan tumbuh kembang
  9. Supervisi

Ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan melakukan konseling diantaranya :

  1. Menurunkan / menghilangkan stress
  2. Membuat diri kita merasa lebih baik, bahagia, tenang dan nyaman
  3. Lebih memahami diri sendiri dan orang lain
  4. Merasakan kepuasan dalam hidup
  5. Mendorong perkembangan personal
  6. Meningkatkan hubungan yang lebih efektif dengan orang lain
  7. Memaksimalkan fungsi diri dan kehidupan kita sehari – hari

Pengantar teori dalam praktik kebidanan dituangkan dalam standar pelayanan kebidanan yang berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standar pelayanan akan melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan jelas. Dengan adanya standar pelayanan dapat dibandingkan dengan pelayanan yang diperoleh masyarakat akan memberikan kepercayaan yang lebih mantap terhadap pelaksana pelayanan.

Masalah yang ditemukan dalam penyusunan standar pelayanan kebidanan adalah bahwa diantara apa yang telah biasa dilakukan dalam praktIk kebidanan sebenarnya merupakan tindakan ritualistik yang tidak berdasarkan pada pengalaman praktik yang terbaik. Dalam standar praktik kebidanan tindakan yang bersifat ritualistik seperti melakukan episiotomi secara rutin dan memandikan bayi setelah lahir sudah tidak dianjurkan lagi. Perubahan standar pelayanan seperti ini didasarkan pada pengalaman yang terbaik dari para praktisi di seluruh dunia. Praktik kebidanan, managemen kesehatan wanita secara mandiri berfokus pada kehamilan, persalinan, nifas, asuhan BBL, KB dan kesehatan reproduksi wanita.

TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN

1. Teori Reva Rubin

Menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu. Untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan – perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.

a. Menurut Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan – harapan antara lain:

  1. kesejahteraan ibu dan bayinya
  2. Penerimaan dari masyarakat
  3. Penentuan identitas diri
  4. Mengerti tentang arti memberi dan menerima

b. Tahap – tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya:

  1. Anticipatory Stage. Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
  2. Honeymoon Stage. Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
  3. Plateu Stage. Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
  4. Disengagement. Merupakan tahap penyelesaian latihan peran sudah berakhir.

Aspek – aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan

c. Beberapa tahapan aktivitas penting sebelum seseorang menjadi seorang ibu:

  1. Taking On ( tahapan meniru )
    Seorang wanita dalam pencapaian sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu

  2. Taking In
    Seorang wanita sudah membayangkan peran yang dilakukannya. Introjektion, Projektion dan Rejektion merupakan tahap dimana wanita membedakan model – model yang sesuai dengan keinginannya.

  3. Letting Go
    Wanita mengingat kembali proses dan aktivitas yang sudah dilakukannya. Pada tahap ini seorang wanita akan meninggalkan perannya di masa lalu.

d. Adaptasi Psikososial pada masa Post partum:

Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa post partum dipengaruhi oleh:

  1. Respon dan dukungan dari keluarga
  2. Hubungan antara melahirkan dengan harapan – harapan
  3. Pengalaman melahirkan dan mambesarkan anak yang lalu
  4. Budaya

e. Rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga tahap yaitu:

  1. Periode Taking In ( Hari ke1-2 setelah melahirkan )

    • Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
    • Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan tubuhnya
    • Ibu akan mengulangi pengalaman – pengalaman waktu melahirkan
    • Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal
    • Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal
  1. Periode Taking Hold (hari ke 2-4 setelah melahirkan)

    • Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orangtua dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya
    • Ibu menfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh
    • Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok
    • Ibu cendrung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan pribadi
    • Kemungkinan ibu mengalami depresi postrpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya.
  2. Periode Letting Go

    • Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga
    • Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan sosial.

2. Teori Ramona Mercer

Teori ini lebih menekankan pada stress antepartum dalam pencapaian peran ibu.
Mercer membagi teorinya menjadi 2 topik :

a. Efek stress Antepartum

Stress antepartum adalah komplikasi dari risiko kehamilan dan pengalaman negatif dalam hidup seorang wanita. Tujuan asuhan yang diberikan adalah : memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidakpercayaan diri ibu.

Penelitian Mercer menunjukkan ada 6 faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:

  1. Hubungan Interpersonal
  2. Peran keluarga
  3. Stress antepartum
  4. Dukungan sosial
  5. Rasa percaya diri
  6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi

Maternal role menurut Mercer adalah bagaimana seorang ibu memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.

b. Pencapaian peran ibu

Peran ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasaan dan penghargaan peran. Lebih lanjut Mercer menyebutkan tentang stress antepartum terhadap fungsi keluarga baik yang positif maupun negatif. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress antepartum. Stress antepartum karena risiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi tehadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi rasa tidak percaya dirinya selama kehamilan atau mengatasi stress antepartum.

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama kehamilan (trimester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas dan menopouse merupakan hal yang fisiologis.

Perubahan yang dialami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan sterss antepartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal).

