Bagaimana organisasi sistem dalam perspektif manajemen kepemimpinan?

Organisasi sistem dalam perspektif manajemen kepemimpinan mengandung konsep manajemen kepemimpinan modern terbuka yang menempatkan organisasi tersebut memiliki kemampuan adaptasi tinggi dengan kondisi pasar global. Lalu bagaimana organisasi sistem dalam perspektif manajemen kepemimpinan tersebut?

Organisasi memiliki beberapa bentuk, salah satunya yaitu organisasi terbuka dan organisasi tertutup.

a) Organisasi Sistem Tertutup
Organisasi yang menganut konsep sistem tertutup adalah organisasi tersebut tidak memiliki tingkat interaksi yang tinggi dengan lingkungan luar. Organisasi ini cenderung lebih kaku dan itu terakumulasi dalam bentuk kebijakan yang dihasilkan. Dampak lebih jauh akan terasa pada saat organisasi ini mengalami berbagai bentuk masalah perusahaan. Sehingga keputusan yang dihasilkan tidak memiliki format win-win solution, namun malah bisa jadi bersifat win-lose solution.

b) Organisasi Sistem Terbuka
Organisasi dengan sistem terbuka adalah organisasi yang memiliki tingkat interaksi tinggi dengan lingkungan luar. Organisasi ini cenderung interaktif dan dinamis dalam menanggapi setiap bentuk perubahan yang terjadi karena mengedepankan kebersamaan dan memiliki kepedulian tinggi pada lingkungan bisnis, baik lingkungan internal maupun eksternal.

Organisasi dengan sistem terbuka menjadi jauh lebih menarik untuk dikelola dan dipimpin, dibandingkan dengan organisasi sistem tertutup. Karena dengan keterbukaan dalam menerima berbagai ide dan masukan dari berbagai pihak telah menempatkan organisasi tersebut memiliki kemampuan adaptasi tinggi dengan kondisi pasar global. Seperti keputusan melakukan ekspansi pasar dan masuknya berbagai komisaris serta pergantian top manajemen perusahaan, dimana semua itu dilihat sebagai suatu keputusan untuk pembaharuan ke arah yang lebih baik.

Dalam menjalankan aktivitas organisasi secara umum ada dua tujuan yang diinginkan, yaitu:
1. Profit.
Bagi suatu organisasi yang berorientasi profit artinya organisasi tersebut mengejar penjualan yang tinggi dengan tujuan memaksimalkan perolehan laba. Dengan perolehan laba yang tinggi maka perusahaan akan mengalami kemakmuran keuangan atau kesejahteraan yang layak.

2. Kontinuitas.
Pada sisi kontinuitas dituntut untuk mampu menjalankan organisasi secara jangka panjang. Kontinuitas ini dapat dilihat dari segi pertumbuhan badan usaha (seperti pertumbuhan omzet, laba bersih, pendapatan kotor) dan faktor-faktor yang menunjang pertumbuhan tersebut (seperti prestise badan usaha; hubungan yang baik dengan buruh, pelanggan dan masyarakat; selalu mengikuti kemajuan teknologi; tanggung jawab sosial).

Referensi