Bagaimana langkah-langkah penetapan harga?

Dalam menetapkan harga jual suatu produk, suatu perusahaan harus memperhatikan berbagai pihak seperti konsumen akhir, penyalur, pesaing, penyuplai dana, para pekerja, dan pemerintah. Karena tingkat harga tidak terlepas dari daya beli konsumen, reaksi para pesaing, jenis produk dan elastisitas permintaan serta tingkat keuntungan perusahaan.

Bagaimana langkah-langkah penetapan harga ?

Kotler menyebutkan beberapa rincian pada prosedur enam langkah dalam menetapkan harga :

  1. Memilih Tujuan dalam Penetapan Harga
    Pada awalnya perusahaan harus memposisikan penawaran pada pasar, karena semakin jelas tujuan perusahaan maka semakin mudah perusahaan menetapkan harga. Tujuan tersebut adalah :

    • Kemampuan Bertahan
      Tujuan ini digunakan saat perusahaan mengalami kondisi yang mendesak seperti kelebihan kapasitas, persaingan ketat dan keinginan konsumen yang berubah. Selama harga menutupi biaya variabel dan beberapa biaya tetap dalam hal ini keuntungan tidak begitu terlihat menonjol demi bertahan dalam menghadapi kepunahan.
    • Laba Saat Ini Maksimum
      Biasanya perusahaan menetapkan haga yang akan memaksimalkan laba saat ini. Mereka memperkirakan permintaan dan biaya yang berasosiasi dengan harga alternatif dan memilih harga yang menghasilkan harga saat ini.
    • Pangsa Pasar Maksimum
      Dengan memaksimalkan pangsa pasar, maka akan semakin tinggi volume penjualan, biaya unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin tinggi. Saat menetapkan harga terendah asumsi nya pasar sensitif terhadap harga, hal ini disebut dengan praktik penetapan harga penetrasi pasar, hal ini dapat diterapkan dengan kondisi berikut :
      • Pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga rendah merangsang pertumbuhan pasar.
      • Biaya produksi dan distribusi menurun seiring terakumulasinya pengalaman produksi.
      • Harga rendah mendorong persaingan aktual dan potensial.
    • Pemerahan Pasar Maksimum
      Pada mulanya harga ditetapkan tinggi dan turun secara perlahan seiring berjalan nya waktu atau penetapan harga memerah pasar. Hal ini akan gagal bila pesaing besar yang memutuskan untuk menurunkan harga. Memerah pasar dapat dilakukan dengan kondisi :
      • Terdapat cukup banyak pembeli yang memiliki permintaan yang cukup tinggi saat ini.
      • Biaya satuan memproduksi volume kecil yang tidak begitu tinggi hingga menghilangkan keuntungan dari mengenalkan harga maksimum yang mampu diserap pasar.
      • Harga awal yang tinggi tidak menarik lebih banyak pesaing ke pasar.
      • Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang unggul.
    • Kepemimpinan Kualitas Produk
      Perusahaan berusahaan menjadi pemimpin kualitas produk di pasar dengan mengedepankan merek “kemewahan terjangkau” produk dan jasa yang ditentukan oleh tingkat kualitas anggapan, selera, dan status yang tinggi dengan harga yang dapat dijangkau konsumen.
    • Tujuan Lain
      Apapun tujuan khususnya, bisnis yang menggunakan harga sebagai alat strategis akan menghasilkan lebih banyak laba dibandingkan bisnis yang hanya harga atau pasar menetukan penetapan harga mereka.
  2. Menentukan Permintaan
    Setiap harga mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. Umum nya permintaan berhubungan terbalik atau semakin tinggi harga maka akan semakin rendah permintaan. Kadang konsumen menerima harga mahal untuk mengindikasikan produk yang lebih baik, meskipun jika harga terlalu tinggi, tingkat permintaan mungkin akan turun.

