Bagaimana Mengukur Jarak Bumi ke Bulan (jarak Lunar)?

https://i2.wp.com/warstek.com/wp-content/uploads/2016/07/goddard_spaceflight_center_laser_ranging_facility.jpg?resize=799%2C445&ssl=1

Termasuk tidak mudah percaya dengan jarak lunar rata-rata sebesar 384.402 km, bagaimana kalau jaraknya hanya beberapa ribu kilometer? Bukankah bulan itu ukurannya jauh lebih kecil dari bumi?

Penelitian untuk mengukur jarak lunar dimulai sejak tahun 1969. Dan pada tahun 2016 ini, ketelitian dari pengukuran jarak lunar telah mencapai ketelitian ± 1,1 mm. Ini awalnya terdengar tidak masuk akal, bagaimana mungkin jarak yang harus ditempuh dengan roket dapat diukur hingga ketelitian milimeter, namun ini adalah suatu fakta berkat adanya teknologi laser.

Laser adalah bentuk istimewa dari cahaya, yang merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation. Dalam sehari-hari, kita tidak bisa lepas dari laser, baik laser mainan, laser di pointer, laser di barcode, laser di mouse, dll. Satu hal yang harus diketahui bahwa cahaya laser tidak dapat dijumpai secara langsung di alam. Hingga saat ini, hanya teknologi manusialah yang dapat menciptakan laser (belum ditemukan hewan atau tumbuhan yang dapat memancarkan cahaya laser).

Laser dapat bermanfaat untuk misi luar angkasa adalah dengan cara menempatkan cermin khusus di Bulan (yang disebut retroreflektor), kemudian menyinari cermin khusus yang ada dibulan tersebut dengan laser yang ada di bumi (tepatnya di stasiun LIDAR, Light Detection and Ranging). Laser yang dipantulkan ke bumi akan dideteksi oleh alat pendeteksi (detektor) yang juga ada di stasiun LIDAR. Retroreflektor adalah permukaan yang memantulkan cahaya persis ke arah sumber cahaya, tidak peduli dari mana cahaya itu dipancarkan, mata kucing adalah contoh retroreflektor. Retrorefletor tersebut diletakkan oleh astronot selama misi Apollo (11, 14 dan 15).

Sumber : Bagaimana Mengukur Jarak Bumi ke Bulan (jarak Lunar)?