Bagaimana penanganan penyakit infeksi rahim pada anjing?

Penyakit infeksi rahim pada anjing atau lebih dikenal dengan istilah Pyometra adalah penyakit pada hewan betina dimana ditemukan cairan nanah di dalam uterus (kandungan/rahim). Kasus ini bukanlah penyakit baru, karena banyak kasus pyometra sudah saya jumpai sejak saya mulai praktek tahun 1968.

image

Pemilik hewan biasanya datang dengan keluhan anjingnya mengalami penurunan nafsu makan atau tidak mau makan sama sekali, lemas dan kadang-kadang muntah-muntah diikuti dengan keluar cairan nanah atau cairan berwarna kecoklatan dari vaginanya.

Dalam pemeriksaan klinis, sewaktu dilakukan palpasi pada daerah abdomen (perut) teraba adanya pembesaran dari uterus, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan menggunakan USG atau pembuatan foto rontgen daerah abdomen dengan posisi lateral, tampak adanya cairan di dalam uterus. Pemeriksaan darah hematologi perlu juga dilakukan karena pada kasus pyometra tertutup, cairan nanah tidak tampak keluar dari vagina, namun jumlah sel darah putihnnya sangat tinggi dimana jumlah sel darah putihnya (20.000/mm3 atau lebih). Apabila kasus telah lama dan sudah terjadi infeksi umum, maka biasanya fungsi hati dan ginjal juga terganggu. Hal ini dapat juga diketahui dari pemeriksaan kimia darah, dimana terjadi peningkatan nilai SGOT/SGPT serta nilai ureum-kreatinin.

Setelah diagnose pyometra dapat ditegakkan, maka perlu segera memberitahukan kepada pemilik hewan baik mengenai diagnosa, prognosa (kemungkinan untuk sembuh dan normal), dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani pyometra.

Penanganan kasus dalam praktek :

1.Penanganan dengan pemberian obat-obatan
Untuk pyometra dimana seviks (leher rahim) tertutup, dapat diberi suntikan PGF2a 1 kali sehari dengan dosis 0,05 - 0,25 mg/kg berat badan secara subkutan selama 2-7 hari sampai besarnya uterus hampir normal kembali. Pemberian oksitosin kadang-kadang dilakukan untuk mempercepat pengeluaran cairan nanah. Pemberian antibiotik sangat dianjurkan, misalnya: Ampicillin (dosis 20 mg/kg berat badan setiap 12 jam) atau Enrofloxacin (dosis 2,5 mg/kg berat badan setiap 12 jam).
2.Penanganan dengan tindakan operasi Ovario-histerektomi
Penanganan pyometra dengan tindakan operasi ovario-histerektomi (pengangkatan rahim dan ovariumnya) pada prinsipnya sama dengan operasi OH pada hewan sehat, namun operasi harus dilakukan dengan cepat dan hati-hati, karena dinding uterus tipis dan bila operasi dilakukan lebih dari 35 menit, maka prognosanya tidak begitu baik. Pemberian antibiotik post operasi seperti Amoxicillin (dosis 20 mg/kg BB setiap 12 jam) saya berikan selama 7 hari. Bila sudah terjadi sepsis (kegagalan fungsi multi organ), maka saya berikan suntikkan antibiotik Ceftriaxone sodium (Broadced®) selama 7 hari melalui pembuluh darah vena dengan dosis 25 mg/kg berat badan, satu kali sehari.