    • Sensitifitas Harga
      Memperkirakan permintaan untuk memahami apa yang mempengaruhi sensitivitas harga. Biasanya pelanggan tidak terlalu sensitif terhadap harga barang murah atau harga yang mereka beli.
    • Memperkirakan Kurva Permintaan
      Sebagian besar perusahaan berusaha mengukur kurva permintaan mereka dengan menggunakan metode yang berbeda.
    • Survei
      Mengeksplorasi berapa banyak unit yang akan dibeli konsumen pada berbagai harga yang diajukan.
    • Ekperimen Harga
      Memvariasikan harga berbagai produk di toko atau mengenakan harga yang berbeda untuk produk yang sama di wilayah yang serupa untuk melihat bagaimana perusahaan itu mempengaruhi penjualan.
    • Analisis Statistik
      Harga masa lalu, jumlah yang terjual, dan faktor-faktor lain dapat mengungkapkan data. Data yang bersifat longitudinal (sepanjang waktu) atau lintas bagian (dari berbagai lokasi pada waktu yang sama).
    • Elastisitas Harga Permintaan Pemasar harus tahu seberapa responsive, atau elastis permintaan akan mengubah harga. Jika permintaan sulit berubah dengan sedikit perubahan harga, maka permintaan tersebut bersifat inelastis. Jika permintaan itu berubah banyak, maka permintaan tersebut bersifat elastis. Semakin tinggi elastisitas, semakin besar pertumbuhan volume yang dihasilkan dan pengurangan harga sebesar 1%. Jika permintaan itu elastis, penjual akan mempertimbangkan untuk menurunkan harga.
  3. Memperkirakan Biaya
    Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan untuk memproduksinya. Karena perusahaan ingin mengenalkan harga yang dapat menutupi biaya produksi, distibusi, penjualan termasuk tingkat pengembalian yang wajar untuk usaha dan resikonya. Tetapi ketika perusahaan menetapkan harga produk yang dapat menutupi biaya penuh mereka, profitabilitas tidak selalu menjadi hasil akhirnya. Jenis – jenis biaya dan tingkat produksinya:

    • Biaya tetap (fixed cost). Biaya yang tidak bervariasi dengan tingkat produksi atau pendapatan penjualan.
    • Biaya variabel (variable cost). Bervariasi langsung dengan tingkat produksi, disebut variabel karena biaya totalnya bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi.
    • Biaya total (total cost). Terdiri dari jumlah biaya tetap dan biaya variabel untuk tingkat produksi tertentu.
    • Biaya rata – rata (average cost). Biaya per unit pada tingkat produksi itu, biaya rata – rata sama dengan biaya total dibagi dengan jumlah produksi.
      Untuk menetapkan harga dengan cerdik, manajemen harus tahu bagaimana biayanya bervariasi dengan berbagai tingkat produksi.
      • Produksi terakumulasi : Penurunan biaya rata rata terhadap pengalaman produksi terakumulasi disebut kurva pengalaman (experience curve) atau kurva pembelajaran (learning curve).
      • Kalkulasi Biaya Target : Biaya berubah sesuai skala produksi dan pengalaman. Biaya juga dapat berubah akibat usaha terkonsentrasi oleh perancang, insinyur, dan agen pembelian untuk mengurangi biaya tersebut melalui kalkulasi biaya target (target costing).
  4. Menganalisis Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing
    Perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat jika penawaran dari perusahaan tidak mengandung fitur yang tidak ditawarkan oleh pesaing terdekat, peusahaan harus mengevaluasi nilai mereka bagi pelanggan dan menambahkan nilai itu ke harga pesaing. Jika penawaran pesaing mengandung beberapa fitur yang tidak ditawarkan oleh perusahaan, perusahaan harus mengurangkan nilai mereka dari harga perusahaan. Maka saat ini perusahaan dapat menentukan apakah perusahaan dapat mengenalkan lebih banyak, sama, atau kurang dari pesaing. Pengenanalan harga baru perubahab harga lama dapat memprovokasi respons dari pelanggan, pesaing, distributor bahkan pemerintah. Salah satu cara untuk mengasumsikan pesaing bereaksi dalam cara standar terhadap harga standar terhadap harga yang ditetapkan atau diubah. Sekarang perusahaan harus meneliti situasi keuangan saat ini, penjualan terbaru, pasar, pesaing akan menyesuaikan diri dengan perubahan harga.

