Bagaimana mengurangi rasa sakit saat pertama kali melahirkan?

Persalinan atau proses melahirkan biasanya menimbulkan rasa sakit, dimana hal tersebut dapat membuat ibu-ibu yang akan menjalani proses melahirkan mengalami rasa takut atau cemas.

Bagaimana mengurangi rasa sakit saat pertama kali melahirkan?

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar kea rah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan terjadi persalinan.

Nyeri persalinan sebagai akibat kontraksi miometrium, merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu. Nyeri merupakan rangsangan tidak enak yang menimbulkan rasa takut dan khawatir. Dalam persalinan, nyeri yang timbul mengakibatkan kekhawatiran dan biasanya menimbulkan rasa takut dan stress yang dapat mengakibatkan pengurangan aliran darah ibu-janin.

Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim dan servik serta adanya iskhemia otot rahim. Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi. Nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir.

Manajemen Nyeri Nonfarmakologis


Metode pengendalian nyeri yang tidak menggunakan medikasi atau obat-obatan menjadi lebih diinginkan karena kita mulai menyadari betapa rentannya janin terhadap ancaman lingkungan, terutama pada substansi yang tidak alami atau buatan. Dalam melakukan intervensi keperawatan atau kebidanan, menajemen nyeri nonfarmakologi merupakan tindakan independen dari seorang perawat/bidan dalam mengatasi respons nyeri klien.

Manajemen nyeri nonfarmakologi dibagi menjadi dua yaitu modulasi perilaku dan modulasi sensasi nyeri seperti yang terlihat pada diagram dibawah ini

image
Gambar Diagram Manajemen Nyeri Persalinan Nonfarmakologis

Walaupun pendekatan nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri telah dipelajari secara luas daripada analgesik, tetapi penerapan di klinik masih sangat terbatas. Berbagai literatur telah banyak yang membahas berbagai teknik untuk mengurangi nyeri secara nonfarmakologik, tetapi setelah diterapkan ke klien tidak semudah apa yang dibayangkan. Kesulitan- kesulitan ini terjadi karena banyaknya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi respons seseorang terhadap nyeri seperti diagnosis, penyakit, usia, jenis kelamin, etnik, sosial ekonomi dan pengalaman nyeri sebelumnya.