Bagaimana langkah-langkah dalam menggunakan Design Sprint ?

Design Sprint adalah lima langkah kerja yang bisa membantu perusahaan untuk membuat produk berdasarkan pemahaman akan design thinking. Design Sprint ini dibuat oleh Jake Knapp dari Google Venture pada tahun 2010 dan kini banyak sekali dipakai oleh berbagai perusahaan di seluruh dunia. Lalu, bagaimana langkah-langkah dalam menggunakan Design Sprint ?

Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan Design Sprint :

1. Understanding
Memang suatu strategi bisnis bagi suatu proyek bisnis memerlukan adanya pemahaman yang menyeluruh dan mendalam. Setiap anggota Design Sprint yang terlibat perlu mengerti apa yang sedang dikerjakan dan perlu juga mendapat impact berguna. Hal yang sama juga berlaku pada klien atau user, impact harus mereka dapat.

Mengenai stakeholder, seluruh anggota Design Sprint harus mengenali siapa stakeholder mereka. Selain stakeholder, pemeran ketiga lainnya seperti customer atau user juga perlu dikenali dan diperhatikan dengan baik. Misalnya, produk yang akan dibuat adalah mobile app, maka pertanyaan utamanya adalah apakah mobile app ini akan berguna bagi semua mayoritas pengguna mobile device yang ada. Jadi, wawasan psikologi-sosial manusia juga diperlukan untuk lebih memahami kebutuhan dan keinginan baik stakeholder maupun user yang ada.

Ada beberapa teknik spesifik yang biasa dilakukan dalam tahap pertama Design Sprint ini. Berikut adalah teknik-teknik itu:

  • Wawancara terhadap user/ customer baik di kantor perusahaan Anda, di luar kantor atau di tempat kerja mereka. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami konteks dan permasalahan mereka secara terperinci
  • Membuat focus group dengan user/ customer di mana Anda mencoba memahami kebutuhan dan masalah mereka dalam setiap user’s journey yang dialami selama ini
  • Membuat focus group dengan customer service dari perusahaan Anda. Mereka sebenarnya merupakan orang-orang yang paling mengetahui atau mengenal user/ customer soal permasalahan platform yang terjadi
  • Mengadakan survey untuk memahami konteks teknologinya, kebutuhan dan masalah dari orang-orang
  • Analisis masalah yang ada dari semua online tools/ metric untuk memahami masalahnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif

2. Diverge
Pada tahap “Kembangkan” di hari ke-2 ini, Anda dan tim harus mendefinisikan atau mencarikan solusi dari permasalahan (yang sudah sempat dibahas di tahap sebelumnya “Pahami”). Pada tahap ini pula harus ditemukan kunci strategi dari masalahnya agar fungsi problem solving terlaksana.

Hal lain yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah, usahakan Anda membatasi luas masalahnya, jangan melebar ke mana-mana. Coba untuk fokus pada masalah yang semula sudah dirumuskan bersama-sama. Jika ada masalah-masalah lain yang timbul, coba ukur tingkat keperluannya atau urgency-nya, bila tak terlalu berdampak coba abaikan saja.

3. Decide
Pada tahap “Putuskan” di hari ke-3 ini, seluruh anggota tim akan berdiskusi untuk menentukan ide-ide yang terbaik. Ide-ide tersebut nantinya akan diimplementasikan ke dalam proyek bisnis Anda. Hampir setiap orang harus menyampaikan gagasan yang unik atau berbeda pada tahap satu ini. Kemudian, semua ide atau gagasan itu akan diputuskan berdasarkan sistem voting. Jika Anda menggunakan dot stickers, setiap orang menempelkan satu dot sticker ke kertas sticky notes berisi gagasan yang mereka anggap terbaik. Setelah itu, hitung mana suara terbanyak dan itulah ide yang akan dieksekusi di tahap-tahap berikutnya hingga proyek berhasil. Terakhir, buat gambaran atau sketsa dari proyek tersebut yang akan dieksekusi lebih lanjut nantinya.

4. Create Prototype
Pada tahap “Prototype” di hari ke-4, Anda dan tim akan memproses penciptaan produk mula-mula sebagai tester. Developer akan berkumpul untuk mendiskusikan lalu membuat rancangan nyata dari suatu produk sehingga nantinya bisa diadakan demo pada user dalam tahap berikutnya. Tahap ini memang yang tersulit, apalagi Anda harus menekan biaya karena produk yang dibuat bukan hasil akhir, hanya gambaran atau percobaan namun tetap harus teliti sehingga tanggapan user di tahap terakhir nanti bisa positif (tidak ditolak secara mentah-mentah).

5. Validate
Pada tahap “Validasi”di hari terakhir ini, prototype produk yang sudah Anda dan tim buat akan diuji dan dinilai oleh para user. Inilah yang dimaksud dengan validasi. Anda memerlukan validasi dari end user tersebut. Pengujian ini sangat penting untuk dilakukan oleh user yang tepat. Maksud dari user yang tepat adalah seseorang yang memiliki wawasan atau keahlian cukup di bidang terkait produk yang akan dirilis. Bisa jadi, mereka adalah pengamat IT bagi Anda yang ingin meluncurkan teknologi terkini. Pengujian tidak boleh dilakukan oleh developer dari perusahaan Anda sendiri karena hasil penilaiannya pasti akan bersifat subjektif dan kurang jelas (sebab Developer hanya bisa mengira-ngira kekurangan apa yang ada pada produk). Penguji yang baik dapat mewakili perasaan atau kebutuhan dan keinginan semua user lainnya.

Referensi :