Bagaimana Meningkatkan Literasi Keuangan di Indonesia?

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan, serta keyakinan seseorang yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku dalam kualitas pengambilan keputusan keuangan dan kemampuan mengelola keuangan untuk mencapai kesejahteraan finansial. Literasi keuangan akan membantu individu dalam perencanaan keuangan pribadi, sehingga ia bisa memaksimalkan nilai waktu dari uang dan memperoleh keuntungan sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupannya.


Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia 2019

Dari hasil survei nasional yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 literasi keuangan di Indonesia yang melek keuangan baru mencapai 38% hal ini menyebabkan kontribusi masyarakat terhadap perekonomian belum optimal. Padahal, literasi keuangan sangat penting untuk mendukung meraih berbagai goals atau tujuan dalam hidup dan inklusi keuangan yaitu ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan di Indonesia saat ini sudah cukup tinggi sebesar 76%. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui berbagai lembaga atas produk keuangan yang ada di Indonesia dan sulit menabung atau mengatur keuangannya.

Menurut youdics, bagaimana cara meningkatkan literasi keuangan di Indonesia? :blush:

Sumber

www.ojk.go.id

3 Likes

Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi keuangan khususnya di tengah pandemi saat ini :

Identifikasi peluang

Pandemi ini mendorong hampir semua organisasi bisnis maupun nirlaba untuk membuat keputusan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Terdapat banyak sekali sumber daya gratis yang bisa kita manfaatkan, misalnya online course di edx.org. Banyak juga institusi pendidikan, badan pemerintah, dan perusahaan teknologi yang menyelenggarakan webinar atau seminar melalui internet yang tidak dipungut biaya. Terkait literasi keuangan, kita bisa mempelajari topik seperti manajemen keuangan pribadi, pengantar investasi, dan akuntansi dasar.

2. Pengalaman yang berharga

Kita menghadapi ketidakpastian yang luar biasa di tengah pandemi ini. Teori Precautionary Savings (tabungan berjaga-jaga) menyatakan bahwa dalam menghadapi kondisi yang tidak pasti, setiap orang akan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang dan lebih banyak menabung. Peningkatan tabungan ini sangat wajar karena untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu, jika belum memiliki perencanaan finansial, maka sekarang ialah saat menyusunnya. Jika sudah memiliki, maka sekarang ialah waktu untuk memperbaikinya. Kuncinya ialah mengurangi perilaku dan utang konsumtif, perbanyak menabung dan investasi, serta memiliki lebih dari satu sumber pendapatan.

Kutipan tokoh antagonis Gustavo Fring dari serial Breaking Bad yang berkata “ One must learn to be rich. To be poor, anyone can manage ,” (semua harus belajar untuk menjadi kaya, karena semua bisa bertahan saat miskin) sangat tepat untuk menggambarkan hal ini.

3. Mulai investasi dari sekarang

Meskipun banyak ahli sudah memperkirakan terjadinya krisis ekonomi akibat pandemi ini, perlu kita pahami bahwa kemunduran ekonomi merupakan bagian dari siklus ekonomi. Kita perlu menyadari bahwa tidak ada penderitaan maupun kenikmatan yang abadi. Sejarah membuktikan bahwa pemulihan akan terjadi.

Krisis finansial global 2008 merupakan perpindahan kekayaan paling masif di dunia. Saat krisis tersebut terjadi, kekayaan tidak hilang begitu saja, namun berpindah tangan dari mereka yang ekonominya lemah ke mereka yang lebih kaya.

Di tengah menurunnya kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama pandemi ini, terdapat potensi untuk digarap.

Pada penutupan tahun 2019, terdapat 2,47 juta investor di Bursa Efek Indonesia. Angka ini bahkan tidak mencapai 1% dari populasi kita yang mencapai lebih dari 260 juta orang. Sebagai perbandingan, negara maju seperti Korea Selatan sekitar 10% warganya memiliki investasi saham.

