Bagaimana penanganan masalah produksi pangan dalam masyarakat?

Bagaimana penanganan masalah produksi pangan dalam masyarakat?

Berikut adalah rencana penanganan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka meningkatkan kinerja produksi pertanian

  • Pertama, merevisi Perpres 172/2014 tentang Tender Penyediaan Benih dan Pupuk lewat e-katalog, sehingg turun tepat waktu menjelang masa tanam.

  • Kedua, refocusing anggaran 2015 hingga 2017 sebesar Rp 12,2 triliun dari perjalanan dinas, rapat. Rehab gedung direvisi menjadi rehab irigasi, alat mesin pertanian, cetak sawah dan lainnya untuk petani

  • Ketiga, bantuan benih yang disalurkan ke petani tidak di lahan existing, sehingga bantuan berdampak pada luas tambah tanam.

  • Keempat, pengawalan program Upaya Khusus (UPSUS) dan evaluasi harian.Kementan telah membentuk Tim Sapu bersih Pungli, sehingga kinerja ke depan meningkat

  • Kelima, kebijakan Kementerian Pertanian fokus juga pada pengendalian impor dan mendorong ekspor dan deregulasi perizinan dan investasi serta penyaluran asuransi usaha pertanian.

  • Keenam, penataan SDM pertanian dan manajemen meliputi lelang jabatan berbasis kompetensi dan kinerja secara transparan dan kompetitif.

  • Ketujuh, menerapkan reward and punishment kepada daerah terkait kemampuan penyerapan anggaran dan pencapaian target produksi, melepaskan ego-sektoral dan Satuan Tugas KPK, Kejagung, Polri dan BPK.

Implementasi Program Baru

Amran menambahkan, selama dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla, berbagai kebijakan di atas telah diimplementasikan secara nyata di lapangan. Perbaikan irigasi sebanyak 3,05 Juta hektar mampu dikerjakan dalam waktu 1,5 tahun dari target 3 tahun.

Penyediaan 180 ribu unit alat mesin pertanian, asuransi pertanian 674.650 hektar , dan pembangunan embung, longstorage dan dam-parit mencapai 3.771 unit serta pengembangan benih unggul 2 juta hektar.

“Kemudian, Kementan telah membangun lumbung pangan perbatasan, integrasi jagung-sawit 233 ribu hektar, peningkatan indeks pertanaman, pengembangan lahan rawa lebak dan sapi indukan wajib bunting,” tegasnya.

Selanjutnya, implementasi program Kementan telah melakukan pengendalian impor dan membangun Toko Tani Indonesia sebanyak 1.218 unit atau naik 100 persen. Tentang implementasi lelang jabatan, Kementan telah melalukan demosi dan mutasi sebanyak 599 jabatan, serta promosi 238 jabatan.

“Harus dicatat, semua implementasi program ini tidak pernah dilakukan sebelumnya, sehingga ini terobosan baru yang menjadi pembeda dibandingkan program sebelumnya,” ujar Amran.

Capaian Implementasi Program

Dari implementasi kebijakan di atas, Indonesia mampu melewati ancaman peristiwa El Nino 2015 dan La Nina 2016. Keberhasilan beradaptasi terhadap kedua peristiwa tersebut, di 2016 tidak ada paceklik sehingga produksi pangan meningkat, impor pangan menurun bahkan tidak ada impor.

Amran menyebutkan produksi padi selama dua tahun yakni 2015 hingga 2016 naik 11 persen, jagung naik 21,8 persen, cabai naik 2,3 persen, dan bawang merah naik 11,3 persen. Peningkatan produksi komoditas unggulan peternakan, daging sapi naik 5,31 persen, telur ayam naik 13,6 persen, daging ayam naik 9,4 persen, dan daging kambing naik 2,47 persen.

“Begitu pun produksi komoditas perkebunan, tebu naik 14,42 persen, kopi naik 2,47 persen, karet 0,14 persen dan kakao naik 13,6 persen,” sebutnya.

Terkait kinerja ekspor impor selama dua tahun kerja, Amran menambahkan tidak ada impor beras, ekspor beras naik 43,7 persen, impor jagung turun 66,6 persen dan impor bawang merah turun 93 persen.

Lebih lanjut, Amran memaparkan capaian lainnya selama dua tahu kerja yakni terjadi peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini terlihat dari penurunan kemiskinan di desa sebesar 0,01 persen, peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 101,7 dan peningkatan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 109,8.

“Sementara tingkat kepuasan petani, berdasarkan data INDEF, tingkat kepuasan petani meningkat sebesar 76,8 persen dan data CSIS menunjukkan kepuasan petani meningkat 72,9 persen. Indeks ketahanan Pangan Global naik 2,7 poin dan peringkat ketersediaan pangan Indonesia pun meningkat ke 66,” paparnya.

Sumber