  5. Memilih metode penetapan harga
    Perusahaan memilih metode penetapan harga yang mencakup satu atau lebih dari tiga pertimbangan, terdapat enam metode dalam penetapan harga, yaitu :

    • Penetapan Harga Mark up
      Merupakan metode yang biasanya digunakan oleh para pedagang yang usahanya membeli dan menjual kembali barang tersebut setelah terlebih dahul ditambah biaya-biaya. Biasanya besar markup adalah keseluruhan biaya operasi dan keuntungan yang diinginkan. Dalam sistem ini, perusahaan menetapkan harga jual dengan menambah harga beli dengan persentase.
    • Penetapan Harga Nilai
      Anggapan Sekarang semakin banyak jumlah perusahaan yang mendasarkan harga pada nilai anggapan (perceived value). Perusahaan harus menghantarkan nilai yang dijanjikan oleh proposisi nilai mereka, dan pelanggan harus dapat menerima nilai ini menjadi nilai anggapan.
    • Penetapan Harga Nilai
      Beberapa perusahaan telah menerapkan penetapan harga nilai (value pricing). Mereka memenangkan pelanggan setia dengan mengenakan harga yang cukup rendah untuk penawaran berkualitas tinggi. Salah satu jenis penetapan harga nilai yang penting yaitu :
      • Penetapan harga murah setiap hari Pengecer yang berpegang pada kebijakan penetapan harga, mengenakan harga murah yang konstan dengan sedikit atau tanpa promosi harga dan penjualan khusus.
      • Penetapan harga tinggi – rendah Pengecer mengenakan harga yang lebih tinggi dengan basis setiap hari tetapi kemudian sering melakukan promosi di mana harga sementara diturunkan di bawah tingkat.
      • Penetapan Harga Going Rate. Penetapan harga going – rate (going – rate pricing), perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing, mengenakan harga yang sama, lebih mahal, atau lebih murah dibandingkan harga pesaing utama.
      • Penetapan Harga Jenis Lelang. Penetapan harga jenis lelang tumbuh semakin popular terutama dengan pertumbuhan Internet. Salah satu tujuan lelang yang utama adalah membuang persediaan berlebih atau barang bekas.
  6. Memilih Harga Akhir. Metode penetapan harga mempersempit kisaran dari mana perusahaan harus memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga itu, perusahaan harus mempertimbangkan faktor – faktor tambahan, di antaranya :

    • Dampak Kegiatan Pemasar Lain. Harga akhir harus memperhitungkan kualitas dan iklan merek relatif terhadap kompetisi. Merek dengan kualitas relatif rata – rata tetapi anggaran relatif tinggi mampu mengenakan harga premium. Merek dengan kualitas relatif tinggi dan iklan relatif tinggi memperoleh harga tertinggi, begitupun sebaliknnya. Hubungan positif antara harga tinggi dan iklan tinggi berlaku paling kuat dalam tahap siklus hidup produk selanjutnya bagi pemimpin pasar.
    • Kebijakan Penetapan Harga Perusahaan. Harga harus konsisten dengan kebijakan penetapan harga perusahaan. Pada saat yang sama, perusahaan tidak menolak untuk menentukan penalti penetapan harga di bawah keadaan tertentu. Meskipun kebijakan ini sering dapat dibenarkan, pemasar harus menggunakannya dengan hati–hati sehingga tidak perlu mengasingkan pelanggan.
    • Penetapan Harga, Berbagi Keuntungan dan Risiko. Penjual mempunyai opsi menawarkan untuk menyerap sebagian atau semua risiko jika tidak menghantarkan nilai yang dijanjikan secara penuh.
    • Dampak Harga Pada Pihak Lain. Manajemen harus mempertimbangkan reaksi pihak lain terhadap terkontemplasi. Pemasar harus mengetahui hukum yang mengatur penetapan harga. Banyak peraturan federal dan Negara bagian melindungi konsumen terhadap praktik penetapan harga yang menipu. Pemasar harus mengetahui hukum dalam menetapkan harga yang terdapat pada undang-undang yang menyatakan penjual harus menetapkan harga tanpa berbicara pada pesaing, pengaturan harga adalah ilegal.
      • Menyesuaikan Harga. Untuk melakukan penyesuaian harga, ada 4 strategi penyesuaian harga, diantaranya :
        • Penetapan Harga Geografis, perusahaan memutuskan bagaimana memberi harga kepada produknya untuk konsumen yang berbeda dalam lokasi dan negara yang berbeda.
        • Diskon Harga dan Insentif, diskon adalah potongan harga. Insentif adalah pembayaran ekstra dirancang untu mendapatkan partisipasi penjual perantara dalam program khusus.
        • Penetapan harga promosi, perusahaan dapat menggunakan beberapa teknik untuk merangsang pembelian dini sepeti : penetapan harga pemimpin kerugian, penetapan harga acara khusus, rabat tunai, pembayaran berbunga rendah, jangka waktu pembayaran yang lebih panjang, jaminan dan kontak jasa dan diskon psikologis.
        • Penetapan Harga Terdiferensiasi, diskriminasi harga terjadi jika perusahaan menjual produk atau jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan proporsional dalam biaya.

