Bagaimana pendekatan kontijensi pada sistem akuntansi manajemen?

Bagaimana pendekatan kontijensi pada sistem akuntansi manajemen ?

Bagaimana pendekatan kontijensi pada sistem akuntansi manajemen ?

2 Likes

Penggunaan teori kontijensi untuk analisis sitem akuntansi manajemem telah lama menarik minat para peneliti. Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi pada setiap keadaan, tetapi pada sistem akuntansi manajemen tersebut tergantung juga pada faktor-faktor situasional yang ada dalam organisasi. Para peneliti telah banyak menerapkan pendekatan kontijensi guna menganalisa serta mendesain sistem kontrol, khususnya pada bidang sistem akuntansi manajemen.Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat variabel-variabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan, task uncertainty, kompleksitas teknologi, strategi, strategi uncertainty dengan disain sistem informasi manajemen.

Pendekatan secara kontijensi banyak menarik minat para peneliti karena mereka ingin meneliti apakah tingkat keadaan sistem akuntansi manajemen itu selalu akan berpengaruh sama (terhadap kinerja) pada setiap kondisi atau tidak. Basarkan pada pendekatan kontijensi maka ada penentu lainnya yang akan saling berinteraksi, selaras dengan kondisi tertentu yang dihadapi. Berawal dari pendekatan kontijensi tersebut maka perbedaan tingkat desentralisasi juga memungkinkan terjadinya perbedaan pada kebutuhan informasi akuntansi manajemen.

Menurut Garrison dan Norren (2000) apabila organisasi tumbuh dengan partisipasi banyak orang, maka menjadi tidak mungkin seorang manajer puncak membuat keputusan-keputusan tentang segala hal. Sampai pada derajat tertentu, manajer-manajer harus mendelegasikan keputusan-keputusan kepada tingkat manajer yang lebih rendah dengan cara melakukan desentralisasi dan otorisasi.

Kondisi seperti sekarang ini yang sangat sulit untuk diramalkan sangat diperlukan adanya desentralisasi dengan derajat yang tinggi. Informasi dan struktur organisasi (desentralisasi) akan mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mengolah dan mengumpulkan informasi serta aliran informasi. Organisasi yang menganut sistem sentralisasi sebuah informasi mungkin hanya akan mengalir dan terpusat pada manajemen tingkat atas saja, namun pada organisasi yang menganut sistem desentralisasi informasi tersebut juga akan mengalir pada tingkatan manajemen yang lebih rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian Nazarudin (1998) bahwa di dalam lingkup organisasi desentralisasi, mara manajer membutuhkan informasi yang lebih tepat waktu (timeliness) untuk merespon setiap kejadian dengan cepat, informasi broadscope (seperti : informasi non finansial, berorientasi pada masa yang akan datang) untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda dari para manajer sehingga mereka dapat menunjukkan kompetensinya. Informasi agregasi juga dibutuhkan agar para manajer dapat menghemat waktudalam menganalisa informasi-informasi yang tersedia untuk menentukan kebijakan dan menjadikan mereka juga akan lebih bertanggung jawab. Informasi-informasi yang bersifat terintegrasi akan membantu manajer melihat secara terintegrasi setiap keputusan yang akan diambil dan mengarahkan para manajer untuk mencapai tujuan organisasi.

Referensi

Setyolaksono, Bhakti. 2011. ”Pengaruh Desentralisasi Dan Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. (Studi Kasus Pada Industri Es Balok Di Kota Semarang). Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada pernyataan bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi pada setiap keadaan, tetapi sistem akuntansi manajemen itu tergantung juga pada faktor-faktor situasional yang ada di dalam organisasi (Otley, 1980 dalam Gudono dan yulius, 2007). Pendekatan kontijensi menarik minat para peneliti karena peneliti ingin mengetahui apakah tingkat keandalan sistem akuntansi manajemen itu akan selalu berpengaruh sama terhadap kinerja pada setiap kondisi yang berbeda. Menurut Chia (1994) dalam Rizna, (2009) kondisi ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor kontijen yang sudah dikenali secara luas oleh peneliti dalam desain organisasi.

Berdasarkan teori kontijensi terdapat dugaan bahwa ada faktor situasional lain yang mungkin akan saling berinteraksi dalam suatu keadaan terentu. Diawali dari pendekatan kontijensi ini, ada kemungkinan perbedaan kondisi ketidakpastian lingkungan juga akan menyebabkan perbedaan pada kebutuhan informasi sistem akuntansi manajemen. Pendekatan kontijensi digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor lingkungan yang diduga menyebabkan Sistem Akuntansi Manajemen menjadi lebih efektif.

Gudono dan Yulius (2007) menyebutkan bahwa beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel-variabel kontekstual seperti : perceived environmental uncertainty (PEU) (gul, 1991), Desentralisasi dan PEU (Gul dan Chia, 1994), ketidakpastian tugas (Chong, 1996), strategi dan PEU (Chong, 1997), intensitas kompetisi pasar (Mia dan Clarke, 1999), ketidakpastian lingkungan dan struktur organisasi (Supardiyono, 1999), Strategi bisnis dan ketidakpastian lingkungan (Desmiyawati, 2001), ketidakpastian tugas (Azmi, 2003), PEU (Agbejule, 2005), ketidakpastian tugas dan Budaya organisasi (Nurnaluri, 2005) dan Intensitas persaingan pasar, strategi, dan PEU (Faisal,2006)

Referensi

Herdiansyah, Singgih . 2010. Pengaruh Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Dan Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.