Bagaimana Memotivasi Diri untuk Hidup yang Lebih Baik?

memotivasi diri690x320

Masih ada sambungannya dengan artikel yang lalu ya guys, kali ini Rumah Curhat ingin berbagi tentang Motivasi Hidup. Kita sebagai manusia tentu perlu untuk punya motivasi hidup. Ga punya motivasi hidup tu bagaikan organisai ga punya visi dan misi, bagaikan perjalanan tanpa peta, ga ada tujuan dan buta arah, ya kan?

Setiap hari tu punya cerita baru, guys! Dan cerita yang disuguhkan tu gak hanya kesenangan, tapi juga ada kesedihan. Hidup kan emang roda yang berputar, kita perlu merasakan suka, tapi ada kalanya kita merasakan duka, itu semua dinamakan keseimbangan hidup. Nah! Karena setiap hari itu adalah cerita yang baru pula, tentunya kamu juga butuh motivasi hidup yang baru setiap harinya.

Kalau kamu yang hari ini lagi lemes, lagi gundah gulana, yang lagi putus asa, butuh motivasi hidup yang baru atau yang lagi butuh pencerahan, selamat, kamu gak salah alamat! Yuk simak kumpulan motivasi hidup berikut ini, agar kamu punya misi untuk mencapai visi di hari-hari mu!

  1. Kamu nggak perlu khawatir untuk hari-harimu!
    Motivasi hidup yang pertama ini pas buat kamu yang lagi susah hari ini, atau kamu merasa hari ini kamu sial banget, kamu ga perlu khawatir tentang hari esok. Tenang, apa yang kamu alami hari ini, akan berbuah manis di kemudian hari. Hidup itu bagaikan besi yang di tempa, yang nantinya akan menjadi pedang yang tajam.
    Tuhan tidak akan jauh dari umat-Nya jika umat-Nya berserah kedapa-Nya. Bawa setiap masalah dan kegalauan mu dengan memanjatkan doa kepada Sang Khalik. Dengan kuasa-Nya, Tuhan mampu mengangkat segala masalah mu hari ini, dan percayalah bahwa Tuhan akan menyediakan hari depan yang indah!

Oleh sebab itu, janganlah kamu khawatir tentang hari esok. Sebab hari esok punya ceritanya sendiri.

  1. Jangan pernah merasa minder
    Kamu suka minder? Stop mulai sekarang! Manusia memang lemah dalam mendeskripsikan kelebihannya dan lebih cenderung mudah mendeskripsikan kekurangannya. Tapi ini bukan berarti kamu harus minder. Ada sebuah perumpamaan seperti ini : Jika ada tembikar yang sedang dibuat oleh tukang periuk dari tanah liat di tangannya dan kemudian itu rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi tembikar lain menurut apa yang baik menurutnya.
    Ini berarti bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan produk gagal. Dan kamu bukan produk gagal! Kamu sama seperti orang lain. Dan kamu perlu mengeksplor kelebihan dan talenta kamu untuk menjadi berguna bagi diri sendiri dan orang lain sehingga kamu juga akan mampu membagikan motivasi hidup kepada sesama.

Sebab kamu adalah periuk yang dibuat oleh seniman yang akan dibentuk dengan indah sehingga semua orang akan kagum melihatnya.

  1. Kamu nggak perlu takut
    Motivasi hidup yang ketiga ini perlu banget jika kita suka ragu-ragu. Kesempatan yang sama itu tidak pernah datang yang keduakali nya, guys. Kamu perlu take a chance dan taking risk. Kamu perlu keluar dari zona nyaman kamu untuk meraih kesuksesan yang kamu cita-cita kan. Jangan pernah takut untuk mengambil resiko, percaya dan yakin bahwa kamu bisa dan Tuhan akan membimbing kamu!

Janganlah takut, percaya saja!

