Bagaimana pendapatmu tentang film In the Tall Grass (2019)

In the Tall Grass 2019

Setelah mendengar seorang anak laki-laki berteriak minta tolong, seorang kakak beradik masuk ke padang rumput tinggi yang luas di Kansas. Segera setelah memasuki padang rumput tersebut, mereka mendapati bahwa mungkin tidak ada jalan keluar … dan ada sesuatu yang jahat sedang “mengintai” di dalamnya.

Sutradara: Vincenzo Natali
Penulis: Vincenzo Natali, Stephen King
Pemeran: Laysla De Oliveira, Avery Whitted, Patrick Wilson


Seberapa Bagus Film Ini ?
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10

0 voters

3 Likes

Seperti film adaptasi karya Stephen King lainnya, film ini memiliki twist-twist yang membuatnya menjadi sebuah karya yang unik. Film ini berpusat pada hubungan antara Gereja dan batu hitam yang ada di tengah padang rumput.

Yang membuat film ini menarik adalah penggambaran bahwa padang rumput itu seakan-akan hidup dan dapat mempengaruhi orang-orang yang masuk kedalamnya, yang “digerakkan” oleh batu hitam yang ada di tengahnya. Selain itu dimensi ruang dan waktu di dalam padang rumput menjadi tidak teratur, sehingga orang-orang yang masuk kedalamnya menjadi tersesat dan mengalami time loop berulang-ulang.

Pusat cerita dari film ini adalah nama gereja yang ada di depan padang rumput tersebut, yaitu “The Church Of The Black Rock Of The Redeemer”, dengan kuncinya dari kata Redeemer (Sang Penebus). Padang rumput itulah “sang penebus” buat orang-orang yang masuk didalamnya…

In The Tall Grass

Lanjutannya saya spoiler agar yang belum melihat film ini tidak “terganggu” dengan pendapat saya :smile:

Tiap orang yang masuk kedalam padang rumput mempunyai kisah masa lalu sendiri-sendiri, walaupun tidak semuanya diceritakan secara detail, sehingga yang dapat keluar dari padang rumput tersebut adalah orang-orang yang sudah menjalani “pertobatan” atau yang memang dasarnya adalah orang baik.

Yang Keluar

Tobin (Will Buie Jr.). Walaupun tidak digambarkan secara jelas kisah masa lalunya, tetapi dia adalah anak-anak, sehingga bisa dianggap dia adalah orang baik.

Cal (Avery Whitted). Cal digambarkan sebagai orang yang sangat sayang dan peduli dengan adiknya, yang bahkan sampai dituduh oleh Travis sebagai kakak yang “mencintai” adiknya sendiri. Dari penggambaran tersebut, dapat diasumsikan bahwa Cal adalah orang yang baik, minimal terhadap adiknya sendiri.

Becky (Laysla De Oliveira). Pembicaraan antara Becky dan Travis tentang “nasib” anak yang dikandungnya dapat dijadikan asumsi bahwa Becky tidak sepenuhnya buruk. Walaupun dia ingin memberikan anakanya ke orang lain, tetapi alasan utamanya adalah karena dia merasa tidak sanggup untuk memelihara anak tersebut karena masih terlalu muda. Becky adalah contoh yang jelas dari “Padang rumput sebagai Redeemer (Sang Penebus)”, karena setelah dia dapat keluar dari padang rumput tersebut, dia mengurungkan niatnya untuk memberikan anaknya ke orang lain, tetapi akan merawatnya sendiri dengan penuh kecintaan.

Yang Terperangkap

Ross (Patrick Wilson). Ross digambarkan sebagai orang yang kasar. Salah satunya adalah ketika dia memanggil-manggil anaknya (Tobin) dengan kata-kata yang kasar. Setelah menyentuh batu hitam, alih-alih “bertobat”, tetapi sifat jahatnya menjadi muncul. Ross membunuh semua orang yang ada didalamnya dan hampir saja memperkosa Becky, walaupun dalam keadaan hamil. Bahkan Ross dengan teganya memberi makan Becky anaknya sendiri. That’s why Ross terjebak didalam padang rumput tersebut dan berputar-putar menjadi orang jahat.

Travis (Harrison Gilbertson). Travis digambarkan sebagai orang yang tidak peduli dengan Becky (pacarnya) dan anak kandungnya sendiri. Tetapi ketika dia masuk ke padang rumput tersebut, dia menjadi sadar dan menginginkan keselamatan bayi yang dikandung Becky, anaknya sendiri. Yang menarik adalah, walaupun Travis sudah menjalani “pertobatan”, tetapi dia sendiri teteap terjebak di padang rumput tersebut. Salah satu alasannya adalah karena ketika dia menyentuh batu hitam tersebut, dia tau apa yang harus dilakukan untuk dapat keluar dari padang rumput tersebut, dan dia memilih berkorban untuk keselamatan Becky (yang secara langsung juga menyelamatkan anaknya). Travis adalah orang yang seharusnya dapat keluar, tetapi dia lebih memilih untuk berkorban.

