“Beda waktu beda pandangan” mungkin itulah kata yang tepat untuk dijadikan perumpamaan tentang pandangan masyarakat kebanyakan mengenai politik. Akan sangat jauh berbeda jika dibandingkan politik menurut Aristoteles dengan politik menurut masyarakat kita sekarang. Aristoteles dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata politik melalui pengamatannya tentang manusia yang Ia sebut sebagai zoon politikon . Dengan istilah itu, Ia menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan politik.
Saat ini, banyak masyarakat yang berpandangan bahwa semua hal yang berkaitan dengan dunia politik itu tidak baik. Politik dikonotasikan sebagai penipuan, kebohongan, akal-akalan, permusuhan, atau hal-hal yang semuanya itu bisa berakibat buruk. Masyarakat menganggap bahwa semua orang yang masuk dalam dunia politik itu akan menjadi kotor, jauh dari kebaikan dan akan bertindak tidak sesuai dengan peri kemanusiaan. Meskipun sebenarnya tidak semua tentang politik itu buruk, tetapi pemikiran mereka sudah terlanjur bengkok, sehingga sulit untuk dirubah. Mereka akan selalu mengatakan bahwa semua hal yang berkaitan dengan politik itu harus dijauhi. Itulah yang mengakibatkan terjadinya penurunan dan ambruknya kepercayaan masyarakat mengenai politik.
kompas.com (23/07/2013) dikatakan bahwa Masyarakat dinilai sudah tidak percaya lagi pada politik. Semakin sering mengikuti berita politik, kepercayaan masyarakat pada kehidupan politik semakin ambruk. Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai, intensitas masyarakat dalam mengikuti berita politik turut memengaruhi buruknya perspektif masyarakat terhadap politik. Jadi dapat dikatakan bahwa mengikuti berita politik ini adalah salah satu faktor penyebab dari buruknya pandangan masyarakat mengenai dunia perpolitikan itu sendiri. Tidak hanya berdasarkan informasi yang disebarkan melalui surat kabar atau televisi, tetapi juga melalui media online atau jejaring sosial, 72 persen responden menyimpulkan bahwa politisi cenderung berbicara tentang kebaikan dirinya.
Cara pandang masyarakat suatu bangsa itu pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Banyak hal yang menjadi faktor penyebab perspektif masyarakat mengenai suatu hal dalam kehidupan ini. Penilaian akan selalu berbeda, karena pengetahuan dan pengalaman juga memiliki pengaruh kuat pada masyarakat dalam hal berpikir. Perubahan itu bisa mengarah pada hal yang lebih baik, pun bisa juga mengarah pada hal yang justru malah lebih buruk. Baik buruknya pandangan itu menjadi hal yang lazim dan wajar, tetapi alangkah lebih baiknya jika kita sebagai masyarakat yang berpendidikan bisa saling meluruskan dan mengingatkan kembali pada kebenaran.
Memandang politik hanya dari sisi buruknya saja itu bukanlah suatu hal yang bijak, karena bagaimanapun juga kita dalam hidup ini tidak akan bisa terlepas dari politik Jadi, politik itu tidak melulu berisi tentang keburukan. Karena pada kenyataannya, bagaimana pun situasi dan kondisinya politik akan tetap dibutuhkan dan menjadi hal penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.