Bagaimana pendapat anda tentang musik sebagai media komunikasi?

0

Musik sebagai media komunikasi yang dimaksudkan di sini adalah dalam konteks penggunaannya (used). Sebagai contoh lagu menidurkan anak atau yang disebut dengan dodoi, nandung dan lullaby. Fungsi musik dalam konteks ini adalah sebagai media komunikasi untuk mengekspresikan kecintaan orang tua dengan cara menghibur anaknya melalui nyanyian-nyanyian, tentu harapannya adalah anak mereka dapat tidur. Contoh lain dari hal serupa adalah lagu-lagu tentang percintaan, yang selalu dipergunakan oleh sepasang kekasih demi mengekspresikan perasaan mereka masing-masing dengan harapan dapat memikat serta menjalin kasih sayang di antara mereka. Walaupun pada kenyataannya musik yang digunakan pada dua contoh ini dalam konteks komunikasi belum tentu berhasil sebagaimana yang diharapkan, namun setidaknya sudah terjadi sebuah perlakuan komunikasi, yang mana musik dijadikan sebagai media perantaranya. Artinya di sini telah terjadi suatu proses “perekayasaan” dengan menggunakan media musik sebagai pengantarnya.

Musik juga dapat menyampaikan penekanan perbedaan identitas kelokalan (ethnic identity) pada masyarakat yang heterogen. Hal ini dapat dilihat misalnya musik zapin sebagai identitas dari masyarakat Melayu pesisir (terutama Bengkalis dan Siak), gondang burogong sebagai identitas masyarakat Rokan, rarak sebagai identitas masyarakat Kuantan, madihin sebagai identitas masyarakat Indragiri Hilir dan lain sebagainya. Tentulah perbedaan dari instrumen dan lagu-lagu yang dipergunakan pada masing-masing bentuk musik tersebut juga termasuk sebagai pembeda sekaligus penanda dari masing-masing identitas kelokalan tersebut. Misalnya musik zapin menggunakan alat musik petik gambus dan perkusi marwas, sedangkan pada gondang burogong mengunakan alat musik calempong, gong dan gendang panjang. Dari contoh ini dapatlah dilihat bahwa musik telah digunakan sebagai penyampai karakteristik dari masing-masing masyarakat yang menggunakannya dan sekaligus bisa dijadikan media komunikasi untuk menciptakan serta memelihara identitas kelokalan yang ada di setiap kelompok masyarakat tersebut. Intinya di sini adalah, musik merupakan tanda yang dapat dijadikan penanda dan tidak diperlukan lagi proses perekayasaan demi sebuah legalitas kelompok, namun secara otomatis sudah menjadi bagian yang terintegrasi.

Selain dari dua hal di atas, masih dalam konteks komunikasi, di beberapa tempat masyarakat juga menggunakan musik sebagai bentuk komunikasi untuk keperluan hal-hal yang gaib (supernatural). Misalnya saja pada masyarakat Petalangan yang terdapat di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, musik dijadikan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan berbagai permintaan penyembuhan yang di selenggarakan dalam bentuk ritual pengobatan. Di sini musik memakai media intrumen perkusi ketobung yang digunakan untuk mengiringi nyanyian sesembahan yang telah disesuaikan dengan tahapan ritual pengobatan tersebut. Dalam hal ini, fungsi musik sesungguhnya lebih kepada penopang suatu kegiatan budaya, karena yang lebih dipentingkan adalah kegiatan ritual pengobatannya bukan musiknya. Walaupun demikian, peristiwa ini tidak bisa dilepaskan bahwa peristiwa musikal terdapat di dalamnya yang digunakan sebagai media komunikasi antara manusia dengan sang penciptanya dalam maksud-maksud tertentu, yaitu permintaan penyembuhan kepada sang pencipta. Dengan kata lain, sesungguhnya fungsi musik sebagai media komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, telah terjadi di berbagai fenomena kehidupan masyarakat yang memilikinya.

Bagaimana menurut anda?

