Bagaimana keadaan manusia saat mendekati mati?

Kematian

Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan.

Bagaimana keadaan manusia saat sakaratul maut?

Kondisi sekarat dari satu orang ke orang lainnya bisa berbeda-beda tapi ada beberapa pola yang biasanya terjadi secara umum.

Mematikan ‘mesin’ terluar

Mungkin Anda pernah mendengar jika kaki atau tangan sudah dingin ini pertanda ajal sudah dekat? Anggapan tersebut ada benarnya. Semakin mendekati kematian, tubuh akan mematikan “mesin-mesin” di dalam tubuh. Tubuh akan mematikannya dari bagian terluar dahulu dibandingkan organ paling vital, seperti detak jantung, aktivitas kimia di otak, dan pernapasan.

Alhasil, tubuh akan menurunkan sirkulasi darah yang dikirimkan ke anggota gerak, yaitu tangan dan kaki. Dilansir dalam laman Palliative Care South Australia, menurunnya sirkulasi darah ini dimaksudkan untuk cadangan semua darah ke bagian vital, sehingga tangan dan kaki dikorbankan terlebih dahulu. Kondisi ini akan membuat tangan dan kaki akan terasa lebih dingin dibandingkan bagian tubuh lainnya.

Tak bisa lagi bernapas normal

Karena aliran darah menurun, tekanan darah pun akan semakin menurun menjelang kematian. Karena kondisi aliran darah dan tekanan darah, pernapasan pun mengalami perubahan. Biasanya ketika sekarat, seseorang akan bernapas dengan cepat beberapa kali dan diikuti dengan periode tidak bernapas. Kondisi ini dikenal sebagai pernapasan Cheyene-Stokes.

Selain pola nafas berubah, batuk juga bisa menjadi kejadian paling umum jelang kematian. Sebab, cairan tubuh semakin lama akan terbentuk dan terakumulasi di bagian faring. Tumpukan cairan ini bisa menimbulkan getaran pada pernafasan.

Perubahan warna kulit

Selain itu, semakin mendekati ajal terjadi perubahan pada kulit. Warna kulit berubah dari normalnya menjadi rona yang kusam dan lebih gelap. Warna jari di balik kuku juga bisa menjadi kebiruan dan terlihat seperti bukan rona normal warna kuku orang biasanya.

Menurunnya kemampuan sistem saraf

Orang yang mengalami sekarat juga biasanya tetap terjaga tapi tidak responsif. Hal ini terkait dengan kondisi sistem saraf pusat mereka. Sistem saraf pusat adalah sistem yang terkena dampak langsung dari proses tubuh sekarat. Yang termasuk bagian dari sistem saraf pusat adalah sel saraf, otak, dan sumsum tulang belakang.

Seringkali beberapa orang sebelum kematian akan mengalami koma. Orang yang koma diduga masih bisa mendengar apa yang dikatakan meskipun mereka tidak lagi merespon. Mereka juga diduga masih bisa merasakan sesuatu yang membuat mereka sakit, tapi lagi-lagi tidak bisa merespons secara lahiriah.

Telinga menjadi indera terakhir yang berfungsi

Telinga memang menjadi alat indera terakhir yang masih berfungsi sebelum kematian datang. Oleh karena itu, saat membisikan sesuatu di telinga orang yang sekarat mereka masih bisa mendengar meskipun tanpa respon. Alat indera lainnya seperti mata, kulit, lidah, hidung biasanya akan mengalami kerusakan lebih dahulu.

Setelah itu, jika pernapasan berhenti lalu akan diikuti dengan jantung berhenti, disitulah kematian akhirnya terjadi.