Bagaimana kisah kerasulan nabi Isa a.s. ?

Kata kisah terambil dari bahasa Arab Qissah. Kata Qissah seakar dengan kata Qassa yang berarti “menelusuri jejak”. Dari segi terminologi (istilah), kata Kisah berarti berita-berita mengenai permasalahan dalam masa-masa yang saling berturut-turut.

Bagaimana kisah kerasulan nabi Isa a.s. ?

Tanda keistimewaan seorang Nabi Isa AS. sudah terlihat dari beliau masih bayi, dia bisa berbicara untuk menyelamatkan ibunya dari fitnah yang menimpanya. Ini merupakan mukjizat pertama yang diberikan Allah kepadanya. kemudian Nabi Isa AS. tumbuh menjadi sosok yang mengagumkan sebagaimana dikemukakan ‘Abbas Al-‘Aqqad dalam bukunya, Hayah al-Masih, riwayat yang popular sejak abad keempat Masehi, yang merupakan laporan kepada Senat Imperium Romawi.

Riwayat tersebut antara lain melukiskan bahwa al-Masih merupakan sosok yang berpenampilan sangat terhormat, perawakannya sedang, wajahnya terpancar kasih sayang dan penuh kewibawaan, sehingga yang melihatnya simpati kepadanya sekaligus takut, rambutnya lurus rapi, tetapi dibagian telinganya keriting lagi mengkilat. Tidak terdapat diwajahnya keburukan sedikit pun, bahkan dia nampak berseri.

Seluruh penampilannya adalah kebenaran dan kasih sayang. Tidak ada aib sedikit pun yang terlihat atau kekurangan pada mulut dan hidungnya. Matanya biru bercahaya. Menakutkan bila mengecam, tetapi menyenangkan bila mengajak dan mengajar. Tidak seorang pun pernah melihatnya tertawa, tetapi banyak yang melihatnya menangis. Orangnya tinggi, memiliki tangan yang panjang, indah, dan lurus. Uraiannya seimbang dan penuh hikmah, tidak berpanjang-panjang. Penampilannya mengatasi apa yang dikenal pada kebanyakan orang. Demikian al- ‘Aqqad menggambarkan Nabi Isa AS.

Nabi Isa AS. dikenal berpindah-pindah dari tempat satu ketempat yang lain. Dalam perjalananya tersebut, banyak pesan-pesan moral serta sikap dan perilaku beliau yang perlu dicamkan oleh semua yang mendambakan tegaknya budi luhur. Dari uraian-uraiannya, dapat disimpulkan bahwa beliau sangat simpatik, berbicara penuh percaya diri, serta meyakinkan para pendengarnya. Keindahan terlihat jelas pada ucapan-ucapan beliau yang tercermin pada bentuk perumpamaan-perumpamaan yang sering kali beliau tampilkan. Rasa keindahan beliau juga tercermin dari kebiasaan beliau mengunjungi taman-taman bunga bahkan keindahan penampilan beliau begitu mempesonakan, khusus bagi para wanita, tetapi bukan pesona syahwat atau jasmani, melainkan pesona yang melahirkan ketenangan batin, sebagai dampak dari kesucian dan keterhindaran dari segala macam gejolak nafsu.

Nabi Isa AS. adalah sosok orang yang lemah lembut dan penuh kasih. Beliau datang dengan membawa kasih. “kasihanilah seterumu dan do’akanlah yang menganiayamu”, demikian kata beliau. Beliau datang mengarahkan sekaligus melihat sisi baik dari seluruh makhluk.

Ketika beliau bersama murid-muridnya menemukan bangkai diperjalanan, sambil menutup hidung murid-muridnya berkata: ‛alangkah busuk bau bangkai ini. Beliau bersabda, "alangkah putih giginya.‛‛

Beliau datang menghidupkan jiwa, karenanya beliau mengecam sikap Ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.

Dalam perjalanan dakwahnya Nabi Isa AS. menemui Nabi Yahya bin Zakaria untuk dibaptis. Baptis merupakan suatu istilah dalam agama Nasrani yang berarti memandikan seseorang dengan mandi taubat. Setelah itu, Malaikat Jibril turun dan inilah tanda awal kenabiannya. Nabi Isa AS. kemudian pergi kepadang pasir dan berpuasa selama 40 hari tanpa makan dan minum.

Allah kemudian menurunkan kitab Injil kepada Nabi Isa AS. sejak saat itu, risalah Nabi Isa AS. berlaku kepada kaum Yahudi yang telah menyeleweng dari syariat Nabi Musa. Allah berfirman dalam QS. al Ma’idah: 78-79
ِ

Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat dengan lisan (ucapan) Dawud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh
sangat buruk apa yang mereka perbuat.

Nabi Isa AS. berdakwah didaerah al-Jalil (Galilea). Kaum Yahudi memintanya untuk menunjukkan mukjizatnya yang dapat untuk memperkuat dan membenarkan dakwah serta risalahnya. Allah berfrman dalam QS. al-Saff (61): 6

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata: “Wahai Bani Israil Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.”

Surat ali-‘Imran (3): 48-49 juga menjelaskanِ

Dan Dia (Allah) mengajarkan kepadanya (Isa) Al Kitab, hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (dia berkata kepada): " aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, Yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung; lalu aku meniupnya, Maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit kusta; dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah; dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu Makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman.

Nabi Isa AS. atas izin Allah menunjukkan kemukjizatannya yaitu beliau mampu membuat burung dan meniupnya sehingga menjadi hidup, menyembuhkan orang yang buta bawaan hingga bisa melihat lagi, menyembuhkan penyakit kusta, dan menghidupkan orang yang mati.

Beliau menegaskan bahwa kemampuannya adalah atas izin Allah, bukan dari beliau sendiri.sebagai bukti bahwa dia merupakan utusan Allah yang membenarkan kitab Taurat dan mengajak Bani Israil untuk menyembah Allah. Mukjizat dan ajakan Nabi Isa AS. dirasa tidak berhasil untuk menjadikan Bani Israil kembali kejalan yang benar. Keingkaran terhadap dirinya sebagai Rasul dan mereka juga akan menghalangi dakwah Nabi Isa AS. maka berkatalah Nabi Isa AS.

"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk bersama menuju jalan yang mengantar kepada Allah? ‛para Hawariyyin yatu pengikut setia Nabi Isa AS. menjawab ‚kamilah penolong agama Allah yang engkau cari itu, kami akan berjuang bersama engkau, karena kami beriman kepada Allah.

Referensi :

  • M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi (Hidup Bersama Al-Qur’an), (Bandung: Mizan Pustaka, 2013)