Bagaimana jika masuk jurusan karena faktor orang tua?

jurusan kuliah

Apa yang harus dilakukan jika kita masuk di sebuah jurusan kuliah karena paksaan orang tua sedangkan kita sedikitpun tidak memiliki keinginan masuk jurusan itu, tidak mempunyai dasar di jurusan itu dan selama kuliah merasa tidak nyaman… stress… sakit dll… apakah perlu memperjuangkan masuk di jurusan kuliah yang kita mau tahun depan ?

BIG NO… Itulah jawaban yang paling sesuai untuk pertanyaan “memilih jurusan karena paksaan orang tua”. Terutama apabila kamu sudah benar-benar tau program studi yang menjadi passion kamu. Apapun program studinya.

Sering kita terjebak untuk memilih program studi yang sedang tren, tanpa mengetahui sebetulnya passion apa yang ada didalam diri anda. Mungkin itu juga yang menjadi dasar pemikiran orang tua kenapa mereka merekomendasikan salah satu program studi untuk anda pilih.

Tidak ada yang salah dengan hal itu, karena bayangan orang tua, ketika anda mengambil program studi yang sedang tren, maka anda akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk menjadi sukses. Tidak ada orang tua yang tidak ingin melihat anaknya sukses.

Tetapi terkadang mereka lupa, bahkan banyak juga mahasiswa yang lupa, bahwa passion merupakan kunci utama kesuksesan dalam perkuliahan maupun pekerjaan nantinya. Tanpa passion, walaupun mengambil program studi yang sedang tren, akan sangat sulit untuk mencapai kesuksesan. Sama seperti yang anda sampaikan, yang anda rasakan hanya ketidaknyamanan, stress, sakit dan lain sebagainya. Dan yang lebih menakutkan lagi adalah, hal tersebut (program studi) anda jadikan alasan atas ketidaksuksesan anda.

So… yang terpenting adalah, ketahuilah dulu passion anda di bidang apa. Kenali diri anda dan kenali program studi yang akan anda pilih. Banyak sekali informasi-informasi terkait dengan gambaran besar sebuah program studi.

Sebagai contoh, saya punya teman, waktu SMA sangat pandai, terutama di mata pelajaran matematika, fisika, kimia dan biologi (IPA). Tetapi ketika kuliah, dia mengambil program studi Budidaya Perikanan, walaupun program studi tersebut kalah populer dibandingkan dengan Kedokteran, Teknik dan Komputer. Saya yakin, karena kepandaiannya, dia mampu untuk masuk ke program studi tersebut.

Ketika saya tanya, kenapa memilih program studi yang kurang populer, dia menjawab, “karena saya ingin menjadi pengusaha di bidang perikanan”. Saat ini apa yang dia inginkan sudah tercapai, dia mempunyai perusahaan besar di bidang budidaya perikanan.

Kesuksesan dia dipengaruhi karena passion-nya dan pengetahuannya terkait dengan Gambaran Besar cita-cita dia.

Bagaimana dengan anda ? Apakah anda sudah tau passion dan gambaran besar cita-cita anda ? Kalau iya, perjuangkan pilihan anda ke orang tua anda. Tidak ada salahnya anda pindah jurusan di tahun kedua, dibandingkan anda tetapi di jurusan yang mungkin anda benci, sehingga tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Tetapi kalau tidak, mungkin anda dapat mengambil plan B, yaitu membuat diri anda mempunyai passion di bidang (program studi) yang anda jalani saat ini.

Saya kebetulan skrg masih semester awal jurusan teknik indsutri dan saya merupakan lulusan paket c jurusan IPS… saya sangat susah sekali mbak untuk menjalani hari2 di kampus tetapi orang tua saya tidak peduli dengan keadaan saya.

Nah apakah perlu saya test bakat minat atau konsultasi dgn psikolog untuk mencari jaan keluar yg baik?

