Bagaimana karya fotografi tidak hanya disebut karya seni?

Bagaimana karya fotografi tidak hanya disebut karya seni?

1 Like

Karya foto merupakan rekaman visual atas benda, hal, kejadian atau peristiwa
melalui teknik fotografi. Karya foto selain memberi informasi yang cermat, otentik,
juga memiliki nilai dokumenter yang tinggi. Pengguna fotografi dapat dengan cepat
dan mudah mengekspresikan gagasan karena sifat mekanis dari fotografi yang tidak terlalu menuntut pengoperasian yang tinggi serta hampir semua objek di sekitar kita dapat dijadikan subjek dalam karya fotografi secara cepat dan personal. Makin berkembangnya teknologi kamera saat ini dan dengan ditemukannya kamera Digital SLR yang tidak lagi menggunakan film, makin memudahkan fotografer dalam bereksperimen.

Sebuah karya foto dapat dikatakan sebagai karya seni jika di dalamnya tidak hanya sekadar menampilkan gambar saja, namun juga harus dilandasi dengan gagasan/ pikiran terhadap gejala yang ditangkap oleh seorang fotografer ke dalam bentuk yang artistik. Dalam foto yang mempunyai nilai seni, terdapat beberapa aspek yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Aspek-asepek itu antara lain sebagai berikut:

  1. Aspek Ide
    Ide selalu berasal dari rangsangan baik dari melihat, mendengar maupun dalam proses kreatif. Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang timbul dari imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu benda melalui pikiran, dan melaksanakannya melalui proses sehingga masyarakat dapat menikmati dan mungkin memanfaatkannya. Ekspresi yang muncul akibat adanya rangsangan dari luar dan ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan sendiri. Keunikan ekspresi pribadi itulah yang disebut kreativitas.

    Dalam aspek ide, rangsangan dapat berasal dari mana saja, baik dari buku, televisi, internet juga segala hal yang ada di lingkungan sehari-hari. Setelah melihat gambar, tentu akan muncul sebuah ide baru yang sesuai dengan karakter pribadi yang kemudian harus dikembangkan untuk membuat karya seni.

  2. Aspek Teknik
    Aspek teknik yang ada pada fotografi adalah eksposur. Teknik dasar ini yang telah digunakan dalam dunia fotografi di mana saja dan oleh fotografer siapa saja. Peterson (2010) menjelaskan secara sederhana bahwa eksposur merupakan kombinasi dari tiga faktor penting, yaitu aperture (diagfragma), shutter speed (kecepatan rana) dan ISO (sensitivitas media penyimpan). Sejak awal mula fotografi, ketiga faktor inilah yang menjadi inti dari setiap eksposur, meski eksposur itu sudah tepat atau belum, masih saja berlaku sampai sekarang dalam pemakaian kamera digital. Ketiganya dapat disebut sebagai segi tiga fotografi. Kombinasi yang tepat dan sesuai kebutuhan dari ketiga elemen ini akan menentukan kualitas foto yang dihasilkan. Salah satu contoh situasi yang cukup sulit untuk dihadapi adalah malam hari. Pemilihan aperture, shutter speed dan ISO menjadi sangat krusial untuk menghasilkan gambar yang tajam namun tidak berpasir meski tanpa menggunakan tripod.

  3. Aspek Pesan
    Krages (2005) menjelaskan bahwa sangat penting mempunyai tujuan dalam fotografi, meskipun tidak terlalu penting untuk diucapkan. Memikirkan visual sangat berbeda dengan memikirkan kata. Kadang tanpa diucapkan, visual dapat terlihat jelas dan pasti. Ini berarti bahwa memahami konsep yang ingin diungkapkan meski terkadang terbentur masalah saat menjelaskan apa dan mengapa konsep itu ingin diungkapkan. Di dalam konsep seorang fotografer, tentu di dalamnya terdapat sebuah pesan yang ingin disampaikan kepada apresian baik disadari maupun tidak. Aspek pesan ini yang menjadi pelengkap dari 2 aspek sebelumnya, yaitu aspek ide dan aspek teknik.

Referensi

Wibowo, A A. 2015. Fotografi Tak Lagi Sekedar Alat Dokumentasi. Institus Seni Yogyakarta. Vol. IX (2) : 137-142.