Bagaimana hubungan China dan Amerika dalam The Postwar Context?

Pada Revolusi Industri 4.0 saat sekarang ini, dua negara di dunia muncul sebagai negara superpower yang menjadi pusat perkembangan ekonomi dunia, yaitu Negara China dan Amerika. Namun, bagaimana hubungan antara China dan Amerika khususnya pada The Postwar Context?

Dalam Review The Sino – US Relationship dari Asia Pasific and World Politics (2007) oleh Derek McDougall mengatakan bahwa di dalam konteks Postwar, hubungan Sino (China) - US sudah dimulai dari tahun 1949 saat PRC (Peoples Republic of China) berdiri. Amerika Serikat melihat hal ini sebagai sebuah ancaman karena ada unsur komunisme yang ingin dibendung oleh AS dengan containment policy-nya.

AS disini melihat Cina sebagai major threat bagi keamanan di Asia Pasifik dan begitu juga sebaliknya, Cina melihat AS sebagai major threat bagi Cina karena AS seolah membangun benteng penyerang disekeliling Cina. AS disini dikatakan menaruh perhatian besar pada Cina karena dipengaruhi oleh adanya hubungan konflik yang rumit antara Sino Soviet. Hal ini semakin menarik perhatian AS disekitar tahun 1960 dan AS kemudian mengintervensi Vietnam war karena melihat bahwa penyebaran komunisme disana akan mempermudah ekspansi Cina. Kemudan diakhir abad ke 60an saat pemerintahan Presiden Nixon, terjadi perubahan arah kearah peningkatan hubungan AS dengan Cina sebagai salah satu strategi untuk stabilitas politik internasional seperti memfasilitasi penyelesaian perang Vietnam. Dalam menanggapi hubungan ini, sebagian elemen radikal di Cina lebih memilih untuk menolak “imperialism” dan “social imperialism” tetapi disisi lain, elemen dominan setuju dengan terbukanya hubungan dengan AS karena alasan untuk menghindari konflik berkepanjangan dengan AS dan USSR.

Membaiknya hubungan AS dan Cina ini kemudian dikenal dengan “rapprochement” yang ditandai dengan penanda-tanganan Shanghai Communique di bulan Februari 1972. Dimulainya hubungan US-Sino ini juga dilihat sebagai sebuah cara pembendungan kekuatan komunis yaitu USSR dengan melakukan kerjasama dengan kekuatan komunisme lain yaitu Cina. Di tahun 1978 saat kepemimpinan Presiden Carter, AS dan PRC sepakat untuk melakukan normalisasi diplomatik penuh. Hal ini juga berkaitan dengan hubungan diplomatik AS dengan ROC (Republic of China) di Taiwan dengan dibuatnya Taiwan Relations Act tahun 1979. Hubungan Sino - US yang telah mengalami dinamika naik turun dimana Cina pernah diperlakukan special tetapi kemudian seiring perkembangan great power lainnya hubungan Sino – US menurun karena keistimewaan terhadap Cina seolah berkurang. Meskipun berkurang, tetapi AS tetap menyatakan bahwa Cina memiliki posisi yang penting dan strategis.