Fandy Tjiptono menambahkan bahwa lankah-langkah atau metode penetapan harga, dikelompokkan menjadi empat bagian yang terdiri dari :

  1. Penetapan harga berbasis permintaan Metode ini lebih menekankan harga pada faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan keputusan suka atau tidak suka dari konsumen. Metode ini mengabaikan faktor-faktor yang biasanya mempengaruhi permintaan seperti faktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu : kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli), kemauan pelanggan untuk membeli, posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni menyangkut apakah produk tersebut merupakan symbol status atau hanya produk, manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan, dan harga-harga produk substitusi. Yang termasuk dalam metode ini adalah :

    • Skimming Pricing
      Yaitu strategi yang menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk baru diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya.
    • Penetration Price
      Strategi harga yang menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen.
    • Penetapan Harga yang Mempengaruhi Psikologi Konsumen
      Dalam konsep harga, Kotler dan Keller juga menjelasakan penetapan harga yang mempengaruhi psikologi konsumen, cukup menitikberatkan pada pertimbangan terhadap tiga topik kunci dalam harga yaitu :
      • Harga referensi
        Harga referensi (reference price) merupakan perbandingan harga yang diteliti dengan harga referensi internal yang mereka ingat atau dengan kerangka referensi eksternal seperti “harga eceran regular” yang terpasang.
      • Asumsi harga-kualitas
        Banyak konsumen menggunakan harga sebagai indikator kualitas. Penetapan harga pencitraan sangat efektif untuk produk sensitif seperti parfum, mobil mahal dll. Atau biasa disebut dengan istilah pada penetapan harga yaitu Prestige Pricing. Prestige Price adalah menetapkan harga yang tinggi demi membentuk image kualitas produk yang tinggi yang umumnya dipakai untuk produk shopping dan specialty. Contoh : roll royce, rolex, guess, gianni versace, prada, vertu, dan lain sebagainya.
      • Akhiran harga
        Akhiran harga disebut juga dengan odd price atau harga yang berakhir dengan angka ganjil. Odd Price atau harga ganjil merupakan salah satu strategi penetapan harga yang akhir yang saat ini banyak digunakan oleh pelaku bisnis dan hal ini dirasa cukup berhasil untuk menarik banyak konsumen dalam membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Namun hal yang perlu diingat adalah bagaimana penerapan strategi ini tidak hanya dapat memberikan manfaat bagi perusahaan namun juga tetap memikirkan kepentingan konsumen itu sendiri. Strategi harga odd price adalah menetapkan harga yang ganjil atau sedikit di bawah harga yang telah ditentukan dengan tujuan secara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan dibeli lebih murah. Contoh : Barang yang tadinya dihargai Rp. 100.000,- diubah menjadi Rp. 99.990,- di mana konsumen mungkin akan melihat Rp. 99.990 jauh lebih murah daripada Rp. 100.000.-
        Seperti yang telah dibahas bahwa sebenarnya dengan menetapkan harga ganjil merupakan salah satu cara yang secara psikologis mempengaruhi konsumen untuk berpikir bahwa harga yang ditawarkan lebih murah dari pada harga yang sebenarnya.
  2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
    Dalam metode ini faktor penentu yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.

  3. Metode Penetapan Harga Berbasis laba
    Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.

  4. Metode Penetapan Harga Berbasis persaingan
    Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat macam : customary pricing, above, at, or below market pricing, loss leader pricing, sealed bid pricing.