  1. Pertahankan apa yang sepantasnya dipertahankan
    Ada banyak aspek yang bisa kamu pertahankan tapi juga ada yang perlu kamu lepaskan. Beberapa aspek itu diantaranya adalah sahabat, cinta, cita-cita, dan lain sebagainya namun yang terutama adalah ekspektasi! Kadang kita sudah memiliki harapan tinggi namun jatuh dengan cepat karena tidak sesuai dengan harapan.
    Kesabaran dan kekuatan manusia memang ada batasnya. Kamu harus pintar dalam memilih hal yang pantas kamu pertahankan dan kamu perjuangkan, dan mana yang tidak layak.
    Menyerah pada suatu hal bukan berarti kamu lemah, terkadang kamu bisa cukup kuat untuk merelakannya. Because you are good enough and you deserve the best. Keikhlasan adalah kunci utama untuk mendapatkan kekuatan untuk rela melepaskan hal yang memang tidak layak kamu terima. Kita perlu tahu bahwa Tuhan menyediakan apa yang kita perlukan, bukan apa yang kita inginkan.

Giving up doesn’t always mean you’re weak, sometimes you are just strong enough to let go.

  1. Kamu pantas mendapatkan kehidupan yang indah
    Siapa bilang cuma orang-orang kaya aja yang bisa hidup seneng? Salah! Uang tidak bisa membeli segalanya. Tapi memang tidak dapat dipungkiri bahwa kadang kalo lagi bokek pun suka cemberut sendiri. Ya kan? Hahaha. Diluar dari itu, bahwa kita layak untuk memiliki hidup yang indah dan berkualitas.
    Jangan dengarkan orang-orang yang sukanya bergunjing soal diri kita, jangan urusi para haters. Syukuri apa yang kita punya. Berbuat baik kepada sesama. Bagikan motivasi hidup yang positif kepada sesama. Dengan demikian hidup yang indah dan bekualitas pun bisa kamu miliki.

You’ve got every right to a beautiful life.

Perjalanan hidup emang keras, guys. Tapi ini bukan menjadi alasan untuk kita bisa loyo, ga semangat, dan kehilangan motivasi hidup. Kamu punya value dan kamu punya kemampuan yang hebat. Jangan pernah meremehkan diri sendiri. Jika kamu tidak bahagia dengan hidupmu, perbaiki apa yang salah, dan teruslah melangkah untuk menggapai cita-cita mu.

Dengan mengacu pada strategi dasar di atas, berikut disampaikan sejumlah tips untuk Anda agar termotivasi, yakni :

1. Berupayalah Merumuskan Tujuan Hidup Anda

Tujuan akan memberikan arah dan makna pada hidup dan kehidupan, menolong Anda memfokuskan upaya-upaya pada hal-hal yang sudah Anda putuskan penting bagi Anda. Tujuan akan memberi arah pada motivasi belajar Anda. Oleh karena itu berupayalah merumuskan tujuan hidup Anda, kemudian Anda dapat menurunkan tujuan jangka menengah dan jangka pendek Anda.

Berikut beberapa hal yang dapat Anda pertimbangkan dalam merumuskan tujuan Anda :

  • Tetapkan tujuan-tujuan yang spesifik dan terukur

  • Identifikasikan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka menengah, yang keduanya merupakan langkah-langkah menuju tercapainya tujuan jangka panjang Anda

  • Tetapkan batas waktu (target date) untuk setiap butir bagian tujuan ( sub-goal)

  • Identifikasikan kendala-/hambatan yang sekiranya akan dihadapi, yang akan menghalangi Anda; dan sumber daya yang akan menolong Anda untuk mencapai tujuan Anda. Rencanakanlah bagaimana Anda akan menangani hambatan tersebut.

  • Evaluasi outcome setiap langkah menuju tujuan Anda. Cek diri Anda apakah betul ini yang Anda mau tuju? Apakah betul betul ini yang Anda inginkan? Apakah perlu mempertimbangkan informasi lebih lanjut?

  • Revisi dan modifikasi atau bahkan bisa saja anda ubah tujuan, apabila memang menghendaki demikian.

