Bagaimana kaitan antara Rennaissance dengan humanisme?

Jembatan antara abad pertengahan dan zaman modern disebut dengan istilah Renaissance yang berarti kelahiran kembali. Secara etimologi Renaissance berasal dari bahasa Latin yaitu kata Re berarti kembali dan naitre berarti lahir. Secara bebas kata Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang diilhami oleh kebudayaan Eropa Klasik (Yunani dan Romawi) yang lebih bersifat duniawi.

Renaissance awalnya dimulai di Italia. Setelah runtuhnya Romawi Barat tahun 476 M, Italia mengalami kemunduran, kota-kota pelabuhan menjadi sepi. Selama abad 8-11 M perdagangan di laut Tengah dikuasai oleh pedagang muslim. Sejak berlangsung perang salib (abad 11-13) pelabuhan-pelabuhan di Italia menjadi ramai kembali untuk pemberangkatan pasukan perang salib ke Palestina. Setelah perang salib berakhir pelabuhan-pelabuhan tersebut berubah menjadi kota dagang yang berhubungan kembali dengan dunia timur. Muncullah Republik dagang di Italia seperti Genoa, Florence, Venesia, Pisa di Milano. Kota-kota ini dikuasai oleh para pengusaha serta pemilik modal yang kaya raya disebut golongan borjuis antara lain keluarga Medicci dari Florence. Mereka mendorong terjadinya pendobrakan terhadap pola-pola tradisional dari abad pertengahan.

Secara terminologi renaissance adalah timbulnya revolusi pandangan hidup orang-orang Eropa dari zaman pertengahan ke zaman barunya, melalui proses peralihan yang sangat cepat. Middle Age merupakan zaman di mana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasi gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh raja-raja. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereja akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, inquisi terhadap Nicolaus Copernicus (1473-1543) karena teori tata suryanya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari galaksi. Lewat penelitian astronomisnya, menghasilkan otoritas astronomi tradisional yang didominasi oleh teori Aristoteles dan Ptolemaeus yang menolak bahwa bumi adalah pusat semesta. Konsep-konsep kuno itu menjadi masuk akal setelah dalam bukunya De Revolutionibus Orbium Coelestium (tentang peredaran benda-benda angkasa, baru terbit tahun 1687), menunjukan secara matematis bahwa bumi mengitari matahari sebagai pusat semesta. Bahwa penemuan Copernicus ini mengguncangkan kemapanan penafsiran relijius, saat paling jelas ditampilkan dalam peristiwa Galileo-Galilei (1564-1642). Astronom jenius ini berhasil membuktikan kebenaran teori Copernicus lewat teleskop temuannya pada tahun 1610. Karena dianggap menyebarkan teori Heliosentrisme itu dalam bukunya Dialogo (Dialog mengenai dua sistem utama tentang dunia, 1632 M), dia dipanggil ke Roma, sampai akhirnya dihukum oleh inquisitor (Intelejen Gereja) dengan dicukil matanya. Yang berkembang dalam kasus ini tak lain dari pada observasi empiris, sebuah metode yang sangat sentral bagi perkembangan sains modern, tetapi hal ini bertolak belakang dari keimanan gereja.

Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan mendapat doktrinasi darigereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu gerakan filsafat yang dilandasi pada theologi dan untuk alat pembenaran agama.3

Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan kerajaan atas saran dari gereja, maka timbullah sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyhuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat renaissance .

Menurut Prancis Michel De Certeau renaissance muncul karena bubarnya jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali dan menyatukan kembali masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik visual, dengan cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan pencitraan dan mistisisme yang diambil dari pemikiran budaya klasik dengan harapan dapat mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama).4

Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan, mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya sistem stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Timbul kemauan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama, sehingga menemukan kemandirian demi kemajuan. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan humanisme sebagai arus utama pemikiran filosofi. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance menjadi menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.

Renaissance lahir sekitar abad ke 15-16 M, tatkala kaum intelektual, politik, dan seniman di daratan Eropa serentak bertekad untuk mengadakan suatu gerakan pembaharuan yang menginginkan kebebasan berpikir untuk merubah doktrin agama yang dirasakan sangat mengekang kemerdekaan batin.

Perkembangan pertama renaissans terjadi di kota Firenze. Keluarga Medici yang memiliki masalah dengan sistem pemerintahan kepausan menjadi penyokong keuangan dengan usaha perdagangan di wilayah Mediterania. Hal ini membuat para intelektual dan seniman memiliki kebebasan dan mendapatkan perlindungan dari serangan gereja. Keleluasaan ini didukung oleh tidak adanya kekuasaan dominan di Firenze. Kota ini dipengaruhi oleh bangsawan dan pedagang. Dari sini, kemudian renaissance menjalar ke daratan Eropa lainnya.