Tujuan Penetapan Harga


Adapun tujuan penetapan harga yaitu :

  1. Memaksimalkan penjualan dan penetrasi pasar
    Hal yang dilakukan agar mampu menarik perhatian konsumen yang menjadi target pasar, maka perusahaan perlu dan harus melakukan penetapan harga yang rendah. Dengan harga yang rendah ini, akan menjadi pendorong dalam meningkatkan permintaan yang datang pesaing.

  2. Mempertahankan kualitas pelayanan
    Hal yang dilakukan dalam menjaga target pasar dari pesaing bisnis maka perlu sebuah teknik yakni teknik menyesuaikan harga menjadi lebih murah dibandingkan dengan harga pesaing. Karena penurunan harga ini akan membuat konsumen tetap setia dengan produk yang ditawarkan.

  3. Mendapatkan atau memaksimal keuntungan
    Jika suatu perusahaan sudah mencapai tahapan dalam penetepan harga suatu produk maka dalam memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh. Dan jika marjin keuntungan yang ingin dicapai akan semakin meningkat maka harga yang akan ditetapkan untuk ditawarkan kepada konsumen pun akan menjadi tinggi.

Menurut Harini (2008) , tujuan penetapan harga yaitu :

  • Mencapai Penghasilan atas Investasi

  • Kestabilan Harga

  • Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian dalam Pasar

  • Menghadapi atau Mencegah Persaingan.

  • Penetapan Harga untuk Memaksimalkan Laba

Metode Penetapan Harga


Perusahaan menentukan dan menetapkan tujuan yang ingin dicapai maka selanjutnya adalah menentukan metode penetapan harga. Umumnya metode penetapan harga terbagi menjadi 3 macam pendekatan yaitu :

  1. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
    Dalam metode penetapan harga ini memiliki faktor yang utama yaitu aspek penawaran (biaya). Dalam metode ini harga akan ditentukan berdasarkan dengan biaya produksi dan juga biaya pemasaran produk yang selanjutnya akan ditambah dengan jumlah-jumlah tertentu untuk dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, serta laba.

  2. Penetapan Harga Berdasarkan Harga Pesaing/Kompetitor
    Dalam metode penetapan harga ini umumnya dalam pelaksanaannya akan menggunakan harga pesaing sebagai referensi, tapi pendekatan ini cenderung cocok untuk produk yang standar di pasar oligopoli. Untuk menarik perhatian konsumen perusahaan akan menggunakan strategi harga yang telah dirancang.

  3. Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan
    Dalam metode penetapan harga ini dilakukan berdasarkan persepsi konsumen terhadap price value, price sensitivity serta perceived quality. Dalam mengetahui nilai harga atas kualitas suatu produk maka perlu dilakukan analisa Price Sensitivity Master (PSM), dalam menggunakan analisis ini umumnya konsumen diminta agar memberikan pernyataan mengenai harga apakah murah, mahal, atau pas kemudian dikaitkan dengan kualitas produk yang diterima.

Strategi Penetapan Harga


Strategi penetapan harga merupakan proses perusahaan dalam mengklasifikasikan dan menggolongkan produk yang dihasilkan apakah produk baru atau produk yang sudah beredar di masyarakat, strategi ini berkaitan dengan siklus kehidupan produk (Product Life Cycle) yang artinya bahwa suatu produk memiliki empat tahapan yaitu perkenalan, pertumbuhan, kematangan dan penurunan.

  1. Strategi Penetapan Harga Pada Produk Baru. Dalam pengenalan produk baru perlu dilakukan penetapan strategi harga, penetapan harga yang efeltif asa 2 alternatif, yaitu :
  • Harga Mengapung (Skimming Price)
    Harga mengapung adalah memberikan harga yang tinggi agar dapat menutupi biaya dan sekaligus meghasilkan laba maksimum atau dengan kata lain dalam hal ini perusahaan mampu meyakinkan pelanggan bahwa produknya memiliki perbedaan dengan produk sejenis yang dimiliki oleh pesaing. Harga mengapung disebut juga pendekatan skimming, pendekatan ini sangat efektif jika terdapat perbedaan harga atas aspek tertentu dan pesaing relatif sedikit. Selain itu, pendekatan ini juga bermanfaat sebagai pembatas atas permintaan suatu produk hingga perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi secara massal kembali.

