Bagaimana menghadapi pengguna yang mendikte programmer (dictate solution not problem)?

Berdasarkan artikel yang berjudul 6 tipe konsumen dan cara melayaninya yang ditulis oleh Winda Chan, pengguna dengan sikap diktator dapat dikategorikan kedalam 3 diantara 6 tipe konsumen. Adapun tipe dan cara penanganannya sebagai berikut:

  1. Arogan
    merupakan salah satu tipe konsumen yang sulit menerima pendapat orang lain dan selalu menganggap pendapatnyalah yang paling benar. Jika Anda tidak mengenal karakter ini, jangan menyalahkan diri Anda jika presentasi Anda selalu gagal. Konsumen arogan merasa tahu segala hal, termasuk produk Anda sekalipun.

Cara menghadapi konsumen seperti ini adalah:

  1. Beri mereka kesempatan untuk memahami produk anda sesuai keinginannya. Anda bisa memberikan informasi mengenai produk anda lewat brosur atau melihat produk sendiri.
  2. Jangan coba-coba menganggu “kesendiriannya” jika tidak ingin mendapatkan cacian.
  3. Anda hanya bisa bertanya, “Apakah Anda sudah jelas tentang produk kami?” atau pertanyaan lain yang sejenis.
  4. Tipe seperti ini sangat senang dipuji. Oleh karena itu pujilah mereka dengan sopan dan proporsional.
  1. Sombong
    Dimaknai sebagai konsumen yang terlalu bangga dengan dirinya dan suka banyak berbicara dan sering kali memamerkan kemampuannya dan apa yang dimiliki. Padahal yang dikatakan mereka belum tentu benar.

Cara menghadapi konsumen seperti ini adalah:

  1. Biarkan mereka bicara sesuka hatinya
  2. Memberi kesan seolah-olah Anda menyetujui semua pendapat mereka. Misalnya dengan mengatakan “Anda benar”, “Saya setuju dengan Anda”, dan pernyataan lain sejenisnya.
  3. Pujilah sesuatu yang mereka banggakan. Misalnya, jika konsumen Anda memiliki banyak perhiasan, berikan pujian tentang hal itu.
  4. Rayu konsumen Anda untuk menggunakan produk Anda berdasarkan pembicaraan mereka sendiri. Contoh pernyataan, “Jika mampu membeli barang mewah seperti yang telah Anda ceritakan, Anda pasti bersedia membeli produk kami”.
  1. Pembanding

Merupakan konsumen yang sangat paham akan produk yang Anda tawarkan. Bisa jadi konsumen tipe ini justru lebih menguasai produk Anda bahkan produk kompetitor, jika Anda tidak benar-benar mempelajari produk. Untuk itu Anda harus menguasai produk sendiri dan produk pesaing dalam menghadapi konsumen bertipe pembanding.

Cara menghadapi konsumen seperti ini adalah:

  1. Kuasai produk semaksimal mungkin dan ilmu presentasi agar mampu meyakinkan tipe pembanding.
  2. Pelajari produk-produk sejenis kompetitor.
  3. Jangan pernah bersedia masuk ke dalam jebakan membanding-bandingkan produk tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan.
  4. Untuk menghadapi tipe ini, jika Anda belum paham betul, sebaiknya mengajak serta rekan kerja senior Anda.
1 Like

6 Tips Menangani Pelanggan yang Sulit

Pelanggan adalah raja. Adagium alias pepatah tersebut selalu terngiang di benak para entrepreneur yang ingin usahanya tumbuh dengan pesat. Mengerti kemauan pelanggan dan mampu memanjakan mereka hampir selalu menjadi sebuah keniscayaan bagi entrepreneur yang ingin sukses. Akan tetapi, tidak semua pelanggan mampu mengutarakan keluhan, kritik, maupun sarannya dengan bijak kepada kita.

