Bagaimana pengaruh psikologis wanita terhadap adanya poligami?

Poligami

Poligami adalah sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau menikahi beberapa lawan jenisnya dalam waktu yg bersamaan. Dalam hubungan percintaan, bagaimana dampak psikologis wanita apabila dipoligami ?

Dalam pengertian bahasa (laterlag), poligami memiliki arti kawin banyak atau menikah beberapa kali dalam waktu yang bersamaan, bisa seorang pria menikah dengan banyak wanita atau seorang wanita menikah dengan banyak pria, atau juga banyak pria menikah dengan banyak wanita (Suprapto, 1990).

Motivasi dan tujuan dari poligami dilakukan antara lain adalah (Suprapto, 1990):

  • Motivasi seksual, yaitu motivasi yang digunakan untuk memberikan kepuasan seksual bagi yang bersangkutan.
  • Motivasi ekonomi, yaitu motivasi yang menyangkut kebutuhan materi. Seseorang melakukan poligami untuk memperbesar usahanya. Biasanya mereka menikah lagi dengan seseorang yang sudah sukses.
  • Motivasi politik, yaitu motivasi yang menyangkut kekuasaan politik atau pertimbangan politis demi keuntungan pribadi yang bersangkutan.
  • Motivasi perjuangan, yaitu baik perjuangan politik, perjuangan keagamaan, perjuangan ideologi dan sebagainya.
  • Motivasi generasi, yaitu motivasi untuk mendapatkan keturunan.
  • Motivasi kebanggaan diri, yaitu seseorang yang melakukan poligami beranggapan bahwa mereka yang dapat melaksanakan poligami bukanlah sembarang orang, karena hanya orang-orang pilihan yang dapat melaksanakannya.
  • Motivasi keagamaan dan menalurikan sosial budaya tertentu, yaitu motivasi untuk menjalankan hal-hal yang dianjurkan atau diperbolehkan oleh agama
  • Motivasi untuk terus menghidupkan budaya tertentu yang sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka.

Selain adanya motivasi untuk berpoligami, tentu timbul dampak psikologis yang dialami wanita yang dipoligami, baik dampak positif maupun negatif. Adapun dampak negatif pada diri wanita yang suaminya melakukan pernikahan poligami yaitu (Setiati, 2007) :

  • Dalam diri istri akan muncul perasaan inferior, menyalahkan diri sendiri, istri merasa tindakan suaminya berpoligami adalah akibat ketidakmampuan dirinya memenuhi kebutuhan biologis suaminya.
  • Istri akan merasa terlantar secara ekonomi, sehingga sangat kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dikarenakan selama pernikahan, istri sudah mengalami ketergantungan secara ekonomi kepada suami.
  • Sering terjadi tindak kekerasan terhadap wanita dan anak-anak, baik kekerasan fisik, ekonomi, seksual maupun psikologis.
  • Muncul perasaan tidak aman pada wanita, karena pada umumnya ada banyak laki-laki yang memiliki istri lebih dari satu akan secara diam-diam melakukan pernikahan dengan wanita lain di bawah tangan.

Selain dampak negatif, adapun dampak positif yang dialami wanita atau istri menurut Setiati (2007) yaitu:

  • Melatih sabar, yaitu berusaha memandang poligami sebagai bagian dari tujuan Tuhan untuk menguji tingkat kesabaran dan kesolehan sebagai seorang wanita, istri, dan ibu dalam mengendalikan amarah, cemburu dan hal-hal lain yang bersifat duniawi.
  • Melatih ikhlas dalam berbagi kebahagiaan dengan wanita lain, yaitu berusaha memandang bahwa segala sesuatu di dunia ini hanya bersifat sementara, dan lebih baik melatih diri untuk mengikhlaskan segala sesuatu sehingga kelak mendapat pahala dimata Tuhan.
  • Melatih berpasrah hati semata-mata karena Tuhan.
  • Melatih hidup sehat dan bersih, yaitu dengan berpoligami istri menjaga agar suami terhindar dari hubungan seks bebas dan hidup sehat juga bersih dimata Tuhan.
  • Melatih diri untuk selalu meningkatkan kualitas, yaitu dengan berpoligami akan membuat setiap istri termotivasi untuk selalu menjaga dan memperbaiki kualitas diri sehingga suami tidak lagi berusaha mencari wanita lain.
  • Melatih untuk tidak memiliki sifat dengki, karena dengan dengki istri akan semakin depresi dan tidak akan menarik dimata suami maupun orang banyak. Maka dengan berpoligami, istri berlatih untuk semakin mendekatkan diri pada Tuhan