2. Beri komitmen–Commitment

Setiap tugas merupakan serangkaian tindakan (bukan hanya sejumlah kegiatan). Kadang suatu tugas terdiri dari beberapa tindakan tetapi tidak jarang suatu tugas membu tuhkan banyak tindakan ; dan bukan tidak mungkin diiringi sejumlah „interupsi‟, bahkan muncul tugas lain yang juga perlu segera dikerjakan. Oleh karena itu kita memerlukan komitmen. Komitmen adalah derajat sejauh mana Anda melibatkan /memberikan diri anda pada serangkaian tindakan. Komitmen merefleksikan niat / tekad (intention) dan dedikasi (dedication), kesetiaan dan kesediaan berkorban. Motivasi menjadi tinggi manakala anda membuat komitmen yang kuat. Bisa diungkapkan lain, seakan Anda me ngatakan : Saya sungguh sungguh hendak menyelesaikan tugas ini, dan saya siap berupaya keras untuk menyelesaikannya.

Lebih lanjut, komitmen merupakan sesuatu yang dinamis, bisa membesar atau menguat, bisa juga mengecil/melemah. Jadi Anda perlu merawatnya. Salah satu cara merawat, yaitu dengan menghubungkan apa yang sedang Anda kerjakan/pelajari dengan tujuan Anda ( jangka panjang, jangka menengah atau jangka pendek). Hal ini akan memperbesar minat Anda, dan memberi Anda arah belajar, dan komitmen.

Namun demikian, Anda perlu mawas diri untuk tetap berada di masa kini, karena hanya bila Anda berada di saat kini, barulah Anda bisa sadar akan motivasi Anda dan bisa berbuat. Cara lainnya dengan men-camkan ke diri bahwa setiap tindakan merupakan suatu langkah ke arah tujuan. Sementara seperti pepatah mengatakan : “Perjalanan terpanjang selalu dimulai dengan suatu langkah”, juga “Memulai mengerjakan, sudah menyelesaikan separuh pekerjaan.”. Bertindaklah konsisten dengan tujuan Anda.

3. Temukan Role Model

Belajar menjadi jauh lebih mudah manakala kita mempunyai seorang model untuk itu. Cobalah menemukan role model yang dapat memberi inspirasi bagaimana keuletan, ketangguhan, kecerdasan, jatuh bangunnya dalam berachievement; untuk memicu kita belajar menjadi termotivasi seperti role model tersebut. Manakala Anda sulit menemu kan di sekeliling Anda (sudah langka), maka Anda bisa mendapatkannya dengan membaca biografi dari orang-orang besar yang berhasil di berbagai bidang, ada banyak di seluruh jagat raya ini, termasuk di Indonesia, juga di daerah Anda.

4. Tidak Mudah Menyerah

Manakala Anda menghadapi hambatan, tidak serta merta menunjukkan bahwa Anda harus berhenti berupaya, karena Anda melihatnya sebagai tanda tidak mampu; ataupun lalu Anda jengkel, karena teman tidak mau kerja sama, karena dosennya keter- laluan , karena semua orang lain salah kecuali Anda (outer locus of control) . Hambat an perlu dipersepsi sebagai tanda bahwa Anda membutuhkan tambahan (informasi, skill, teman berdiskusi, dst), maka perbesar lagi upaya Anda, cari mitra diskusi, mitra-konsultasi dan akuilah ke diri bahwa Anda masih memerlukan tambahan pengetahuan, masih memerlukan tambahan skill, belajarlah bagaimana memahirkan skill, masih membutuhkan wisdom, berkonsultasilah dengan Sang Empunya. Yang penting, jagalah agar Anda tidak melengket pada hambatan tersebut, dan menjadi lemah lalu menyerah–malas bahkan apatis.