Perubahan yang dialami oleh ibu hamil antara lain adalah :

  1. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya
  2. Ibu memerlukan sosialisasi
  3. Ibu cendrung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
  4. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya. Dll

Contoh : Ibu Rika hamil 2 bulan, ini kehamilannya yang ke-2, kehamilan yang lalu ibu rika mengalami abortus. Ibu rika sangat berhati-hati dalam kehamilannya ini dan ia sangat khawatir bila terjadi hal yang sama pada kehamilannya, sehingga ia merasa sangat cemas berlebihan, ia tidak mau melakukan aktifitas apapun, sepanjang hari ibu rika hanya tiduran saja, dan ia merasa stress dengan kehamilan ini. Bidan Evi memberikan asuhan sesuai dengan teori Ramona, yang menekankan pemberian asuhan pada ibu hamil yang mengalami stress antepartum akibat pengalaman negatif yang lalu, sehingga ibu hamil dapat memilki kepercayaan diri kembali dalam menjalani kehamilannya. Bidan Evi menganjurkan agar ibu rika menerima kehamilan dengan rasa bahagia tanpa ada kecemasan karena dapat mempengaruhi perkembangan dari janinnya.

Empat tahapan dalam pelaksanaan peran ibu menurut Mercer :

  1. Anticipatory; saat sebelum wanita menjadi ibu, dimana wanita mulai melakukan penyesuaian sosial dan psikologis dengan mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
  2. Formal; wanita memasuki peran ibu sebenarnya, bimbingan peran dibutuhkan sesuai dengan kondisi sistem sosial.
  3. Informal; dimana wanita sudah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya.
  4. Personal; merupakan peran terakhir, dimana wanita sudah mahir melakukan perannya sebagai ibu.

Sebagai perbandingan, Rubin menyebutkan peran ibu sudah dimulai sejak ibu mulai hamil sampai 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi lahir ( 3-7 bulan setelah melahirkan ).

Wanita dalam menjalankan peran ibu dipengaruhi oleh faktor – faktor

  1. Faktor ibu
    a. Umur ibu pada waktu melahirkan
    b. Persepsi ibu pada waktu melahirkan pertama kali
    c. Stress sosial
    d. Memisahkan ibu dengan anak secepatnya
    e. Dukungan sosial
    f. Konsep diri
    g. Sifat pribadi
    h. Sikap terhadap membesarkan anak
    i. Status kesehatan ibu

  2. Faktor Bayi
    a. Temperamen
    b. Kesehatan bayi

  3. Faktor – faktor lainnya
    a. Latar belakang etnik
    b. Status perkawianan
    c. Status ekonomi

Dari faktor sosial support, Mercer mengidentifikasikan adanya empat faktor pendukung:

  1. Emotional Support; yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti
  2. Informational Support; yaitu memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri
  3. Physical Support, misalnya dengan membantu merawat bayi dan memberikan tambahan dana
  4. Appraisal Support, hal ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan pencapaian peran ibu.

Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor – faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian peran ibu. Peran bidan yang diharapkan oleh Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptasi peran dan mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi pencapaian peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.

3. Teori Ela Joy Lehrman

Dalam menjalankan profesi kebidanan, Ela Joy Lehrman melihat makin banyaknya tugas yang dibebankan pada bidan yang harus dilaksanakan dengan penuh profesionalisme dan tanggung jawab. Dengan pandangan Ela Joy Lehrman tersebut menjadi latar belakang munculnya teori kebidanan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Teori Lehrman ini menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik pemberian asuhan pada wanita hamil dan memberi pertolongan persalinan.

Lehrman menyelidiki bahwa pelayanan antenatal menunjukan perbedaan antara prosedur administrasi yang dibebankan serta manfaat antenatal dan jenis pelayanan yang diterima wanita di klinik kebidanan. Hubungan antara identifikasi faktor risiko dan keefektifan dari antenatal care terhadap hasil yang diinginkan belum terpenuhi. Lehrman dan koleganya ingin menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan keseorangan bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktek. Tujuan dari penelitian yang dilakukan Lehrman yaitu mengidentifikasi kompenen - komponen yang saling mempengaruhi dalam praktek kebidanan.

Hasil dari penelitiannya adalah Teori yang dikemukakan oleh Lehrman mencakup 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal, diantaranya:

  1. Asuhan yang berkesinambungan
  2. Keluarga sebagai pusat asuhan
  3. Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
  4. Tidak ada intervensi dalam asuhan
  5. Fleksibilitas dalam asuhan
  6. Keterlibatan dalam asuhan
  7. Advokasi dari klien
  8. Waktu

Pada asuhan partisipatif bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, perencanaan, dan evaluasi. Pasien / klien ikut bertanggung jawab atau mengambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palipasi klien akan melakukan pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung. Dari ke delapan komponen yang dibuat Lehraman tersebut kemudian diuji cobakan oleh Morten pada tahun 1991 pada pasien pascapartum.