Adapun sebab utama lahirnya renaissance adalah karena keterkejutan orang-orang Eropa menyaksikan ambruknya imperium Romawi Timur oleh kaum Muslimin, terutama dengan peristiwa jatuhnya Konstantinopel yang menghasilkan penaklukan Kerajaan Turki atas Romawi Timur (Byzantium) pada tahun 1453 M. Romawi Timur (Byzantium) adalah

Kerajaan Eropa yang besar, perkasa dan termaju. Lambang supremasi Kaum Nasrani Eropa. Kemegahan gereja Eropa untuk sebagian besar diandalkan kepada Byzantium. Jatuhnya kekaisaran Byzantium atau Romawi Timur di Konstantinopel membangkitkan semangat Eropa. Sebelumnya mereka hampir putus asa setelah mengalami serangan bangsa Mongol atas Konstantinopel, menelan pahitnya kekalahan mereka dengan dikuasainya Spanyol dan Portugal oleh umat Islam, lalu menyusul penaklukan kaum Muslimin atas negeri-negeri Bulgaria, Yugoslavia, Rumania dan seluruh Balkan oleh kekhalifahan Islam.

Melalui renaissance seluruh kebudayaan Barat seolah dibangunkan dari tidur nyenyak abad pertengahan. Manusia mulai mempelajari hakikat diri dan alam semesta sebagai pusat kenyataan. Pada periode yang berkisar antara abad 14 dan 16 ini, manusia menganggap dirinya tidak lagi sebagai Victor Mundi (orang yang berziarah didunia ini), melainkan sebagai Faber Mundi (orang yang menciptakan dunianya). Tiga faktor yang mempercepat perkembangan baru Pada masa renaissance adalah tiga penemuan : mesiu, seni cetak dan kompas. Mesiu berarti runtuhnya kekuasaan feudal dimana senjata dapat dimiliki oleh kaum proletar. Seni cetak berarti pengetahuan tidak lagi milik ekslusif suatu elit, melainkan terbuka untuk semua orang. Kompas berarti navigasi telah aman dan memungkinkan orang-orang Eropa untuk berlayar dan memperluas horison Barat kearah dunia yang baru di Timur .

Pada masa renaissance manusia menemukan kesadaran akan dua hal, yaitu: dunia dan dirinya sendiri. Pengenalan diri berarti sadar akan nilai pribadi dan kekuatan individual. Ahli waris gerakan renaissance adalah Humanisme. Istilah humanisme berasal dari kata human yang berarti manusia. Aliran pemikiran ini menekankan Value (nilai) dan Dignity (martabat) manusia diatas segala-galanya, serta menjadikan kepentingan manusia sebagai ukuran kebenaran mutlak. Nicola Abagnano mendefenisikannya sebagai berikut:

Humanism is the philosophical and literary movement which originated in Italy in the second half of fourteenth century and diffused into other countries of Europe, coming to constitute one of the actors of modern culture. Humanism is also any philosophy which recognizes the value or dignity of man and makes him the measure of all things or somehow takes human nature, its limits, or its interests as its themes

Berikut ini adalah beberapa tema-tema dari humanisme:

  • Freedom
    Institusi-institusi Pada abad pertengahan seperti gereja, feudalisme, dan kekaisaran telah merekayasa pandangan masyarakat kepada satu cosmic yang merendahkan dan memasung kebebasan berfikir. Gerakan Humanisme adalah usaha untuk menumbangkan otonomi dari kekuasaan-kekuasaan tersebut.

  • Naturalisme
    Pandangan bahwa manusia adalah bagian terpenting dari alam semesta. Meskipun thesis Humanisme mengangkat jiwa manusia sebagai kekuatan untuk pembebasan (the power of freedom), namun pendukungnya tidak pernah melupakan badan dan kesenangan lahiriah lewat penaklukan terhadap alam sebagai objek dari proyek-proyek manusia, dengan - untuk sementara - menangguhkan perhatian terhadap hal-hal yang bersifat meta-alam.

  • Perspektif Sejarah
    Kaum humanis Eropa. menemukan kesadaran untuk bangkit lewat cara penggalian terhadap nilai-nilai rasional filsafat Yunani. Mereka berusaha menemukan seni berfikir dan bertindak lewat penalaran Aristoteles dan dukungan metodologi sains modern untuk rekayasa masa depan.

  • Pengagungan terhadap Sains
    Bahwa kesulitan manusia lebih banyak ditimbulkan oleh kelemahan dalam memahami dan menaklukkan alam, make. explorasi dan experimentasi sains ilmiah dan penemuan yang dihasilkannya dianggap lebih utama daripada doktrip Gerejani yang tidak humanistik dan rasional.