  • Harga Penetrasi
    Harga penetrasi adalah memberikan harga lebih rendah agar tercipta pangsa pasar permintaan, umumnya diterapkan pada kondisi pasar yang tidak terfragmentasi ke dalam aspek berbeda produk dan itu tidak memiliki nilai simbolis yang tinggi. Jika harga penetrasi ini digunakan maka akan sangat cocok dan efektif untuk pasat yang cenderuing sensitif terhadap harga.

  1. Strategi Pada Produk Yang Telah Beredar. Strategi penetapan harga pada produk yang telah beredar di masyarakat umunya tidak lepas dari posisi produk dalam siklus produk. Berikut 3 tingkatan dalam tahapan siklus, diantaranya :
    • Tahap Pertumbuhan
      Tahap ini memiliki ciri-ciri yaitu penjualan akan meningkat dan disertai dengan munculnya pesaing. Saat terjadi pertumbuhan yang cepat maka biasanya strategi yang akan digunakan adalah tetap mempertahankan harga produk atau pasar. Tapi sebaliknya jika pertumbuhan melambat, maka strategi yang diterapkan adalah strategi harga agresif atau menurunkan harga agar bisa mendorong penjualan sekaligus mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat.

    • Tahap Kematangan
      Tahap kematangan ini memiliki karakteristik seperti fleksibilitas harga, hal tersebut terjadi karena tahap ini merupakan efektivitas strategi dalam penetapan harga. Pada umumnya sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan menjadi sosok yang responsif terhadap situasi pasar, konsumen, bahkan pesaing.

    • Tahap Penurunan
      Tahap ini umumnya ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan yang secara terus menurus. Selain itu, tahap ini merupakan tahap akhir dalam daur hidup produk yang memiliki dua alternatif langkah utama, diantaranya yaitu: 1. Strategi diskonting (pemotongan harga). 2. Mempertahankan harga tapi memotong biaya yang berhubungan dengan produk, khususnya dalam pengeluaran untuk promosi.

Kotler dan Amstrong (2010) berpendapat bahwa ada lima strategi penetapan harga yaitu:

  1. Mark Up Pricing
    Harga jual ditentukan berdasarkan presentasi keuntungan yang diharapkan ditambahkan dengan keseluruhan biaya produksi sebagai keuntungan atau laba.

  2. Target Return Pricing
    Perusahaan menentukan tingkat harga yang akan menghasilkan pengembalian dengan target yang sudah ditentukan.

  3. Perceived Value Pricing
    Harga ditentukan berdasarkan penilaian konsumen terhadap produk, bila konsumen menilai produk tinggi maka harga yang ditetapkan atau produk juga tinggi.

  4. Going Rate Pricing
    Harga yang ada mengikuti harga pasar yang ada berdasarkan harga jual yang ditetapkan pesaing.

  5. Sealed Bid Pricing
    Harga ditentukan berdasarkan dugaan perusahaan tentang berapa besar harga yang akan ditetapkan pesaing, bukan biaya dan permintaannya sendiri yang digunakan ketika perusahaan ingin memenangkan produk.

Metode Penetapan Harga


Metode penetapan harga menurut Kotler dan Amstrong (2010) meliputi :

  1. Skimming pricing
    Strategi inii diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk baru selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga pada saat persaingan mulai ketat.

  2. Penetration Pricing
    Perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk dengan harga rendah dengan harapan memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu yang relatif singkat.

  3. Prestige Pricing
    Harga dapat digunakan oleh pelanggan sebagai ukuran kualitas suatu barang atau jasa. Dengan demikian, bila harga diturunkan sampai tingkat tertentu, maka tingkat permintaan tersebut juga turun.

  4. Price Lining
    Digunakan apabila perusahaan menjual produk lebih dari satu jenis produk berbeda.

  5. Odd-Even Pricing
    Penetapan harga ganjil digunakan untuk mempengaruhi pemikiran konsumen.

  6. Demand-Backward Pricing
    Perusahaan memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen untuk produk-produk yang relatif mahal.

  7. Bundle Pricing
    Strategi pemasaran yang menggunakan harga paket untuk dua atau lebih produk.