Pola asuh memiliki definisi bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga kepada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya. Lalu, apakah ada hubungan teknik pola asuh dengan kelas sosial mereka? Bagaimana kedua hal tersebut bisa berkaitan?
Pikunas (Syamsu, 2005:53) mengemukakan tentang kaitan antara kelas sosial dengan cara atau teknik orang tua dalam mengasuh anak, yaitu bahwa:
-
Kelas bawah (lower class): cenderung leih keras dalam “toilet training” dan lebih sering menggunakan hukuman fisik, dibandingkan dengan kelas menengah. Anak-anak dengan keas bawah cenderung lebih agresif, independen, dan lebih awal dalam pengalaman seksual.
-
Kelas menengah (middle class): cenderung lebih memberikan pengawasan, dan perhatiannya sebagai orang tua. Para ibunya merasa bertanggung jawab terhadap tingkah laku anak-anaknya, dan menerapkan kontrol yang lebih halus. Mereka memiliki ambisi untuk meraih status yang lebih tinggi, dan menekan anak untuk mengejar statusnya melalui pendidikan atau latihan profesional.
-
Kelas atas (upper middle): cenderung lebih memanfaatkan waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan tertentu, lebih memiliki latar belakang pendidikan yang
reputasinya lebih tinggi, dan biasanya senag mengembangkan apresiasi
estetikanya. Anak-anak cenderung memiliki rasa percaya diri, dan cenderung bersikap memanipulasi aspek realita.