Kurt Newman, seorang pakar penjualan mengungkapkan 6 tips yang memungkinkan kita dengan lebih mudah menangani kasus-kasus yang melibatkan pelanggan-pelanggan dengan kepribadian yang lebih sulit dan rumit dari kebanyakan orang.

Jangan ditanggapi dengan emosional
Kesabaran menjadi poin penting di sini. Menghadapi seorang pelanggan yang sulit acap kali membuat kita kehilangan kesabaran. Mereka boleh saja berkata-kata kasar dan bernada tinggi atau mengirimkan sebuah surel bernada provokatif kepada kita tetapi kita tidak seharusnya berbuat serupa pada mereka (walaupun sebenarnya kita bisa). Selalu ingat bahwa dengan bereaksi secara emosional terhadap ucapan pelanggan, kita hanya akan menambah rumit keadaan. Merespon secara reaktif hanya akan membuat akal sehat kita melemah dan akhirnya tidak bisa berpikir jernih. Akan lebih parah lagi jika respon reaktif kita akan menyulut percekcokan dengan pelanggan dan menimbulkan perdebatan yang sebenarnya tidak rasional dan tidak relevan dengan inti masalah yang sebenarnya.

Selain itu, jangan menganggap apa yang diutarakan pelanggan yang sulit ini sebagai serangan terhadap diri Anda secara pribadi. Di sini kita berada di dalam lingkungan dan konteks bisnis, sehingga berpikir dan bersikaplah layaknya seorang duta besar bagi sebuah negara (baca: perusahaan kita). Dalam kondisi apapun, hindari tindakan tercela yang dapat merugikan perusahaan dalam jangka panjang, bukan malah mengejar kepuasan sesaat karena telah dapat membalas kekurangsopanan pelanggan dan sebagainya.

Pujilah pelanggan
Berikan pujian kepada pelanggan karena mereka telah melakukan upaya untuk menghubungi kita. Hargai usaha itu karena pada dasarnya masukan mereka walaupun menyakitkan pastinya akan memberikan kontribusi positif bagi perbaikan produk atau jasa yang kita tawarkan ke pasar. Jadi alangkah baiknya jika kita memberikan pengarahan bagi pegawai di jajaran terdepan (front liners) yang berhubungan langsung dengan pelanggan untuk bisa memuji pelanggan terutama yang sulit untuk dihadapi dengan memberikan pujian terlebih dahulu. Secara emosional, pujian juga akan menurunkan emosi pelanggan.

Dengarkan pelanggan dengan sungguh-sungguh
Kebanyakan dari kita mungkin hanya mendengarkan pelanggan dengan sepintas, atau bahkan lebih buruk lagi, kita berpura-pura mendengarkan dan mengerti apa masalah mereka. Strategi usang dengan menutup diri kita secara emosional saat menghadapi pelanggan yang marah sudah harus diubah karena tidak memecahkan masalah. Cara konvensional semacam ini hanya akan memberikan penundaan bagi penyelesaian masalah dan tidak pernah benar-benar menyelesaikannya.

Tindakan yang paling penting ialah dengarkan keluh kesah mereka, walaupun itu sangat emosional dan membuat kita hampir kehilangan kendali. Saat pelanggan telah melepaskan segala amarah dan keluh kesahnya, biasanya mereka akan mulai mampu untuk tenang, menguasai diri dan berpikir lebih jernih. Pada saat-saat seperti itulah, Anda mulai bisa mengajak berdiskusi lebih rasional. Dengan tingkat emosi yang lebih stabil setelah menumpahkan amarah, pelanggan akan mampu menceritakan permasalahan dengan lebih baik dan kita akan lebih mampu mengidentifikasi inti permasalahan (dan memisahkannya dari hal-hal lain yang kurang penting).

