Bagaimana pendapatmu tentang pengamen cilik jalanan?

image

Saat berhenti di lampu lalu lintas atau saat menaiki bus, terkadang kita menemui anak-anak pengamen yang menyajikan aksinya. Walaupun masih di bawah umur, mereka tak malu bernyanyi dan bermain alat musik seadanya demi mengumpulkan pundi-pundi recehan. Keadaan mereka yang masih kecil sangat rentan terhadap eksploitasi anak dan pergaulan yang menyimpang. Melihat ironi ini, baik aparat penegak hukum maupun masyarakat sipil telah melakukan usaha untuk menertibkan dan membantu hidup para pengamen cilik agar lebih layak. Bagaimana opini kamu tentang fenomena ini? Apakah pengamen cilik sah-sah saja mengadu nasib di jalanan demi bertahan hidup? Siapa yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan mereka?

1 Like

Saya pernah dengar argumen “pengamen cilik bekerja keras dijalan, orang tua dirumah mengeluh menyesali masa lalu”. Jadi sepertinya hal ini menjadi tanggung jawab orang tua yang seharusnya menghidupi anaknya dengan layak.
Jika anak tersebut yatim mungkin ini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mencarikan panti yang bisa merawatnya.

To be honest, it does really hurt me every time saat melihat anak-anak yang seharusnya memiliki kehidupan layak & kebahagiaan yang mereka pantas dapatkan, malah justru hidup terlunta-lunta di jalanan. Mulai dari anak-anak pengamen, berjualan tissue, dsb. Apalagi mengetahui fakta bahwa kejadian ini termasuk dalam eksploitasi anak. Kemungkinan besar juga, latar belakang membuat mereka harus menghadapi takdir yang naas, mungkin bisa dari orangtua yang dari awal sudah berprofesi sebagai pengamen, tapi tidak disangka juga, jika bisa saja, justru anak-anak itu yang dipaksa orangtua nya untuk mengamen. Sedikit jahat memang, tapi ayahku tidak suka memberikan recehan terhadap pengamen-pengamen cilik, atau tukang parkir cilik. Disaat aku bertanya kenapa dia tidak mau memberikan barang se gopek pun, dia menjawab, karena itu semua bukan pekerjaan mereka, bukan pekerjaan yang layak untuk mereka, Di situ pun aku mendapat poinnya. Tapi kembali lagi, di batinku pun muncul pikiran, bahwa menjadi pengamen jalanan dsb, juga bukan merupakan keinginan mereka, dan mereka pasti mengharapkan kehidupan yang layak seperti anak-anak lain di luar sana.

kalau mendengar atau melihat pengamen cilik jalanan itu memang sangat miris, karna di usia tersebut seharusnya mereka fokus mengenyam pendidikan dan juga bermain bersama teman-temannya. Cuma permasalahan nya adalah balik lagi ke kondisi keluarga, memang di Indonesia angka pengangguran dan kemiskinan cukup tinggi. Dan mereka-mereka yang datang dari desa untuk mengadu nasib di kota dan akhirnya kalah atau tidak mampu bersaing terpaksa menjalani pekerjaan seadanya, termasuk anak-anak kecil ini yang membantu perekonomian keluarganya dengan menjadi pengamen cilik jalanan. Untuk statement “Apakah pengamen cilik sah-sah saja mengadu nasib di jalanan demi bertahan hidup” sebenarnya kan ada UU perlindungan anak, dan itu tergantung dari sisi apakah anak itu benar-benar murni ingin membantu perekonomian keluarganya tanpa paksaan dari orang tua atau justru kebalikannya, orang tua yang memaksa anaknya untuk bekerja, dan bisa juga anak itu merupakan korban penculikan dan dieksploitasi untuk bekerja. Dan yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan mereka pastinya orang tua ya, karna bagaimana pun tugas orang tua adalah menjaga, merawat, dan mendidik. Akan tetapi jika anak tersebut yatim piatu ini merupakan tanggung jawab pemerintah ya khususnya kementrian sosial.