Sekarang menjadi kesempatan untuk investor lokal menyuntikan uangnya ke dalam bursa yang mayoritas dananya bersumber dari pihak asing. Mengurangi ketergantungan kita terhadap dana asing bisa mewujudkan pasar modal yang lebih stabil dan tidak terlalu rentan.

Masih banyak lagi produk keuangan lainnya selain saham untuk diminati seperti peer-to-peer lending , di mana Anda dapat meminjamkan uang ke individu atau bisnis melalui sebuah perusahaan teknologi dan keuntungan yang kita peroleh berasal dari bunga pinjaman.

4. Bangun karakter

Percuma jika hanya memiliki wawasan dan pemikiran keuangan yang baik jika tidak diikuti dengan tindakan nyata. Menyusun rencana keuangan adalah mudah; yang sulit ialah menjalankannya. Oleh karena itu, kita harus menanamkan nilai disiplin dan berlatih mengendalikan diri sebaik mungkin. Semua ini adalah bagian dari prinsip pembelajaran sepanjang hidup ( lifelong learning ).

5. Beri sumbangan

Terakhir, dalam menghadapi krisis yang mendunia ini kita tidak boleh lupa untuk mewujudkan nilai kepedulian terhadap sesama. Layaknya ekonomi, kehidupan juga memiliki siklus seperti roda yang terus berputar. Motivasi kapitalisme dalam meningkatkan literasi keuangan juga harus diseimbangi dengan nilai-nilai sosialisme: berbagi dengan yang membutuhkan. Sadari bahwa kita sebagai manusia menghadapi pandemi ini bersama dan yang paling terdampak dari pandemi ini adalah golongan menengah ke bawah.

Mari kita bersama menjaga jarak dan memelihara kesehatan fisik dan mental, membantu bagi mereka yang membutuhkan, dan memperkaya diri agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik setelah badai ini berlalu.

Summary

Pangestu, Stevanus. 2020. Ekonomi Bisnis

1 Like

Terima kasih atas tanggapannya kak @Michelle_Paulina , saya sangat setuju bahwa 5 hal tersebut dapat berdampak positif untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia.

Literasi Keuangan terkait dengan kemampuan seseorang dalam membuat keputusan keuangan yang bijak untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya.

Berliterasi keuangan berarti mampu memilih produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan mengelola aset pribadi dengan baik. Termasuk di dalamnya ialah manajemen kas, utang, dan investasi.Di tengah pandemi ini, literasi keuangan sangatlah dibutuhkan agar dapat mengelola dompet kita lebih baik lagi.

Berikut adalah hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan literasi keuangan di tengah pandemi ini.

  1. Identifikasi peluang

Sadari bahwa waktu yang kita miliki adalah sumber daya berharga yang tidak dapat diperbarui. Manfaatkan waktu ini dengan baik. Pandemi ini mendorong hampir semua organisasi bisnis maupun nirlaba untuk membuat keputusan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Terdapat banyak sekali sumber daya gratis yang bisa kita manfaatkan, misalnya online course di edx.org. Banyak juga institusi pendidikan, badan pemerintah, dan perusahaan teknologi yang menyelenggarakan webinar dan seminar melalui internet yang tidak dipungut biaya

  1. Pengalaman yang berharga

Kita menghadapi ketidakpastian yang luar biasa di tengah pandemi ini.

Teori Precautionary Savings (tabungan berjaga-jaga) menyatakan bahwa dalam menghadapi kondisi yang tidak pasti, setiap orang akan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang dan lebih banyak menabung. Peningkatan tabungan ini sangat wajar karena untuk berjaga-jaga.

  1. Mulai investasi dari sekarang

Meskipun banyak ahli sudah memperkirakan terjadinya krisis ekonomi akibat pandemi ini, perlu kita pahami bahwa kemunduran ekonomi merupakan bagian dari siklus ekonomi.

Kita perlu menyadari bahwa tidak ada penderitaan maupun kenikmatan yang abadi. Sejarah membuktikan bahwa pemulihan akan terjadi.