5. Bersikap Mawas Diri

Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan penghayatan kita dalam memorinya. Apabila karena satu dan lain hal kita sempat keliru belajar menjadi ‟tidak mampu, tidak berdaya, tidak bisa belajar, maka langkah yang perlu dilakukan adalah merombak hasil belajar tersebut- ’de-learning’ dengan cara memutahirkan (up-dated) selalu mind-set kita. Kembali berdialog dengan diri Anda, dari mana datangnya pikiran tersebut, lalu mutahirkan (teknik stop pikiran lama-ganti dengan pikiran baru)

Salah satu sikap mawas yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda pakai mencerminkan siapa Anda tetapi juga membentuk diri Anda. Sebagai ilustrasi, apabila kita belum berhasil menguasai suatu mata kuliah, kosakata apakah yang kita keluarkan ( bersuara ataupun dalam hati ?) "Ah memang saya tidak mampu”, ”ah memang bukan jurusan pilihanku”, ” Dosennya tidak becus menerangkan”, ” Sialan, apa sih gunanya belajar ini semua”, dst.

Apabila kosakata itu yang keluar, maka bisa dipastikan Anda kehilangan kesempatan termotivasi. Mengapa tidak seperti Thomas Edison, ketika ia masih selalu gagal menghasilkan nyala bola lampunya, ia menagatakan bahwa "semua upaya yang belum menghasilkan ini merupakan prasarat untuk munculnya nyala pertama dari bola lampunya”. Pada akhirnya kita tahu kosakatanya betul, dan sekarang kita me nikmati hasil jatuh bangunnya.

Pergunakanlah kosakata yang mendukung diri Anda maju, seperti misalnya: ”Saya punya potensi, mungkin belum terpoles, belum terasa; baiklah saya coba memolesnya, ya saat ini saya perlu bantuan, yang dapat memoles potensi saya.” Selanjutnya hindarilah kosakata yang membawa Anda lebih terpuruk lagi, seperti : "Andai saja …”, atau ”Sebenarnya saya bisa, tetapi….”, dsb hanya sebagai pembenaran diri.

Dibalik kosakata yang Anda pergunakan, adalah sikap hidup yang Anda anut, ‟mind-set‟ yang Anda setel. Jadi mulailah dari sana mengubahnya, memutahirkan sesuai tuntutan jaman.

6. Bina Energi yang Anda Butuhkan

Semua yang diuaikan di atas membutuhkan energi untuk melakukannya. Oleh karena itu, Anda perlu menghimpun, merawat dan memanaje energi Anda, baik energi spiritual, emergi psikis maupun energi fisik.

Anda dibekali sejumlah energi hidup, sejak Anda diciptakan. Rawatlah energi tersebut dengan mensyukurinya. Selalulah antusias dalam segalanya. "Ora et labora", berdoa dan bekerja. Artinya, selalulah berkonsultasi dengan Sang Pencipta sebab “blue print” kita ada padaNya. Dengan begitu, energi hidup (vitalitas) kita terjaga, sebab tersambung terus dengan sumbernya.

Pikiran Andapun perlu mendapat asupan yang segar, sehingga bisa selalu bugar. Hal ini bisa Anda lakukan dengan cara atara lain : membaca buku-buku cerita/novel yang inspiratif; tontonlah hanya film atau sinetron, telenovela, tayangan yang inspiratif. Dengarkan ceramah, khotbah, diskusi hal-hal yang inspiratif; kunjungi hasil karya besar yang inspiratif seperti museum, pameran lukisan, pameran seni, dst.

Pergilah ke alam bebas, indahnya panorama, karya Sang Pencipta, pasti inspiratif. Dengan begitu Anda sudah menjaga vitalitas Anda, spiritual dan mental, tinggal lagi mengagumi dan mearawat Karya Besar Sang Pencipta lainnya yaitu tubuh Anda sendiri.

Perhatikan, sayangi dan rawatlah tubuh Anda; tubuh kita luar biasa, kaya inspirasi untuk kehidupan kita di berbagai bidang. Perhatikan, cermati, rawat, maka Anda akan mendapatkan kembali energi fisik yang Anda butuhkan.

7. Seimbang

Kata kuncinya adalah seimbang, dalam pengertian ’steady state’. Hidup ini banyak aspeknya. Dalam upaya belajar menjadi diri Anda yang sesuai dengan fitrah Anda, hendaknya bukan hanya satu aspek saja, tetapi seutuhnya. Bijaklah mempergunakan waktu Anda, agar teralokasi dengan proporsional bagi semua keperluan belajar.