Bagaimana pencegahan penyakit gumboro pada ayam?

Penyakit Gumboro disebabkan oleh Avibirnavirus yang merupakan anggota dari keluarga Birnaviridae. Virus ini penyebab penyakit menular Infectious Bursal Disease (IBD) atau Avian Nephrosis. Agen penyakit ini sering disebut dengan nama Infectious Bursal Agent (IBA). Virus ini patogen pada ayam atau burung muda yang secara klinis terpengaruh langsung. Penyakit yang ditimbulkan tergolong akut, pada ayam muda yang berumur 3-6 minggu kasus kematiannya tergolong tinggi, sedangkan pada umur 0-3 minggu penyakit tergolong kurang akut atau kronis. Genus Avibirnavirus ini sangat virulen sehingga angka kematian yang ditimbulkannya pun sangat tinggi hingga mencapai 60 %. Virus Gumboro memiliki struktur tidak beramplop, berbentuk simetris icosahedral dan berisi dua utas rantai RNA (ribonucleic acid). Karena tidak beramplop, virus ini memiliki kelebihan yaitu lebih stabil dan mampu bertahan hidup lebih lama di lingkungan. Bayangkan saja, di luar tubuh hospes (ayam, red), virus ini tahan hidup lebih dari 3 bulan dan masih bersifat infektif. Virus Gumboro juga stabil hidup dalam rentang pH yang luas (pH 2-8) serta tahan terhadap panas (60ÂșC selama 30 menit). Virus Gumboro masih bisa ditemukan di kandang yang telah dipanen lebih dari 100 hari (tanpa didesinfeksi).

image

Penyakit ini termasuk ke dalam salah satu penyakit infeksius yang paling sering menginfeksi peternakan unggas di seluruh dunia. Pengobatan terhadap penyakit ini tidak berhasil guna. Usaha pengobatan yang paling epektif adalah tindakan vaksinasi. Program vaksinasi yang baik dapat membantu menurunkan kejadian penyakit. Namun walaupun telah bermunculan produk vaksin IBD serta strategi pengendaliannya diaplikasikan semaksimal mungkin, tetap saja penyakit gumboro masih menjadi momok yang menakutkan bagi para peternak. Berikut beberapa hal yang kesalahan terkait vaksinasi sehingga vaksinasi menjadi tidak optimal antara lain :

  1. Jadwal vaksinasi yang tidak disesuaikan dengan pengukuran titer maternal antibodi;
  2. Range perbedaan titer maternal antibodi antar individu terhadap gumboro tidak seragam dan cenderung terlalu jauh, ada yang sangat tinggi dan ada yang rendah;
  3. Manajemen brooding kurang optimal;
  4. Sanitasi kandang tidak maksimal;
  5. Challenge lingkungan sekitar kandang tinggi;
  6. Status kesehatan ayam tidak optimal;
  7. Pengaplikasian vaksin yang kurang tepat.

Peternak disarankan melakukan pengukuran maternal antibodi terlebih dahulu agar vaksinasi menjadi lebih efektif karena pemberian vaksinasi yang terlalu awal akan dinetralkan oleh maternal antibodi sedangkan pemberian yang terlambat akan menjadi sia-sia karena virus IBD lebih dulu menginfeksi ayam. Pengukuran titer maternal antibodi idealnya dilakukan pada umur 1-3 hari. Karena virus Gumboro dari ayam sakit banyak terakumulasi di dalam feses, maka penanganan feses termasuk litter kandang wajib diperhatikan. Pada saat membersihkan kandang, tumpukan feses dan litter harus dihilangkan secara sempurna, kemudian kandang dicuci dan disikat menggunakan air dan deterjen. Kemudian semprot dengan air dan dikeringkan. Jangan biarkan feses dan litter dalam karung dibiarkan menumpuk sekitar areal kandang karena virus Gumboro dalam feses akan mudah menyebar.

Kemudian dilakukan desinfeksi kandang dengan desinfektan yang tepat. Virus ini cenderung lebih sulit dihancurkan karena lapisan pertama yang akan kontak dengan desinfektan adalah lapisan protein. Diperlukan desinfektan tertentu untuk dapat menghancurkan virus dengan selubung protein tersebut. Virus non-amplop sangat peka terhadap desinfektan yang mengandung formalin dan larutan iodine. Kandang dapat disemprot dengan desifektan dari golongan oxidizing agent atau aldehyde, seperti Antisep, Neo Antisep, Formades dan Sporades. Selanjutnya perlu dilakukan pengosongan kandang minimal selama 14 hari. Hal ini wajib diterapkan dan bertujuan untuk memutus siklus hidup virus Gumboro. Kemudian dilakukan pemberian vaksin yang tepat. Pemilihan vaksin yang akan digunakan juga harus mempertimbangkan jenis, kandungan strain, hingga cara pengaplikasian. Vaksin aktif dapat diberikan pada DOC (ayam umur sehari) dan pada usia 10-14 hari. Walaupun pemberian vaksin pada DOC akan dinetralisir oleh maternal antibodi namun vaksin tersebut akan meyeragamkan titer maternal antibodi antar individu. Program vaksinasi gumboro di layer dapat ditambahkan dengan vaksin inaktif pada ayam pembibit di umur 18-20 minggu dan 40-42 minggu. Vaksin tersebut akan membentukkekebalan pasif dan keseragaman titer maternal antibodi pada anak-anak yang dihasilkan. (Ir. Amirudin Aidin Beng, MM)

http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/10614/strategi-efektif-pencegahan-penyakit-gumboro