Bagaimana konsep "Intrapreneurship" dapat menunjang suksesnya suatu organisasi ?

Intrapreneurship merupakan kebiasaan mengembangkan bisnis baru di dalam struktur organisasi yang ada. Tetapi bagimana konsep Intrapreneurship itu bisa mensukseskan suatu organisasi dalam mencapai tujuan mereka ?

Intrapreneurship dan Corporate Entrepreneurship adalah praktek kewirausahaan oleh karyawan dan pimpinan dalam suatu perusahaan. Mereka adalah para profesional dan bukan pemilik saham. Tetapi, mereka dipercaya dan dibiayai oleh pemilik saham perusahaan, untuk mendapatkan sebuah bisnis baru, atau menghidupkan kembali bisnis yang sudah ada dengan inovasi-inovasi terbaru dalam rangka untuk menemukan dan memanfaatkan peluang baru, agar perusahaan bisa terus menang dalam kompetisi bisnis yang sangat cepat dengan berbagai perubahan.

Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan. Oleh karena itu, agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi perusahaan (Dalam Budiharjo, 2011:152).

Seorang Intrapreneur harus memiliki ambisi dan impian yang digunakan untuk mengejar atau menciptakan hal-hal baru dibidangnya. Dia harus menciptakan sebanyak mungkin inovatif melalui mimpi dan kreatifitas tanpa batas. Dia harus selalu bersikap proaktif dengan antusiasme dan gairah yang kuat, untuk bertindak menghasilkan maha karya dan nilai tambah yang terbaru. Dia harus menjadi pribadi dengan mental dan perilaku proaktifnya, untuk menemukan peluang baru, tanpa dibatasi oleh sumber daya dan potensi yang dia miliki atau kuasai saat ini. Dia adalah energi perubahan yang terus menerus berubah, untuk menemukan hal-hal terbaru, yang sebelumnya belum berwujud dalam realitas.

Intrapreneurship merupakan manajemen strategi dari Entrepreneurship. Oleh sebab itu, fungsi Intrapreneurship harus dikelola dengan tata kelola terbaik untuk mendorong pertumbuhan perusahaan dari dalam. Perusahaan dengan konsep intrapreneurial efektif haruslah menciptakan lingkungan dan budaya perusahaan yang memungkinkan tumbuh berkembangnya semangat Intrapreneurship di dalam perusahaan.

Penerapan Konsep Intrapreneurial yang Efektif

  • Diperlukan kebijakan yang mengatur struktur formal untuk Intrapreneurship.
  • Diperlukan komitmen dan tanggung jawab dari karyawan dan pimpinan untuk mengkontribusikan cara kerja dan ide-ide buat menjaga kinerja dan daya saing perusahaan.
  • Diperlukan upaya nyata dari perusahaan untuk menciptakan tenaga kerja yang beragam kemampuan atau multi talenta.
  • Diperlukan integritas perusahaan untuk merancang jalur karir yang menarik dan kompetitif.
  • Menciptakan konsep insentif yang membuat pekerja selalu setia seumur hidup bersama perusahaan.

Kemauan dan kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana buat pengembangan intrapreneur di dalam perusahaan, akan menjadikan perusahaan selalu memiliki para eksekutif senior dan junir untuk proyek-proyek prospektif. Menjadikan setiap karyawan dan pimpinan sebagai seorang Intrapreneur akan membuat perusahaan jeli mengenali aneka peluang, risiko, dan memanfaatkannya secara benar untuk menjaga daya saing dan kinerja perusahaan.

Faktor Pendorong Intrapreneurship

Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).

  1. Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden untuk lingkungan yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan yang tinggi.
  2. Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship adalah system terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship, pemindahan intensif pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan bahwa intrapreneurship berkorelasi secara positif dengan pertumbuhan (company growth), dan dibuktikan pula bahwa dimensi lingkungan dan karakteristik organanisasi (organization characteristics) berkorelasi positif dengan intrapreneurship.

Faktor Penghambat Intrapreneurship

Eesley dan Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo, 2011) mengemukakan 10 hambatan utama dalam intrepreneurship meliputi :

  1. Menghukum kesalahan yang disebabkan oleh tindakan risk taking
  2. Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut
  3. Tidak ada dorongan intrapreneurship
  4. Unhealthy politicking dalam organisasi
  5. Komunikasi yang buruk antar karyawan dan juga pada pelanggan
  6. Karyawan tidak didorong berpikir untuk mencari peluang
  7. Misi, sasaran perusahaan tidak jelas
  8. Kurang dukungan manajemen
  9. Penghasilan keputusan beresiko yang tidak diberi reward
  10. Keterbatasan waktu dan sumber daya

“Intrapreneur Adalah Orang Yang Diberi Pekerjaan Oleh Entrepreneur Dengan Remunerasi Dan Sumber Daya, Untuk Mengoptimalkan Mimpi Dan Potensinya, Buat Memenangkan Perusahaan Dari Perubahan Kompetisi Pasar.” ~ Djajendra

Referensi