Bagaimana metabolisme zat besi terjadi pada tubuh manusia?

metabolisme zat besi

Bagaimana metabolisme zat besi terjadi pada tubuh manusia?

2 Likes

Zat besi adalah salah satu mineral mikro yang penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah.

Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular.

###Metabolisme Zat Besi

Metabolisme besi terutama ditujukan untuk pembentukan hemoglobin. Besi terdapat pada semua sel dan memegang peranan penting dalam beragam reaksi biokimia. Besi terdapat dalam enzim-enzim yang bertanggungjawab untuk pengangkutan electron (sitokrom) untuk pengaktifan oksigen dalam hemoglobin dan mioglobin.

Metabolisme besi di dalam tubuh dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Goodhart &
Shils, 1980 dalam Suhardjo 1992).

Pada dasarnya ada lima rentetan proses yaitu, a) penyerapan, b) transportasi, c) pemanfaatan dan pengawetan, d) penyimpanan dan e) pembuangan (ekskresi).

Besi dalam makanan yang dikonsumsi berada dalam bentuk ikatan ferri (umumnya dalam pangan nabati) maupun ikatan ferro (umumnya dalam pangan hewani). Besi yang berbentuk ferri oleh getah lambung (HCl), direduksi menjadi bentuk ferro yang lebih mudah diserap oleh sel mukosa usus. Adanya vitamin C juga dapat membantu proses reduksi tersebut.

Di dalam sel mukosa, ferro dioksidasi menjadi ferri, kemungkinan bergabung dengan apoferitin membentuk protein yang mengandung besi yaitu feritin. Selanjutnya untuk masuk ke plasma darah, besi dilepaskan dari feritin dalam bentuk ferro, sedangkan apoferitin yang terbentuk kembali akan bergabung lagi dengan ferri hasil oksidasi di dalam sel mukosa.

Setelah masuk ke dalam plasma, maka besi ferro segera dioksidasi menjadi ferri untuk digabungkan dengan protein spesifik yang mengikat besi yaitu transferin.

Plasma darah di samping menerima besi berasal dari penyerapan makanan, juga menerima besi dari simpanan, pemecehan hemoglobin dan sel-sel yang telah mati. Sebaliknya plasma harus mengirim besi ke sumsum tulang untuk pembentukan hemoglobin, juga ke sel endotelial untuk disimpan, dan ke semua sel untuk fungsi enzim yang mengandung besi. Jumlah besi yang setiap hari diganti (turnover) sebanyak 30-40 mg. dari jumlah ini hanya sekitar 1 mg yang berasal dari makanan.

Banyaknya besi yang dimanfaatkan untuk pembentukan hemoglobin umumnya sebesar 20- 25 mg per hari. Pada kondisi di mana sumsum tulang berfungsi baik, dapat memproduksikan sel darah merah dan hemoglobin sebesar 6x.

Besi yang berlebihan disimpan sebagai cadangan dalam bentuk feritin dan hemosiderin di dalam sel parenkhim hepatik, sel retikuloendotelial sumsum tulang hati dan limfa. Ekskresi besi dari tubuh sebanyak 0,5 – 1 mg per hati, dikeluarkan bersama-sama urin, keringat dan feses. Dapat pula besi dalam hemoglobin keluar dari tubuh melalui pendarahan, menstruasi dan saluran urine.

###Penyebab Kehilangan Zat Besi

Kehilangan zat besi pada orang sehat terutama terjadi melalui feses (0.6 mg/hari), getah empedu, serta sel-sel mukosa usus yang mengalami deskuamasi (hilangnya lapisan tipis), dan sedikit melalui darah.

Kehilangan zat besi melalui urine hanya sedikit.

Di samping kehilangan basal, wanita dalam usia reproduktif akan mengalami kehilangan zat besi ketika menstruasi. Kehilangan rata-rata darah pada saat menstruasi adalah sekitar 30 ml/hari yang sama dengan kebutuhan tambahan 0,5 mg zat besi per hari. Kehilangan darah setiap hari ini dihitung dari kandungan zat besi dalam darah yang hilang selama menstruasi selama periode satu bulan.

Sekitar 10 % wanita akan kehilangan sebanyak 80 ml darah yang setara dengan 1 mg besi per hari. Dengan mengambil nilai yang lebih tinggi (1 mg/hari), kehilangan total zat besi (kehilangan basal plus menstruasi) pada wanita akan sebesar 30µg/kg BB/hari (>1,5 mg/hari).

Wanita tersebut tidak akan mampu mempertahankan keseimbangan besi yang positif jika kebutuhan zat besinya berdasarkan kehilangan rata-rata saat menstruasi sebanyak 30 ml. Di Negara tropis, infeksi cacing tambang merupakan penyebab utama kehilangan darah melalui saluran cerna yang turut menimbulkan defisiensi besi pada anak yang lebih besar dan orang dewasa. Di Negara maju, penggunaan obat seperti aspirin dalam waktu lama, tumor, dan

1 Like

Proses penyerapan zat besi dalam tubuh manusia meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

  1. Besi yang terdapat dalam bahan pangan, baik dalam bentuk ferri (Fe+++) atau ferro (Fe++) mula-mula mengalami proses pencernaan.

  2. Di dalam usus, Fe+++ larut dalam asam lambung kemudian diikat oleh gastroferin dan direduksi menjadi Fe++.

  3. Di dalam usus, Fe++ dioksidasi menjadi Fe+++. Fe++ selanjutnya berikatan dengan apoferritin yang kemudian ditransformasi menjadi ferritin, membebaskan Fe++ ke dalam plasma darah.

  4. Di dalam plasma Fe++ dioksidasi menjadi Fe+++ dan berikatan dengan transferin.

  5. Transferin mengangkut Fe++ ke dalam susunan tulang untuk bergabung membentuk hemoglobin.

  6. Transferin mngangkut Fe++ ke dalam tempat penyimpanan besi di dalam tubuh (hati, tulang, limpa, sistem reticuloendotelial), kemudian dioksidasi menjadi Fe+++. Fe+++ ini bergabung dengan apoferritin membentuk feritin yang kemudian disimpan. Besi yang terdapat dalam plasma seimbang dengan yang disimpan.

Referensi

Adriani , Merryana. 2016. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta :Perenada Media.

1 Like