Berempatilah kepada pelanggan dengan bertanya
Tanyakan dengan nada lembut dan bersahabat kepada pelanggan tentang rincian permasalahan yang ingin mereka kemukakan. Rumus “who, when, why, where, what” dan “how” berlaku di sini. Dengan menunjukkan empati kepada pelanggan, kita juga membuat mereka merasa lebih nyaman dan jauh lebih terbuka dibanding jika kita menanggapi dengan dingin, kaku, dan tanpa empati. Penting juga untuk mencatat dengan sungguh-sungguh apa saja hal yang menjadi poin penting dalam uraian pelanggan. Ini juga memberikan kesan bahwa kita menanggapi permasalahan mereka dengan serius dan beritikad baik untuk menyelesaikannya semampu kita. Berusahalah untuk selalu memelihara pandangan mata kita dengan pelanggan karena tatapan mata langsung terhadap pelanggan mencerminkan perhatian penuh terhadap apa yang mereka sedang sampaikan.

Berikan pemecahan dan mintalah masukan dari pelanggan
Mayoritas pelanggan akan merasa apatis dan tidak sabar saat kita mengatakan pada mereka, “Maaf tunggu sebentar, saya akan kembali untuk memberitahukan solusi masalah Anda”. Hal ini lebih dipicu karena pengalaman buruk sebelumnya tentang bagaimana keluhan ditanggapi oleh orang yang kurang simpatik dan kurang profesional.

Untuk mendapatkan solusi, kita harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti apakah kita mampu memberikan solusi sesuai dengan bidang dan level kewenangan kita. Kadang ada tipe-tipe masalah yang tidak bisa kita berikan pemecahan sendirian karena dibutuhkan persetujuan dan pendapat atasan atau orang lain yang lebih berkompeten/ senior dalam hal tersebut. Dan kemudian berjanjilah untuk menghubungi mereka kembali (jika memang terlalu lama untuk ditunggu di tempat) dalam jangka waktu tertentu, misalnya 1 atau 2 hari setelahnya bergantung kepada kompleksitas permasalahan yang dihadapi.

Dan bila memang sudah buntu atau kita sendiri tidak bisa memecahkannya dengan baik, kita bisa mengajak pelanggan berdiskusi tentang bagaimana sebaiknya masalah tersebut dipecahkan. Pelanggan kadang memiliki usulan yang masuk akal dan praktis untuk itu, misalnya dengan mengembalikan sebagian atau seluruh uang yang dibayarkan pelanggan untuk mendapatkan produk atau jasa kita. Dan perlu sekali kita katakan setelah memberikan kembali uang tersebut (refund) bahwa kita akan memperbaiki sistem atau meningkatkan kualitas produk/ jasa yang ada sehingga pelanggan lain tidak mengalami masalah yang serupa.

Tindak lanjut
Tindak lanjuti apa yang sudah dilakukan sebelumnya misalnya dengan mengirimkan sebuah kartu ucapan terima kasih kepada pelanggan yang telah bersedia bersusah payah menemui atau menghubungi kita untuk memberitahukan masalahnya. Untuk lebih memberikan kesan dekat dan hangat, tulislah kartu ucapan itu dengan tulisan tangan, bukan diketik atau diprint dengan komputer. Atau alternatif lain ialah dengan mengirimkan email. Namun tentu saja email akan terkesan lebih kaku dan dingin, tetapi lebih baik daripada tidak menindaklanjuti sama sekali.

1 Like

Dalam sebuah pelayanan, banyal hal yang kita lakukan untuk membuat pelanggan kita merasa nyaman. Namun, variasi pelanggan yang datang sangatlah banyak, mungkin mereka datang dalam posisi marah atau mereka mempunyai keinginan yang lebih besar. Nah, maka dari itu kita sebagai orang yang menangani pelanggan seharusnya kita tahu bagaimana sih cara melayani pelanggan tersebut ??. Menurut 5 types of difficult customers and how to help them Berikut beberapa variasi pelanggan dan cara mengatasinya :

1. Orang yang agresif
Banyak orang yang berilaku agresif ketika menerima sebuah pelayanan, mungkin karena kemarahan atau ketida puasan orang tersebut. Nah, sebagai pelayan sebaiknya kita bisa memahami kenapa pelanggan bisa menjadi agresif dan tunggu dia menenangkan diri. Ketika kemarahannya mereda baru kita minta maaf dan berikan solusi.

