Bagaimana kisah pengangkatan nabi Isa as sebagai Tuhan menurut Islam ?

Nabi Isa as

Bagaimana kisah pengangkatan nabi Isa as sebagai Tuhan menurut Islam ?

Allah swt. berfirman:

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?”. Isa menjawab: “Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. QS al-Maidah/5:116

Menurut pendapat Quraish Shihab bahwa sekte Nasrani sungguh banyak, keyakinan tentang Tuhan itu berbeda. Sekte itu ada yang telah punah dan ada pula yang baru lahir. Dewasa ini ada kelompok yang menamakan dirinya Nasrani tetapi menolak ketuhanan Yesus dengan alasan bahwa Nabi Isa as dalam Injil Markus melarang menyembah kecuali Allah swt., Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu, benar pengakuan Nabi Isa as bahwa ia hanya menyeru kepada menyembah Allah swt., tiada Tuhan selain Allah swt. dalam QS al-Maidah/5:117, Allah swt. berfirman:

Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.

Menurut Muhammd Ali, kelahiran Nabi Isa yang dikandung oleh Maryam tidak cocok dengan sifat ketuhanan, kerasnya penderitaan yang dialami Maryam ini sama dengan penderitaan sebagaimana penderitaan seorang ibu yang hendak melahirkan. Menurut Alkitab penderitaan yang dialami oleh Maryam adalah hukuman kepada semua wanita disebabkan dosa Hawa. Selain itu, Nabi Isa as disebut akan mengalami perubahan dari buaian sampai usia lanjut, sedangkan Tuhan tidak mungkin mengalami perubahan.

Pada kenyataannya, ada yang mengakui dan mempertuhankan Nabi Isa as yakni agama Kristen, sebuah ajaran yang dibangun oleh Paulus. Nama Nabi Isa as tidak disebut dalam Alkitab tetapi diganti dengan nama Yesus.

Menurut Hasbullah Bakry, para ulama barat sendiri telah menyimpulkan adanya tujuh macam ajaran Paulus yang menyalahi ajaran Nabi Isa as, tetapi dipegang teguh dalam agama Nasrani. Ketujuh ajaran Paulus yang menyalahi itu adalah :

  1. Nabi Isa as selalu mementingkan dalam khotbah-khotbahnya tentang akan datangnya kerajaan Allah swt; sedangkan dalam ajaran Paulus dititik beratkan kedatangan kembali dari Nabi Isa as itu sendiri sehingga timbul adanya ajaran messianisme, akan datangnya messiah.

  2. Nabi Isa as tidak pernah membicarakan tentang adanya dosa warisan, sedangkan Paulus telah mengajarkan adanya dosa warisan.

  3. Nabi Isa as mengajarkan tentang pengampunan dari Tuhan atau penyesalan dan tobat sungguh-sungguh dari hambanya pada perkataan dan perbuatan manusia dan atas dasar sifat pengampunannya Tuhan itu sendiri, sedangkan Paulus menyadarkan pengampunan Tuhan pada penyaliban Yesus.

  4. Nabi Isa as telah mengakui hukum Taurat berlaku bagi pengikutnya, sedangkan Paulus telah menggantikan hukum Taurat dengan iman kepada penyaliban Yesus untuk menebus dosa manusia.

  5. Syariat Taurat tidak berlaku lagi dengan mengajarkan Injil dalam lingkungan Yahudi, sedangkan pada Paulus, Injil diajarkan pula pada orang-orang di luar Yahudi.

  6. Nabi Isa as mewajibkan kepada pengikutnya meneruskan hukum Ibrahim tentang bersunat dan berkhitan, sedangkan Paulus tidak mewajibkan lagi.

  7. Nabi Isa as menolak dipertuhankan di samping Tuhan yang maha Esa, sedangkan Paulus mengangkat Nabi Isa as sebagai Tuhan, dan menganggap dirinya sebagai penjelma dari diriNya.

Penyimpangan ajaran Paulus tersebut di atas terutama masalah ketuhanan, maka akibatnya terjadilah pertentangan di kalangan pemeluk Kristen. Karena pertentangan ini akan dapat membahayakan kestabilan Negara maka pada masa pemeritahan kaisar Konstantin perlu adanya kongres di antara para pemuka agama. Kongres tersebut di adakan di Nicea pada tahun 325 Masehi dan dihadiri para Patriarch dan Uskup diseluruh negeri. Dalam kongsili ini diperdebatkan dua pendapat,

  • Pertama, pendapat Arius uskup dari Alexandria yang menyatakan bahwa Yesus (anak) adalah mahluk Tuhan yang sulung yang tertinggi derajatnya serta tidak sehakikat dengan Allah (Tuhan Bapa). Pendapat tersebut mendapat banyak dukungan.

  • Kedua, Athanasius, Pathriach bahwa Yesus adalah Anak Tuhan dan sehakikat dengan Allah (Tuhan Bapak).

Kedua pendapat tersebut bertolak belakang dan tidak dapat dipertemukan, maka konsili Nicea tidak dapat mengambil keputusan. Pada akhir kongsili tersebut kaisar Konstantin menyetujui ketuhanan Yesus serta mengangkat Yesus sabagai Tuhan dan yang tidak setuju pulang kembali ke kampung masing-masing.

Mengenai ketuhanan Yesus, at-Tabari memberi penjelasan sebagai berikut:

Sekitar 20.000 ayat dari al-Kitab berbicara tentang Yesus yang berupa manusia bahwa ia diutus dan Allah membangkitkannya dari kematian, bahwa ia memiliki Tuhan, orang yang harus disalahkan atas pengakuan iman kristus adalah 318 pendeta yang dia maksud adalah para peserta sinoda di Nicea tahun 325 yang datang dari semua sekte penjuru dunia.

Nama lengkapnya ialah Ali al-Tabari, agar terhindar dari salah paham beliau bukan mufasir dan sejarawan terkenal abu ja’far Muhammad bin Jarir al-Tabari. Tapi beliau adalah ulama Kristen yang menjadi muslim.

Dari beberapa pernyataan di atas, pengangkatan Nabi Isa as sebagai Tuhan berdasarkan keputusan kaisar Konstantin sertabkesepakatan dari setiap uskup untuk mempertuhankan Nabi Isa as. Selain itu, Alquran telah menerangkan dengan jelas bahwa Nabi Isa as hanyalah utusan Allah yang membawa risalah dan menyeru agar menyembah Allah swt. Namun sampai sekarang ini masih ada sekte yang mempertuhankan Nabi Isa as dan memuliakan Maryam.