Bagaimana interaksi transmisi moneter dan proses perputaran uang di pasar keuangan ?

Perputaran-Uang-bandung-ekspres

Bagaimana interaksi transmisi moneter dan proses perputaran uang di pasar keuangan ?

Interaksi melalui pasar keuangan terjadi karena di satu sisi bank sentral
melakukan pengendalian moneter melalui transaksi keuangan yang
dilakukan dengan perbankan sesuai dengan arah dan sasaran kebijakan
moneter yang telah ditetapkannya. Sementara di sisi lain, perbankan dan
lembaga keuangan lainnya melakukan transaksi keuangan untuk portfolio
investasinya baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabahnya. Interaksi ini dapat terjadi baik melalui pasar uang rupiah,
pasar uang valuta asing, maupun pasar modal. Adanya interaksi antara
bank sentral dengan perbankan seperti ini akan berpengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan volume maupun
harga-harga (suku bunga, nilai tukar, yield obligasi ataupun harga saham)
yang terjadi di ketiga pasar keuangan tersebut.
Secara lebih rinci terjadinya interaksi antara bank sentral dengan
perbankan dan pengaruhnya terhadap pasar keuangan dapat dijelaskan
sebagai berikut. Interaksi di pasar uang rupiah terjadi ketika bank sentral,
dalam melaksanakan kebijakan moneternya untuk mencapai sasaran akhir,
melakukan operasi moneter untuk mencapai sasaran operasional yang
ditetapkan, apakah target uang primer atau suku bunga jangka pendek.5
Sementara itu, bank-bank dalam pengelolaan likuiditasnya melakukan
transaksi di pasar uang rupiah untuk menjaga posisi rekeningnya di bank
sentral (bank reserve position) sesuai dengan ketentuan GWM yang
ditetapkan, penanaman dana dalam surat-surat berharga, maupun untuk
pinjam-meminjam antarbank (PUAB). Interaksi demikian akan
berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga jangka pendek seperti
suku bunga PUAB dan SBI, posisi uang primer danbank reserve, transaksi
dan posisi investasi pada sekuritas jangka pendek seperti volume PUAB,
SBI, dan Treasury bills. Sebagai contoh, dalam hal bank sentral ingin
melakukan pelonggaran kebijakan moneternya, ekspansi moneter yang
dilakukannya akan meningkatkan likuiditas di pasar uang rupiah sehingga
suku bunga SBI dan PUAB akan menurun.
Interaksi di pasar uang valuta asing terjadi ketika di satu sisi bank
sentral dalam kondisi tertentu perlu melakukan sterilisasi atau intervensi
di pasar valuta asing sebagai bagian dari operasi moneter untuk mencapai
sasaran operasional yang ditetapkan dan sekaligus dalam rangka upaya
stabilisasi nilai tukar. Di sisi lain, bank-bank dalam operasinya melakukan
transaksi valuta asing baik untuk kepentingannya sendiri ataupun untuk
memenuhi permintaan nasabahnya. Interaksi antara bank sentral dan
perbankan ini akan berpengaruh terhadap perkembangan nilai tukar dan
volume transaksi valuta asing maupun posisi cadangan devisa yang
dimiliki bank sentral dan perbankan. Sebagai contoh, apabila bank sentral
ingin menstabilkan nilai tukar yang sedang melemah, intervensi yang
dilakukannya akan menambah pasokan valuta asing di pasar sehingga
nilai tukar dapat kembali menguat dan stabil.
Interaksi antara bank sentral dengan perbankan di pasar uang rupiah
dan valuta asing tersebut akan berpengaruh pula terhadap perkembangan
di pasar modal. Hal ini terjadi karena investor pada umumnya menanamkan
dananya dalam suatu portfolio investasi yang terdiri dari instrumen atau
produk yang ditransaksikan di pasar uang, pasar valas, dan pasar modal.
Portfolio investasi dimaksud meliputi tidak saja saham dan obligasi
korporasi, tetapi juga simpanan di bank baik dalam rupiah maupun valuta
asing, SBI, obligasi pemerintah ataupun Treasury bills. Dengan demikian,
pergerakan likuiditas, volume transaksi, suku bunga, dan nilai tukar di
pasar uang berpengaruh pula pada perkembangan harga dan volume
perdagangan saham dan obligasi korporasi di pasar modal.