2. Orang yang tidak sabaran
Dalam sebuah pelayan bisa terjadi masalah antrian atau butuh waktu dalam pelayanan, sebagian orang tidak akan sabar menunggu hal tersebut. Untuk mengatasi pelanggan yang seperti itu, kita harus memberi penjelasan kenapa pelayanan tidak bisa secepat yang dia inginkan. Kemudian yakinkan pelanggan bahwa kita sudah mengoptimalkan pelayanan.

3. Orang yang pendiam
Untuk melayani orang yang kurang berkomunikasi, kita harus mampu memahami apa yang dimaksud dan diinginkan pelanggan kita. Dengan berbagai macam cara, misalkan kita menanyakan lagsung mengenai apa yang dia inginkan secara detail dan mendalam. Bisa juga kita menunjukkan beberapa contoh atau gambar yang mungkin dimaksud dan diinginkannya.

4. Pelanggan yang mengeluh atau kecewa
Ketika ada pelanggan yang kecewa dengan pelayanan kita, hal pertama yang harus kita lakukan adalah meminta maaf pada pelanggan. Kemudian coba selesaikan masalah dalam satu interaksi, sehingga tidak mengganggu pelanggan yang lain. Setelah itu, berikan tawaran solusi yang membuat pelanggan lebih puas. Jika pelanggan masih merasa belum puas, cara terkahir adalah berbicara dengan manager untuk menyelsaiakan masalah yang lebih detail.

5. Pelanggan yang sok tahu
Sebaiknya kita lebih memahami pelanggan yang sok tahu. Kita harus bisa besikap empati pada pelanggan, dimana kita memberikan dorongan ide dengan cara memberikan contoh ketika produk digunakan. Buat pelanggan merasa benar dan kita salah, dan tetap berikan saran yang terbaik. Selanjutnya kembalikan ke pelanggan, apa yang akan dia pilih.

Salah satu trik bisnis untuk meningkatkan keuntungan adalah mengenal beberapa karakter pelanggan. Mengenal karakter pelanggan akan memberi efektivitas dalam mengatasi atau menghadapi pelanggan sehingga pelanggan merasa puas akan pelayanan yang anda berikan. Pelanggan adalah raja. Apapun karakter pelanggan, anda harus dapat menghadapi agar mereka melakukan pembelian atas produk atau jasa yang anda jual.

Beberapa trik dan cara yang dituliskan oleh Akharis Yuli adalah cara agar anda dapat mengenal dan mengatasi beberapa karakter pelanggan, ada beberapa langkah-langkah yang terbaik yang harus anda lakukan yaitu antara lain :