Jadi padang rumput tersebut adalah padang yang dapat mempertegas sifat-sifat orang yang masuk kedalamnya atau menjadi tempat untuk melakukan “penebusan”. Atau mungkin… film ini juga memberikan motivasi bahwa manusia adalah seperti rumput, yang akan “mati” di musim kering, dan hidup kembali di musim hujan :sweat_smile:

Bagi saya, film ini lumayan bagus untuk sekedar hiburan mengisi waktu senggang, tetapi tidak masuk dalam kualitas film bintang lima.

5 Likes

Saya terbujuk untuk melihat film ‘In The Tall Grass’ karena mengetahui bahwa film ini merupakan adaptasi dari novel Stephen King, penulis yang suka mewujudkan monster melalui tulisan. Saya sendiri pernah membaca novelnya yang berjudul ‘it’ dan memang telah difilmkan menjadi dua bagian yaitu it (2017) dan it Chapter Two (2019).

Kesan pertama saya ketika melihat film ini cerah sekali pemandangan untuk sebuah film horor. Warna langit yang biru kontras dengan hamparan rumput hijau tinggi yang bergoyang-goyang diterpa angin. Ditambah lagi dengan gaun Becky yang berwarna biru cerah dan mobil Cal yang berwarna merah, untuk setengah jam pertama saya merasa seperti melihat film bertema rekreasi (yang kemudian nyasar :joy:).

Pemain yang Berlari dan Penonton yang Capek

grass
Sumber: https://theslanted.com/

Saya tipe yang menikmati film berapapun durasinya dan film ‘In The Tall Grass’ termasuk film yang singkat karena berdurasi 90 menit tapi masalahnya saya capek sekali ketika menonton film ini. Salah satu pemicunya adalah bentuk alur dan pola logika dari film yang tidak jelas, beda dengan alur yang tidak tertebak. Saya merasa alur cerita belum dinalarkan sesuai pola logika manusia pada umumnya sehingga terkesan ajaib dan terlalu aneh.

Contohnya ketika Tobin berkata pada Travis bahwa ia merupakan suara laki-laki yang memanggilnya sehingga masuk ke hamparan rumput, tetapi melihat penataan mobil parkir yang ada di gereja malah terlihat sudah ada mobil-mobil lain yang terparkir padahal apabila mengikuti alur alasan orang-orang masuk ke dalam hamparan rumput maka Travis merupakan orang pertama yang masuk.

tapi kan ini film horor fantasi mas, ya emang gabisa dihubungin sama nalar…

Eits, di film ‘it ’yang juga merupakan film horor fantasi adaptasi dari Stephen King bentuk alur sudah tertata mengikuti konsep berpikir manusia pada umumnya sehingga ketika mengetahui fakta-fakta penyebab fenomena ‘horor’ tersebut penonton jadi bisa merespon dengan ‘ohhh’ daripada ‘hah?’. Ketika penonton dibuat berpikir dan disajikan jawaban yang sesuai pola berpikir manusia pada umumnya maka tidak ada kata capek ketika menonton, karena tebakan penonton akan terjawab sesuai atau di luar ekspektasi mereka.

Jangan menunggu jatuh di lubang yang sama tapi jauhi lubang orang lain dari pengalaman yang telah mereka jalani

pesan
Sumber: allhorror.com

Saya merasa capek karena diputar-putar oleh alur cerita dan terus mengatakan ‘hah?’ disepanjang film, tapi setidaknya terdapat satu pembelajaran pasti yang dapat diambil dari film ‘In The Tall Grass’. jangan menunggu jatuh di lubang yang sama tapi jauhi lubang orang lain dari pengalaman yang telah mereka jalani.

Pesan ini saya ambil ketika Travis, orang yang (seharusnya) pertama kali masuk ke hamparan rumput memerintah Tobin untuk menghentikan Becky dan Cal masuk ke hamparan rumput karena mendengar suara Tobin berteriak meminta pertolongan. Travis berusaha membuat Becky, Cal, dan Tobin tidak merasakan kembali berada dalam hamparan rumput.

Secara keseluruhan saya kurang merekomendasikan film ini, alur cerita yang njelimet alias berputar-putar dan tidak masuk akal tidak menciptakan kepuasan hingga film berakhir. Tapi apabila Youdics senang menikmat horor fantasi yang memiliki alur berbelit-belit maka film ini cocok untuk ditonton…

1 Like