Seni musik bisa dijadikan sebagai media penyampaian pesan. Jika Anda merasa sedih atau bahagia, Anda bisa mengekpresikannya dengan bermusik. Tak jarang, musik dijadikan sebagai media apresiasi diri terhadap realita nan ada. Insinuasi terhadap individu maupun kelompok terntu misalnya, bahkan menyindir jalannya suatu pemerintahan atau kepemimpinan.

Penataan musik nan baik akan membantu keberhasilan Anda dalam menyampaikan pesan kepada audiens . Oleh sebab itu, diperlukan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara penyampaian makna agar bisa dipahami penonton.

Dengan demikian, makna penataan musik akan semakin mudah dimengerti dan bisa menjadi media komunikasi antara penata musik dengan penghayatnya. Seni musik memang memiliki daya tarik tersendiri nan mengundang siapa saja buat hanyut dalam irama-iramanya.

Suatu karya musik tak boleh dipahami sebagai objek dengan berbagai karakteristik khas bunyi-bunyi dan bentuk, melainkan nan krusial ialah interaksi antara musik dan manusia sebagai titik tolak, artinya :

  1. Musik menimbulkan imbas dan reaksi.
  2. Musik ialah nilai untuk seseorang.
  3. Musik mempengaruhi kelakuan dan sikap (Mack, 2001:139).

Satu karya musik nan tak mengisi atau tak memenuhi Norma niscaya akan menarik perhatian orang, walaupun dengan kesan dan reaksi nan bermacam-macam, yaitu reaksi positif dan negatif bahkan agresif. Tidak mengisi di loka ini maksudnya ialah musik nan secara generik berbeda dengan musik nan akrab dengan masyarakat. Misalnya masyarakat terbiasa mendengarkan musik pop, tetapi saat diperkenalkan musik pop nan lainnya, nan berbeda dengan musik pop nan biasa mereka dengarkan, niscaya akan menimbulkan reaksi. Kita pun tahu bahwa musik pop sekarang sudah terbagi-bagi menjadi berbagai jenis misalnya pop kreatif, pop alternatif dan pop rock.

Atau ketika seorang musisi menyajikan musik nan berbeda dari alirannya pun akan mendapatkan perhatian dari pendengarnya, terutama pendengar fanatiknya. Tentu saja menimbulkan reaksi sebab biasanya seorang musisi nan menjadi idola akan dijadikan imitasi bagi pengidolanya. Bukan tak mungkin si pengidola akan merubah gaya dan penampilannya seperti musisi idolanya, walaupun sudah bertolak belakang dari kebiasaannya. Demikian juga halnya dengan pesan pada lagu. Bagaimana seorang penulis lirik menyampaikan apa nan ada di pikirannya sebagai suatu ide ke dalam lagu, nan pada akhirnya dapat membuat pendengar melakukan apa nan disampaikan dalam lirik.

Jadi, dalam musik dapat terjadi sebuah proses komunikasi apabila ia menimbulkan reaksi bagi pendengarnya dan juga menimbulkan imbas baik itu imbas kognitif, konatif maupun afektif. Berikut ini ialah langkah-langkah proses komunikasi dalam musik menurut Dieter Mack :

  1. Perhatian nan disebabkan oleh suatu karya musik merupakan langkah pertama dalam proses komunikasi.
  2. Langkah kedua ialah pendekatan nan lebih inti. Pendekatan ini tergantung usaha kita sendiri. Tetapi semakin kita mengamati karya-karya musik nan berbeda, semakin mudah proses pendekatannya.
  3. Langkah ketiga dapat digabung dengan pendekatan nan lebih kognitif, artinya kita berusaha mempelajari tentang latar belakang musik semacam itu, tujuan komponisnya, lingkungannya dan sebagainya.

Usaha demikian memang selalu dalam proses. Tidak ada batasan sebab seni musik juga tak terbatas. Tinggal kita saja mulai dengan usaha itu buat meningkatkan mutu kita sendiri dan budaya kita pada umumnya nan sudah cukup terancam oleh faktor-faktor dengan tujuan tak manusiawi (Mack, 2001).