Saya ingin mengambil jurusan hukum dari awal entah kenapa tiba2 orang tua saya melihat teknik industri ini prospek kerjanya mampu dan ketika saya menolak orang tua merasa saya tidak bisa diatur dan merasa jurusan hukum susah mencari kerja dibandingkan dengan jurusan teknik. Dimana 2 bulan ini saya harus beradaptasi dengan susah payah untuk mengikuti mata kuliah Tentang fisika kimia dan matematika anak IPA yang dasarnya sudah dienyam di SMA…

Entah kenapa saya merasa kesulitan sekali walaupun saya sudah berusaha tapi ortu tetap merasa saya tidak berusaha sama sekali

Saya sangat setuju dengan pilihan kedua, yaitu konsultasi dengan psikolog karena tes bakat minat terkadang tidak bisa menentukan detail program studi yang tepat. Misalnya hasil tes anda menunjukkan kecondongan anda ke bidang seni rupa, maka anda masih harus memutuskan untuk masuk ke program studi arsitektur, seni rupa atau desain komunikasi visual dan lain sebagainya.

Saran saya, sebaiknya anda juga mengajak orang tua anda dalam salah satu sesi dengan psikolog. Biasanya di kampus ada unit khusus (psikolog .red), dimana anda dapat berkonsultasi langsung khusus tentang pemilihan jurusan.

Saya punya teman, yang kasusnya hampir sama dengan anda. Dia lulusan IPA dengan nilai yang bagus waktu SMA, dan diterima di salah satu program studi paling favorit untuk Jurusan IPA. Di tahun pertama, dia mendapatkan IPK yang bagus, tetapi dia merasa program studi ini tidak cocok dengannya. Ketika memilih program studi tersebut, faktor ayah sangat dominan. Awalnya dia berkonsultasi sendiri dengan psikolog yang ada di kampus, setelah itu, konsultasi bersama dengan ibunya, dan di sesi terakhir, kedua orangtuanya hadir bersama anak untuk melakukan konsultasi dengan psikolog. Akhirnya ayahnya setuju untuk mengikuti pilihan anaknya pindah program studi yang memang diminatinya.

Kembali ke permasalahan anda, ketika anda sudah merasa tertekan dengan bidang yang anda ambil saat ini, kemungkinan besar memang anda tidak mempunyai passion di bidang tersebut, terlepas anda berasal dari jurusan IPS, dan sekarang mengambil jurusan IPA (Teknik).

Pandangan orangtua anda juga tidak salah, karena memang “peluang” kerja di bidang teknik Industri sangat terbuka luas, sedangkan di bidang hukum lebih banyak bekerja secara mandiri, misalnya menjadi pengacara atau notaris, dan merintis usaha sendiri jauh lebih susah, untuk ukuran finansial, dibandingkan menjadi seorang profesional di perusahaan besar. Jadi tidak ada yang salah dengan orang tua anda.

Tolong pikirkan secara mendalam terkait dengan keputusan yang akan anda ambil, misalnya anda pindah program studi pun, pikir dulu dengan matang terkait program studi yang akan dipilih. Sangat banyak lulusan SMA yang “merasa” salah ambil jurusan ketika dia berada di bangku kuliah.

Misalnya, karena suka main games, otak-atik photoshop dan aplikasi-aplikasi komputer, dia lalu menyimpulkan bahwa passion dia di bidang komputer. Begitu juga dengan gambar yang pernah viral kemarin, ada mahasiswa baru yang beralasan mengambil program studi hukum karena ingin seperti Hotman Paris.

Tetapi di sisi yang lain, anda sendiri tidak perlu merasa khawatir bahwa ketika anda mengambil suatu program studi, maka karir anda harus sama persis dengan program studi yang anda ambil. Banyak sekali contoh yang membuktikannya. Misalnya Mark Zuckerberg, walaupun lulusan Ilmu Komputer, saat ini karirnya lebih banyak berbicara masalah manajemen, karena dia menjadi CEO Facebook. Begitu juga dengan Jack Ma, walaupun lulusan Bahasa Inggris, tetapi sekarang menjadi pengusaha IT terbesar di Cina.

Tujuan utama di kampus adalah mengasah pola pikir dan cara berpikir seseorang.

Memang, ketika anda sudah menemukan bidang yang sesuai dengan passion anda sejak dini, maka anda bisa jauh lebih cepat berkembang dibandingkan ketika anda “terjebak” di bidang yang anda sendiri tidak mempunyai passion, bahkan merasa tertekan.