  1. Pelanggan yang pendiam

Pelanggan yang diam dan cenderung pemalu akan merasa tenteram jika dihadapi dengan ramah tamah dan penuh perhatian.
Jika pelanggan seolah-olah sedang memikirkan sesuatu, sebaiknya anda jangan mengajak berbicara tetapi cukup melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menarik perhatian pada produk yang ditawarkan.
Jika menemui pelanggan yang kesulitan dalam berbicara (gagap), anda hendaknya jangan terpaku pada keadaan tersebut dan hendaknya bersikap biasa saja.
2. Pelanggan yang tidak sabar
Mengenali pelanggan yang tidak sabar melalui sikapnya, lalu meminta maaf kepadanya atas tertunda-nya pelayanan.
Mengatakan kepadanya bahwa dia akan dibantu semaksimal mungkin dan sesegera mungkin.
Secara cepat dan efisien menangani situasi tersebut dan bila perlu menenangkan pelanggan tersebut.
Mengucapkan terima kasih bahwa pelanggan tersebut masih bersedia menunggu.
Mengucapkan terima kasih sekali lagi kepada pelanggan tersebut dan meminta maaf sekali lagi atas ketidaknyaman dalam pelayanan.
3. Pelanggan yang banyak bicara
Mengenali kedatangan pelanggan dengan mengucapkan salam.
Menawarkan bantuan yang diperlukan tersebut.
Bila pelanggan masih terus berbicara anda mengalihkan perhatiannya pada hal-hal yang ditawarkan dengan penjelasan yang cukup.
Menawarkan bantuan dan memuji kehebatan nya berbicara.
Bila perlu bergabung dalam pembicaraan tersebut sambil sekali-sekali memberikan pujian.
Bila beberapa pujian tampaknya berhasil, anda menawarkan produk yang ditawarkan.
Meminta alamat dan nomor teleponnya. Pelanggan jenis ini senang sekali jika mendapat perhatian.
4. Pelanggan yang senang mendebat/berdebat
Tidak menunjukkan reaksi apabila pelanggan tersebut berada pada pihak yang salah, sebab jika kita menunjukkan reaksi, akan timbul diskusi yang berkepanjangan.
Bersikap tenang tidak gugup, dan tidak terpancing untuk marah.
Membatasi percakapan pada masalah yang sedang dihadapi, tidak menyimpang dari pokok pembicaraan.
Mengemukakan argumen yang masuk akal, agar pelanggan menghargai anda, apabila pelanggan sudah tenang, anda mulai memberikan pelayanan.
Mengulangi argumen anda sekedar untuk mengingatkannya apabila pelanggan kembali bersikeras dengan pendapatnya.
Mencari kelemahan dari argumen pelanggan dan menunjukkan kekeliruan nya agar pelanggan pelanggan tenang.
Apabila anda dapat menguasai keadaan, pelanggan akan lebih lunak.
5. Pelanggan yang memiliki banyak permintaan
Mengucapkan salam bila ia datang kepada anda. Bila melalui telepon anda harus menggunakan cara bertelepon yang baik.
Mendengarkan permintaannya, jika memungkinkan membuat ringkasan atas permintaan tersebut. Permintaan tersebut bisa dipenuhi bisa tidak, tergantung kebijaksanaan anda atau perusahaan.
Sesegera mungkin permintaan pelanggan, jika memungkinkan, dan tidak melakukan kesalahan dalam melayani, karena ia akan terus mencecar anda jika ada kesalahan sedikit saja.
Meminta maaf dan menyarankan alternatif lain jika pelanggan merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan.
Sesegera memberitahu atasan sambil menyebutkan permintaan pelanggan jika anda tidak mampu melayani pelanggan tersebut.
Tersenyum setiap saat meskipun merasa jengkel.

Apapun karakter pelanggan, anda harus tampil tersenyum dan mampu menghadapinya. Pelanggan adalah sumber kehidupan bisnis dan keuntungan anda. Kehilangan satu pelanggan berarti kehilangan uang anda dan hal ini juga mempengaruhi dapat mempengaruhi upaya anda dalam membangun citra positif bisnis di mata pelanggan.

Saya sangat setuju dengan apa yang anda tuliskan namun disini saya ingin menambahkan pada point " Berikan pemecahan dan mintalah masukan dari pelanggan ". Menurut saya pribadi selain memberikan pemcahan atau solusi berikan programmer dapat memberikan resiko maupun dampak apa saja yang akan di peroleh oleh pihak client jika menerapkan salah satu solusi pada perushaannya. Selain itu berikan solusi yang beragam sehingga ada bahan pertimbangan bagi pihak client untuk menentukan solusi yang terbaik, jangan berikan solusi yang monoton tanpa adanya pilihan yang terkesan tidak ada jalan keluar lain.