Dari hasil penerapan uji coba tersebut Morten menambahkan tiga komponen lagi pada ke delapan konsep yang dibuat oleh Lehrman yaitu:

a. Teknik Terapeutik

Proses komunikasi yang sangat penting dalam komunikasi konseling secara khusus yang lebih mengutamakan konsep terapi seorang tenaga kesehatan dalam proses perkembangan dan penyembuhan pasein / klien. Terapeutik dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap misalnya

  1. Mendengar dengan aktif
  2. Mengkaji masalah
  3. Klarifikasi masalah
  4. Humor ( tidak bersikap kaku )
  5. Sikap yang tidak menuduh
  6. Jujur
  7. Mengakui kesalahan
  8. Pengakuaan fasilitasi ( memfasilitasi )
  9. Menghargai hak klien
  10. Pemberiaan izin

b. Pemberdayaan ( Empowerment )

Suatu proses pemberiaan kekuatan dan kekuasaan. Melalui penampilan dan pendekatan bidan dapat meningkatkan kemampuan dalam mengoreksi, mengesahkan, menilai, dan memberi dukungan.

c. Hubungan Sesama ( Lateral Relationship )

Meliputi menjalin hubungan yang baik dengaan klien, bersikap terbuka dengan klien, sejalan dengan klien sehingga antara klien dan bidan terlihat tampak akrab dan terbina hubungan saling percaya yang harmonis (misalnya, sikap empati, atau berbagi pengalaman).

4. Teori Ernestine Wiedenbach

Ernestine adalah seorang perawat kebidanan lulusan Fakultas Keperawatan Universitas Yale, yang sangat tertarik pada masalah seputar keperawatan maternitas yang terfokus pada keluarga ( Family – Centered Maternity Nursing ).

Selain berpengalaman sebagai perawat dengan bekerja di klinik selama puluhan tahun, ia juga seorang penulis yang telah menghasilkan beberapa buku dan berpartisipasi dalam beberapa penelitian salah satunya bersama ahli filsafat bernama Dickoff. Konsep yang dihasilkan oleh Ernestine bukan hasil penelitiaan melainkan hasil pemikirannya yang dituangkan dalam bukunya Family – Centered Marternity Nursing.

Konsep yang luas Wiedenbach yang nyata ditemukan dalam keperawatan :

a. The agent ( Perantara )

Meliputi perawat, bidan dan orang lain. Ernestine mengutarakan empat konsep yang mempengaruhi praktik keperawatan yaitu filosofi, tujuan, praktik dan seni. Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera mengembangkan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua.

b. The recipient ( Penerima )

Meliputi wanita, keluarga, masyarakat. Menurut Wiedenbach adalah untuk memenuhi kebutuhannya terhadap bantuan. Individu penerima harus dipandang sebagai seseorang yang kompeten dan mampu melakukan segalannya sendiri. Jadi perawat atau bidan memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

c. The goal / purpose

Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan bantuan. Perawat atau bidan harus bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien yang terlihat melalui perilakunya yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan fisik, emosional dan fisiogikal. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien / klien, bidan atau perawat harus menggunakan mata, telinga, tangan serta pikirannya.

d. The Means

Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahap yaitu:

  1. Identifikasi kebutuhan klien, memerlukan keterampilan dan ide
  2. Memberikan dukugan dalam mencapai pertolongan yang dibutuhkan (ministion)
  3. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation)
  4. Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuaan (coordination) Untuk mengindentifikasi kebutuhan ini diperlukan :
  5. Pengetahuan : untuk bisa memahami kebutuhan pasien / klien
  6. Judgement (penilaian) : kemampuan pengambilan keputusan
  7. Keterampilan : kemampuan perawat / bidan memenuhi kebutuhan pasien

The frame work lingkungan sosial, organisasi dan profesi kelima kelompok Wiedenbach dapat digambarkan dalam bagian :

  • Identifikasi
  • Mempersiapkan
  • Koordinasi
  • Validasi

5. Teori Jean Ball

Menurut Jean Ball, respon terhadap perubahan setelah melahirkan akan mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan mereka akan mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Persiapan yang sudah dilakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi respon emosional wanita terhadap perubahan akibat proses kelahiran tersebut. Kesejahteraan wanita setelah melahirkan sangat tergantung pada personality atau kepribadian. Sistem dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas.

Ball mengemukakan teori kursi goyang yang dibentuk 3 elemen :

  • pelayanan maternitas
  • pandangan masyarakat terhadap keluarga
  • Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian wanita

6. Teori Jean Ball dalam Konsep

  1. Women : Ball memusatkan perhatiannya terhadap perkembangan emosional dalam proses melahirkan
  2. Health : Merupakan pusat dari model Ball, tujuan dari postnatal care agar mampu menjadi ibu
  3. Environment : Lingkungan sosial dan organisasi dalam sisi dukungan
  4. Midwifery : Penelitian postnatal
  5. Self : Secara jelas kita dapat melihat bahwa peran bidan dalam memberikan dukungan dan membantu seseorang wanita untuk menjadi yakin dengan perannya sebagai ibu